Kebun Raya Bogor ditutup sementara akibat potensi angin kencang
18 Desember 2018 06:46 WIB
Illustrasi: Wisatawan sedang menikmati suasana alam di Kebun Raya Bogor dengan latar Istana Bogor di kawasan Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor (KRB) di Kota Bogor, Jawa Barat. (ANTARA FOTO/Jafkhairi)
Bogor (ANTARA News) - Manajemen Pusat Konservasi Tumbuhan (PKT) Kebun Raya LIPI menutup sementara Kebun Raya Bogor karena faktor cuaca, terutama potensi angin kencang yang melanda wilayah Bogor, Jawa Barat, jelang akhir tahun ini.
"Ini upaya pencegahan, menjaga keselamatan pengunjung, sementara operasional Kebun Raya Bogor ditutup sampai batas waktu yang tidak ditentukan," kata Staf Humas PKT Kebun Raya LIPI, Ayi Donni Darussalam, kepada Antaranews, di Bogor, Jawa Barat, Senin malam.
news
Doni menjelaskan, penutupan Kebun Raya Bogor telah dilakukan sejak Minggu (16/12) kemarin tepatnya sekitar pukul 14.00 WIB saat angin kencang melanda Kebun Raya siang itu.
Angin kencang telah menyebabkan sebuah pohon jenis palem-paleman setinggi lima sampai enam meter tumbang, dan sejumlah ranting pohon patah.
"Kami juga sudah berkoordinasi dengan BMKG yang menginformasikan ada potensi angin kencang yang melanda Bogor, jadi kami ambil langkah antisipatif," kata Doni.
Hingga hari ini, Kebun Raya Bogor masih ditutup bagi warga yang ingin mengisi libur sekolah dapat mencari alternatif wisata lainnya.
Secara resmi manajemen PKT Kebun Raya LIPI telah mengeluarkan pengumuman penutupan sementara Kebun Raya Bogor baik melalui website resmi LIPI, media sosial, dan selebaran di gerbang masuk.
Sementara itu, Kebun Raya Bogor masih melayani khususnya pengunjung luar daerah yang sudah memesan tiket masuk sejak beberapa hari sebelumnya.
Kebanyakan pengunjung tersebut berasal dari rombongan sekolah yang mengisi libur dari daerah-daerah.
"Khusus yang sudah booking tetap kita layani, tapi hanya ke lokasi seperti Museum Zoologi," katanya.
Doni menyampaikan permintaan maaf kepada masyarakat yang kecewa karena adanya penutupan Kebun Raya Bogor di musim liburan ini.
"Kami harus mengutamakan keselamatan pengunjung, demi keamanan dan kenyamanan pengunjung, semoga penutupan tidak berlangsung lama," ujarnya.
Baca juga: Kebun Raya Bogor dikunjungi lebih 28.000 orang Minggu, tertinggi lima tahun
"Ini upaya pencegahan, menjaga keselamatan pengunjung, sementara operasional Kebun Raya Bogor ditutup sampai batas waktu yang tidak ditentukan," kata Staf Humas PKT Kebun Raya LIPI, Ayi Donni Darussalam, kepada Antaranews, di Bogor, Jawa Barat, Senin malam.
news
Doni menjelaskan, penutupan Kebun Raya Bogor telah dilakukan sejak Minggu (16/12) kemarin tepatnya sekitar pukul 14.00 WIB saat angin kencang melanda Kebun Raya siang itu.
Angin kencang telah menyebabkan sebuah pohon jenis palem-paleman setinggi lima sampai enam meter tumbang, dan sejumlah ranting pohon patah.
"Kami juga sudah berkoordinasi dengan BMKG yang menginformasikan ada potensi angin kencang yang melanda Bogor, jadi kami ambil langkah antisipatif," kata Doni.
Hingga hari ini, Kebun Raya Bogor masih ditutup bagi warga yang ingin mengisi libur sekolah dapat mencari alternatif wisata lainnya.
Secara resmi manajemen PKT Kebun Raya LIPI telah mengeluarkan pengumuman penutupan sementara Kebun Raya Bogor baik melalui website resmi LIPI, media sosial, dan selebaran di gerbang masuk.
Sementara itu, Kebun Raya Bogor masih melayani khususnya pengunjung luar daerah yang sudah memesan tiket masuk sejak beberapa hari sebelumnya.
Kebanyakan pengunjung tersebut berasal dari rombongan sekolah yang mengisi libur dari daerah-daerah.
"Khusus yang sudah booking tetap kita layani, tapi hanya ke lokasi seperti Museum Zoologi," katanya.
Doni menyampaikan permintaan maaf kepada masyarakat yang kecewa karena adanya penutupan Kebun Raya Bogor di musim liburan ini.
"Kami harus mengutamakan keselamatan pengunjung, demi keamanan dan kenyamanan pengunjung, semoga penutupan tidak berlangsung lama," ujarnya.
Baca juga: Kebun Raya Bogor dikunjungi lebih 28.000 orang Minggu, tertinggi lima tahun
Pewarta: Laily Rahmawaty
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2018
Tags: