Sampel makanan di Pasar Imogiri diuji BPOM Yogyakarta
18 Desember 2018 22:19 WIB
Petugas Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Yogyakarta memeriksa sampel bahan makanan di Pasar Beringharjo, DI Yogyakarta, Kamis (28/6/2018). Pemeriksaan tersebut bertujuan untuk mengantisipasi beredarnya makanan yang mengandung bahan pengawet serta tak layak konsumsi di pasar tradisional Yogyakarta. (ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah)
Bantul, Yogyakarta, (ANTARA News) - Balai Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Yogyakarta melakukan pengujian laboratorium terhadap sampel beberapa makanan dan jajanan yang dijual di Pasar Imogiri, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, guna memastikan keamanan pangannya.
"Kegiatan ini bagian dari Tim Pengendali inflasi Daerah (TPID) DIY dan BPOM Yogyakarta sebagai anggota dari TPID melaksanakan tugas dari sisi keamanan pangan yang beredar di pasaran," kata Pengawas Farmasi Makanan Fungsional BPOM Yogyakarta, Rossy Hertati di Pasar Imogiri, Selasa.
Pengujian terhadap sampel makanan dan jajanan di pasar tradisional itu dilaksanakan di mobil operasional BPOM yang sudah dilengkapi peralatan laboratorium. Di sisi lain TPID DIY sedang mempersiapkan pemantauan harga pangan.
Rossy mengatakan, setidaknya ada sekitar 25 sampel makanan dan jajanan yang diuji di laboratorium, baik itu makanan di kios pasar dan jajanan pasar seperti mie, bakso, kerupuk dan lain-lain yang warnanya mencolok.
"Kami melakukan pengujian laboratorium dari sisi keamanannya, untuk diketahui kandungannya apakah menggunakan bahan berbahaya dalam makanan tersebut, terutama yang warna merah muda, juga apakah menggunakan formalin maupun boraks," katanya.
Menurut dia, pengujian sampel makanan yang dijual di pasar tradisional ini dalam rangka menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru yang berdasarkan pengalaman tahun sebelumnya terjadi peningkatan baik pasokan maupun permintaan masyarakat terhadap pangan tersebut.
"Oleh karena itu BPOM melakukan pengawasan dan intensifikasi dr sisi mutu dan keamanan pangan. Sebenarnya pengawasan keamanan pangan rutin dilakukan, hanya menjelang momen Natal dan Tahun Baru diintensifkan," katanya.
Dia mengatakan, dalam melakukan pengujian laboratorium terhadap sampel makanan itu tidak dapat langsung diketahui hasilnya dan membutuhkan proses. Namun temuan bahan berbahaya dalam pangan di wilayah DIY secara umum berkurang.
"Hasilnya belum karena masih diproses, namun secara umum penyalahgunaan bahan berbahaya bagi makanan terjadi penurunan dari tahun ke tahun," demikian Rossy Hertati.
Baca juga: Pasar Imogiri Bantul raih sertifikat SNI setelah jalani audit
Baca juga: Yogyakarta gelar festival jajanan pasar
"Kegiatan ini bagian dari Tim Pengendali inflasi Daerah (TPID) DIY dan BPOM Yogyakarta sebagai anggota dari TPID melaksanakan tugas dari sisi keamanan pangan yang beredar di pasaran," kata Pengawas Farmasi Makanan Fungsional BPOM Yogyakarta, Rossy Hertati di Pasar Imogiri, Selasa.
Pengujian terhadap sampel makanan dan jajanan di pasar tradisional itu dilaksanakan di mobil operasional BPOM yang sudah dilengkapi peralatan laboratorium. Di sisi lain TPID DIY sedang mempersiapkan pemantauan harga pangan.
Rossy mengatakan, setidaknya ada sekitar 25 sampel makanan dan jajanan yang diuji di laboratorium, baik itu makanan di kios pasar dan jajanan pasar seperti mie, bakso, kerupuk dan lain-lain yang warnanya mencolok.
"Kami melakukan pengujian laboratorium dari sisi keamanannya, untuk diketahui kandungannya apakah menggunakan bahan berbahaya dalam makanan tersebut, terutama yang warna merah muda, juga apakah menggunakan formalin maupun boraks," katanya.
Menurut dia, pengujian sampel makanan yang dijual di pasar tradisional ini dalam rangka menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru yang berdasarkan pengalaman tahun sebelumnya terjadi peningkatan baik pasokan maupun permintaan masyarakat terhadap pangan tersebut.
"Oleh karena itu BPOM melakukan pengawasan dan intensifikasi dr sisi mutu dan keamanan pangan. Sebenarnya pengawasan keamanan pangan rutin dilakukan, hanya menjelang momen Natal dan Tahun Baru diintensifkan," katanya.
Dia mengatakan, dalam melakukan pengujian laboratorium terhadap sampel makanan itu tidak dapat langsung diketahui hasilnya dan membutuhkan proses. Namun temuan bahan berbahaya dalam pangan di wilayah DIY secara umum berkurang.
"Hasilnya belum karena masih diproses, namun secara umum penyalahgunaan bahan berbahaya bagi makanan terjadi penurunan dari tahun ke tahun," demikian Rossy Hertati.
Baca juga: Pasar Imogiri Bantul raih sertifikat SNI setelah jalani audit
Baca juga: Yogyakarta gelar festival jajanan pasar
Pewarta: Hery Sidik
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2018
Tags: