Ternate, 17/12 (ANTARA News) - Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (DPMD) Kabupaten Halmahera Selatan, Provinsi Maluku Utara,menggelar Program Inovasi Desa (PID) dalam rangka membangun ekonomi perdesaan untuk mandiri.

Bupati Halmahera Selatan, Bahrain Kasuba melalui pernyataan yang diterima Antara, Senin, di Ternate, mengatakan, PID dalam bentuk Bursa Inovasi Desa itu diharapkan melahirkan aparatur desa yang memiliki kemampuan dalam proses perencanaan dan pembangunan di desa agar bersinergi dengan pola perencanaan reguler yang telah dituangkan dalam dokumen rencana pembangunan jangka menengah daerah itu.

"Bursa Inovasi Desa adalah pameran yang menampilkan kegiatan-kegiatan inovatif, serta pameran ide-ide yang kreatif dan diharapkan mampu direplikasi oleh 249 desa yang ada di Kabupaten Halmahera Selatan," katanya.

Dia mengatakan, pelaksanaan Bursa Inovasi Desa, dibagi dalam tiga bidang, yakni infrastuktur, sumber daya manusia dan bidang pengembangan ekonomi. Dari tiga bidang itu masing-masing dilakukan pemetaan wilayah yang terdiri atas empat zona yakni Bacan, Obi, Gane dan Makian Kayoa.

Bupati juga menyampaikan bahwa daerah itu mendapatkan Alokasi Dana Desa (ADD) pada 2019 sebesar Rp194,2 miliar atau mengalami kenaikan sebesar 12,99 persen dari tahun 2018, dengan pembagian yakni 77 persen pagu dasar, tiga persen afirmasi, dan 20 persen pagu formula. Dengan demikian setiap desa mendapatkan alokasi anggaran terendah Rp700 juta dan tertinggi sekitar Rp900 juta rupiah.

Oleh karena itu, dengan kenaikan tersebut semua desa- desa diharapkan mampu menyusun perencanaan berbasis partisipatif yang sudah tertuang dalam Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKPD) yang disinergikan dengan RKPD Kabupaten Halmahera Selatan 2019.

"Saya berharap pada 2019 nanti, lebih banyak perubahan terkait dengan manajemen pengelolaan Dana Desa. Aparatur desa harus lebih berhati-hati dalam mengelolanya, Satgas desa lebih responsif melakukan pembinaan, tenaga pendamping lokal lebih mengefektifkan pendampingan desa, sehingga kita mampu meminimalisasi kesalahan di tahun-tahun sebelumnya," katanya.

Sementara itu, Direktur PMD Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Mohammad Fachri menyatakan, Bursa Inovasi Desa sebagai media untuk semuanya saling belajar maupun bertukar pengalaman.

Kemudian, memperbanyak referensi-referensi dari daerah yang inovatif untuk dikembangkan dan ditiru dari proses perencanaan sampai paska pembangunan desa agar pembangunan desa lebih berkualitas, yang utamanya agar setiap tahun APBDesa lebih berkualitas efektif dan efisien.

"PID hadir sebagai upaya untuk mendorong peningkatan kualitas pemanfaatan dana desa dengan memberikan banyak referensi dan inovasi-inovasi pembangunan desa serta merevitalisasi peran pendamping dalam pengembangan potensi ekonomi lokal," katanya.

Baca juga: 77 desa di Halmahera Selatan bisa berinternet

Baca juga: Investor tambang China siapkan Rp9 triliun investasi ke Malut

Baca juga: Kabupaten Halmahera Selatan kekurangan dokter