Penyakit akibat banjir serang ribuan warga Kampar-Riau
17 Desember 2018 17:00 WIB
Gubernur Riau Wan Thamrin Hasyim (tengah) meninjau banjir usai menyerahkan bantuan kepada warga korban banjir di Kecamatan Siak Hulu, Kabupaten Kampar, Riau, Senin (17/12/2018). Gubernur Riau menyerahkan bantuan untuk korban banjir di Kecamatan Siak Hulu untuk warga setempat yang sudah terdampak banjir hingga pekan kedua akibat meluapnya Sungai Kampar. ANTARA FOTO/FB Anggoro/aww. (ANTARA FOTO/FB Anggoro)
Pekanbaru, (ANTARA News) - Sebanyak 3.796 orang warga Kabupaten Kampar, Provinsi Riau, terserang penyakit akibat dampak dari bencana banjir yang sudah melanda daerah itu selama 10 hari terakhir.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Riau, di Pekanbaru, Senin, warga terdampak banjir paling banyak terserang penyakit kulit yakni mencapai 1.138 orang. Penyakit lainnya antara lain infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) sebanyak 951 orang, diare ada 168 orang dan penyakit lainnya 1.529 orang.
"Kami terus melakukan bantuan untuk warga dengan membuka posko kesehatan. Ada 56 posko kesehatan dibuka di Kampar untuk penanggulangan banjir," kata Kepala Dinas Provinsi Riau, Mimi Nazir.
Kabupaten Kampar merupakan daerah yang paling parah dilanda banjir yang sudah memasuki pekan kedua. Pemkab Kampar sudah menetapkan status tanggap darurat banjir karena sudah melanda 66 desa di 12 kecamatan.
Ribuan rumah terendam termasuk fasilitas umum seperi sekolah dan kantor pemerintahan. Ketinggian air kini rata-rata mencapai satu hingga 1,5 meter akibat tingginya curah hujan dan meluapnya Sungai Kampar.
Mimi Nazir mengatakan, Dinas Kesehatan Riau sudah menyalurkan bantuan berupa biskuit ibu hamil 300 koli, biskuit balita 300 koli, dan air bersih sebanyak 45 galon. Selain itu bantuan obat-obatan juga sudah disalurkan, di antaranya seperti obat batuk sebanyak 1.500 botol, salep gatal-gatal 120 kotak, oralit sebanyak 96 kotak.
Kepala Puskesmas Siak Hulu 1, Hariyanto, menambahkan warga paling banyak terserang penyakit adalah anak-anak. Sebabnya, anak-anak paling sering bersentuhan dengan air.
"Banyak anak-anak terserang gatal-gatal karena paling sering main air banjir," katanya.
Ia berpesan agar warga memperhatikan kebersihan di daerah banjir dengan cara tidak terlalu sering berada di air banjir dan tetap mengonsumsi air bersih dari sumur bor, jangan air banjir.
Baca juga: Kampar berstatus tanggap darurat banjir
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Riau, di Pekanbaru, Senin, warga terdampak banjir paling banyak terserang penyakit kulit yakni mencapai 1.138 orang. Penyakit lainnya antara lain infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) sebanyak 951 orang, diare ada 168 orang dan penyakit lainnya 1.529 orang.
"Kami terus melakukan bantuan untuk warga dengan membuka posko kesehatan. Ada 56 posko kesehatan dibuka di Kampar untuk penanggulangan banjir," kata Kepala Dinas Provinsi Riau, Mimi Nazir.
Kabupaten Kampar merupakan daerah yang paling parah dilanda banjir yang sudah memasuki pekan kedua. Pemkab Kampar sudah menetapkan status tanggap darurat banjir karena sudah melanda 66 desa di 12 kecamatan.
Ribuan rumah terendam termasuk fasilitas umum seperi sekolah dan kantor pemerintahan. Ketinggian air kini rata-rata mencapai satu hingga 1,5 meter akibat tingginya curah hujan dan meluapnya Sungai Kampar.
Mimi Nazir mengatakan, Dinas Kesehatan Riau sudah menyalurkan bantuan berupa biskuit ibu hamil 300 koli, biskuit balita 300 koli, dan air bersih sebanyak 45 galon. Selain itu bantuan obat-obatan juga sudah disalurkan, di antaranya seperti obat batuk sebanyak 1.500 botol, salep gatal-gatal 120 kotak, oralit sebanyak 96 kotak.
Kepala Puskesmas Siak Hulu 1, Hariyanto, menambahkan warga paling banyak terserang penyakit adalah anak-anak. Sebabnya, anak-anak paling sering bersentuhan dengan air.
"Banyak anak-anak terserang gatal-gatal karena paling sering main air banjir," katanya.
Ia berpesan agar warga memperhatikan kebersihan di daerah banjir dengan cara tidak terlalu sering berada di air banjir dan tetap mengonsumsi air bersih dari sumur bor, jangan air banjir.
Baca juga: Kampar berstatus tanggap darurat banjir
Pewarta: Febrianto Budi Anggoro
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2018
Tags: