Jakarta (ANTARA News) - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy mengatakan pendidikan antikorupsi di sekolah-sekolah akan diberikan kepada siswa melalui permainan peran.
"Jadi bukan melalui mata pelajaran, tetapi lebih pada cara-cara kreatif seperti permainan peran, drama. Misalnya kalau menemukan dompet di jalan, mau dikemanakan dompet itu apakah diambil atau diberikan ke polisi," ujar Muhadjir di Jakarta, Senin.
Dia mengatakan pihaknya sudah bekerja sama dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam penyusunan berbagai modul antikorupsi. Pendidikan anti korupsi tersebut akan satu paket dengan program penguatan karakter (PPK).
"Karena ada lima karakter utama dalam PPK itu yakni religius, nasionalis, gotong royong, mandiri dan integritas. Salah satu pintu masuk dalam pendidikan anti korupsi ini melalui integritas," jelas dia lagi.
Pendidikan tersebut akan diberikan sejak dini, yakni sejak duduk di bangku sekolah dasar. Sebelumnya, Kemendikbud meluncurkan program Saya Anak Antikorupsi (SAAK).
Tujuan dari program SAAK adalah menciptakan generasi muda cerdas, berintergritas, dan berkarakter.
Adapun misinya adalah untuk memperkuat ketakwaan generasi muda serta kecintaan terhadap Tanah Air, menanamkan nilai antikorupsi kepada generasi muda dengan menekankan pada kesederhanaan, kegigihan, keberanian, kerja sama, kedisiplinan, keadilan, kejujuran, bertanggung jawab, dan kepedulian. Selain itu, bertujuan untuk menumbuhkembangkan kebiasaan baik sebagai bentuk pendidikan karakter.
Baca juga: ICW buat sekolah antikorupsi lawan regenerasi koruptor
Baca juga: Mendikbud: tahun depan siswa tak perlu mendaftar ke sekolah
Pendidikan anti-korupsi di sekolah melalui permainan peran
17 Desember 2018 17:43 WIB
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy (ANTARA/Martha Herlinawati Simanjuntak)
Pewarta: Indriani
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2018
Tags: