Lebak (ANTARA News) - Jumlah produksi beras yang dihasilkan di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, ternyata mengalami surplus hingga mencapai 210.870 ton sehingga diperkirakan bisa memenuhi untuk kebutuhan konsumsi daerah itu sekitar 17 bulan mendatang.

"Kami mengapresiasi produksi beras surplus dan melimpah," kata Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Lebak Dede Supriatna di Lebak, Minggu.

Meski petani Kabupaten Lebak alami kemarau sejak Juli hingga Agustus 2018, namun petani bisa tanam dengan bantuan pompanisasi.

Mereka petani memanfaatkan pompanisasi untuk menyedot pasokan air dari daerah aliran sungai, sumber mata air hingga embung untuk ketersedian areal persawahan.

Karena itu, produksi beras di Kabupaten Lebak terus berlangsung juga tidak mengalami gagal panen akibat kemarau.

Sebab, jauh-jauh hari petani sudah memperhitungkan pada Juli-Agustus memasuki musim kemarau. "Kami sudah biasa jika kemarau mengoptimalkan pompanisasi, sehingga tidak berdampak terhadap ancaman pangan," katanya menjelaskan.

Menurut dia, berdasarkan data jumlah produksi pangan di Kabupaten Lebak hingga September 2018 sebanyak 622.939 gabah kering giling (GKG) dan jika dikalkulasikan beras mencapai 342.616 ton.

Kebutuhan beras masyarakat di daerah ini rata-rata 114 kilogram per kapita per tahun dengan penduduk 1,2 juta jiwa. Sedangkan, konsumsi beras per tahun mencapai 143.724 ton atau 11.977 ton per bulan.

"Kami menjamin produksi beras lokal melimpah dan mencukupi untuk kebutuhan pangan masyarakat," katanya.

Baca juga: Stok beras di Lebak dijamin berlebih

Baca juga: Rawa lebak sumbang 14 persen produksi beras