Angkasa Pura I peroleh pendanaan Rp5 triliun untuk pengembangan bandara
18 Desember 2018 11:38 WIB
Direktur Utama PT Angkasa Pura I Faik Fahmi memberikan sambutan dalam penandatanganan akta perjanjian pembiayaan belanja modal senilai Rp5 triliun di Jakarta, Selasa (18/12/2018). (ANTARA News/Calvin Basuki)
Jakarta (ANTARA News) - PT Angkasa Pura I (Persero) mendapatkan dukungan pendanaan senilai Rp5 triliun berupa pinjaman dari bank dan lembaga keuangan nonbank untuk pengembangan bandara.
Direktur Utama Angkasa Pura I Faik Fahmi dalam penandatanganan akta perjanjian pembiayaan belanja modal di Jakarta, Selasa, menjelaskan bahwa pihaknya menghadapi pertumbuhan penumpang yang lebih tinggi dari kemampuan penyediaan kapasitas.
Untuk mengatasi hal tersebut, maka dilakukanlah pembangunan dan pengembangan bandara. Faik menjelaskan Angkasa Pura I saat ini mengelola 13 bandara dan sembilan di antaranya dalam tahap pengembangan.
"Kami harap melalui penandatanganan perjanjian ini dapat mendukung peningkatan kinerja bisnis, meningkatkan kualitas Iayanan, dan kepuasan pengguna jasa di bandara yang kami kelola," ujarnya.
Ia menjelaskan fasilitas kredit Rp5 triliun bertenor Iebih dari 10 tahun dengan grace period lima tahun tersebut merupakan bagian dari rencana pemenuhan pendanaan untuk pengembangan bandara Angkasa Pura l di 2018 dan sebagian di 2019.
Pendanaan tersebut bersumber dari PT Bank Tabungan Negara (BTN) senilai Rp2 triliun, PT Sarana Multi Infrastruktur senilai Rp2 triliun, dan PT Bank BRI Syariah senilai Rp1 triliun.
Faik mengatakan pihaknya juga akan merencanakan pendanaan eksternal sebesar Rp13 triliun bersumber dari pinjaman lembaga keuangan dan penerbitan obligasi. Rencana pendanaan tersebut untuk mendukung rencana total belanja modal sebesar Rp17,53 triliun di 2019.
Dalam rencana jangka panjangnya, Angkasa Pura I merencanakan belanja modal senilai Rp76 triliun untuk 2019-2023. Pendanaan rencana belanja modal tersebut direncanakan melalui pinjaman dari Iembaga keuangan, penerbitan obligasi, sekuritisasi aset dan kerja sama mitra strategis.
Direktur Utama BTN, Maryono, mengatakan pihaknya memberikan komitmen pendanaan sebesar Rp2 triliun sebagai bentuk sinergi BUMN dan komitmen BTN untuk mendukung pembangunan infrastruktur.
Dalam kerja sama ini, BTN memberikan fasilitas pembiayaan (non-revolving loan) kepada Angkasa Pura I untuk aktivitas usaha, pengembangan bandara dan investasi rutin. Pembiayaan sektor infrastruktur tersebut akan terus ditingkatkan dengan membuka kerja sama dengan BUMN Iain.
Sementara Direktur Utama PT SMI, Emma Sri Martini, menyatakan bahwa kerja sama dengan Angkasa Pura I merupakan yang kedua kali dilaksanakan untuk mendanai pengembangan bandara-bandara.
Hal ini memungkinkan PT SMI mendukung terwujudnya konektivitas antardaerah dan menjembatani kebutuhan pembangunan infrastruktur pada sektor bandara di Indonesia sebesar Iebih dari Rp364 triliun.
Baca juga: Utang luar negeri Indonesia naik 5,3 persen jadi Rp5.227 triliun
Baca juga: AP I Kebut Pengembangan 12 Bandara Dorong Perekonomian Daerah
Baca juga: AP I siapkan Rp500 miliar kembangkan tiga bandara
Direktur Utama Angkasa Pura I Faik Fahmi dalam penandatanganan akta perjanjian pembiayaan belanja modal di Jakarta, Selasa, menjelaskan bahwa pihaknya menghadapi pertumbuhan penumpang yang lebih tinggi dari kemampuan penyediaan kapasitas.
Untuk mengatasi hal tersebut, maka dilakukanlah pembangunan dan pengembangan bandara. Faik menjelaskan Angkasa Pura I saat ini mengelola 13 bandara dan sembilan di antaranya dalam tahap pengembangan.
"Kami harap melalui penandatanganan perjanjian ini dapat mendukung peningkatan kinerja bisnis, meningkatkan kualitas Iayanan, dan kepuasan pengguna jasa di bandara yang kami kelola," ujarnya.
Ia menjelaskan fasilitas kredit Rp5 triliun bertenor Iebih dari 10 tahun dengan grace period lima tahun tersebut merupakan bagian dari rencana pemenuhan pendanaan untuk pengembangan bandara Angkasa Pura l di 2018 dan sebagian di 2019.
Pendanaan tersebut bersumber dari PT Bank Tabungan Negara (BTN) senilai Rp2 triliun, PT Sarana Multi Infrastruktur senilai Rp2 triliun, dan PT Bank BRI Syariah senilai Rp1 triliun.
Faik mengatakan pihaknya juga akan merencanakan pendanaan eksternal sebesar Rp13 triliun bersumber dari pinjaman lembaga keuangan dan penerbitan obligasi. Rencana pendanaan tersebut untuk mendukung rencana total belanja modal sebesar Rp17,53 triliun di 2019.
Dalam rencana jangka panjangnya, Angkasa Pura I merencanakan belanja modal senilai Rp76 triliun untuk 2019-2023. Pendanaan rencana belanja modal tersebut direncanakan melalui pinjaman dari Iembaga keuangan, penerbitan obligasi, sekuritisasi aset dan kerja sama mitra strategis.
Direktur Utama BTN, Maryono, mengatakan pihaknya memberikan komitmen pendanaan sebesar Rp2 triliun sebagai bentuk sinergi BUMN dan komitmen BTN untuk mendukung pembangunan infrastruktur.
Dalam kerja sama ini, BTN memberikan fasilitas pembiayaan (non-revolving loan) kepada Angkasa Pura I untuk aktivitas usaha, pengembangan bandara dan investasi rutin. Pembiayaan sektor infrastruktur tersebut akan terus ditingkatkan dengan membuka kerja sama dengan BUMN Iain.
Sementara Direktur Utama PT SMI, Emma Sri Martini, menyatakan bahwa kerja sama dengan Angkasa Pura I merupakan yang kedua kali dilaksanakan untuk mendanai pengembangan bandara-bandara.
Hal ini memungkinkan PT SMI mendukung terwujudnya konektivitas antardaerah dan menjembatani kebutuhan pembangunan infrastruktur pada sektor bandara di Indonesia sebesar Iebih dari Rp364 triliun.
Baca juga: Utang luar negeri Indonesia naik 5,3 persen jadi Rp5.227 triliun
Baca juga: AP I Kebut Pengembangan 12 Bandara Dorong Perekonomian Daerah
Baca juga: AP I siapkan Rp500 miliar kembangkan tiga bandara
Pewarta: Calvin Basuki
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2018
Tags: