Ribuan warga berbaur dalam Gita Yoga di Bali
16 Desember 2018 11:47 WIB
Arsip Foto. Ratusan peserta melakukan yoga pada hari pertama acara Kampung Olahraga Indonesia di Lapangan Puputan Margarana, Renon, Denpasar, Bali, Jumat (18/12/2015). ANTARA FOTO/HO/Humas KONI-Agung
Denpasar (ANTARA News) - Ribuan warga lintas agama, adat, suku dan budaya pada Minggu berbaur mengikuti Gita Yoga di Lapangan Puputan Margarana, Denpasar, Bali, dalam rangkaian kegiatan Gita Jayanti Nasional 2018.
"Melalui kegiatan ini, kami berusaha memasyarakatkan gerakan-gerakan yoga untuk membantu menjaga kesehatan fisik, sekaligus memasyarakatkan kitab suci Bhagavad-gita," kata Ketua Perkumpulan International Society for Krishna Consciousness (ISKCON) Indonesia Nengah Wijana.
"Sejatinya berbagai jenis aktivitas yoga seperti Karma Yoga, Dhyana Yoga (Hata & Raja Yoga) dan Bhakti Yoga untuk mencapai Yang Maha Kuasa telah diuraikan secara terperinci dalam Bhagavad-gita," ia menambahkan.
Ketua Panitia Gita Jayanti Nasional 2018 I Made Gede Yagustana mengatakan yoga ditujukan untuk mencapai kesehatan badan sekaligus kesehatan spiritual.
"Yoga sebenarnya adalah untuk belajar mengendalikan diri, indria-indria, dan berusaha untuk menghubungkan diri dengan Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa," katanya.
Seperti dinyatakan dalam Bhagavad-gita oleh Sri Krishna, menurut dia, puncak dari semua yoga adalah Bhakti Yoga, yoga untuk selalu mengingat dan mencintai Kepribadian Tuhan Tertinggi, penguasa semua mistik yoga sesuai dengan sloka Bhagavad-Gita 6.47.
"Dari mana kita bisa belajar kesempurnaan yoga seperti itu? Dari buku Bhagavad-gita," ujar Yagustana.
Wijana menambahkan bahwa 19 Desember bertepatan dengan hari ke-11 saat Shukla Paksha (bulan mati menuju purnama) pada bulan Margashirsh atau hari Ekadasi, hari diwahyukannya Bhagavad-gita, yang dikenal sebagai Gita Jayanti.
"Seluruh umat Hindu di dunia merayakan keagungan Bhagavad-gita dengan cara melakukan pemujaan maupun membaca sloka-sloka dalam Bhagavad-gita," katanya.
Yagustana mengatakan kegiatan Gita Jayanti Nasional (GJN) 2018 ditujukan untuk menggemakan hari pewahyuan Bhagavad-gita. Puncak perayaannya akan berlangsung di Kampus Institut Seni Indonesia Denpasar pada 22 Desember.
"GJN kali ini mengangkat tema 'Bersatu Bekerja Menuju Kejayaan NKRI'. Hal ini sangat bermakna, sebab melingkupi kejayaan negara secara menyeluruh," katanya.
Merenungkan Makna
Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (Cok Ace) mengatakan Gita Yoga sangat penting untuk merenungkan hakikat dan makna kehidupan berbangsa dan bernegara.
"Gita Yoga merupakan sarana introspeksi dan evaluasi diri, untuk membersihkan jiwa dari segala perilaku yang tidak baik, pikiran yang tidak jernih, dan perkataan yang tidak baik. Pikiran dipusatkan pada jalan Tuhan dengan cara mawas diri mencari ketenangan dan kedamaian," ujarnya.
Ia melanjutkan, Gita Yoga hendaknya dapat menjadi sarana untuk memaknai kehidupan, memantapkan sradha dan bakti untuk menghadapi segala tantangan ke depan.
"Apa pun masalah kehidupan kita sebenarnya jawabannya ada di Bhagavad-gita," katanya.
Gubernur Bali periode 2008-2018 Made Mangku Pastika mengatakan umat Hindu hendaknya tidak membeli buku Bhagavad-gita tanpa membacanya.
"Sebaiknya buku dibeli dan dibaca hingga lecek bukan dipuja di pelangkiran (tempat suci) saja," katanya.
Ia mengatakan mengamalkan ajaran kitab suci dapat dimulai dengan membaca satu sloka Bhagavad-gita ketika bangun tengah malam, kemudian memahami dan merenungkan isinya, serta menjalankannya pada keesokan harinya.
Baca juga: BaliSpirit Festival 2018 akan hadirkan kelas sufisme dan yoga
"Melalui kegiatan ini, kami berusaha memasyarakatkan gerakan-gerakan yoga untuk membantu menjaga kesehatan fisik, sekaligus memasyarakatkan kitab suci Bhagavad-gita," kata Ketua Perkumpulan International Society for Krishna Consciousness (ISKCON) Indonesia Nengah Wijana.
"Sejatinya berbagai jenis aktivitas yoga seperti Karma Yoga, Dhyana Yoga (Hata & Raja Yoga) dan Bhakti Yoga untuk mencapai Yang Maha Kuasa telah diuraikan secara terperinci dalam Bhagavad-gita," ia menambahkan.
Ketua Panitia Gita Jayanti Nasional 2018 I Made Gede Yagustana mengatakan yoga ditujukan untuk mencapai kesehatan badan sekaligus kesehatan spiritual.
"Yoga sebenarnya adalah untuk belajar mengendalikan diri, indria-indria, dan berusaha untuk menghubungkan diri dengan Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa," katanya.
Seperti dinyatakan dalam Bhagavad-gita oleh Sri Krishna, menurut dia, puncak dari semua yoga adalah Bhakti Yoga, yoga untuk selalu mengingat dan mencintai Kepribadian Tuhan Tertinggi, penguasa semua mistik yoga sesuai dengan sloka Bhagavad-Gita 6.47.
"Dari mana kita bisa belajar kesempurnaan yoga seperti itu? Dari buku Bhagavad-gita," ujar Yagustana.
Wijana menambahkan bahwa 19 Desember bertepatan dengan hari ke-11 saat Shukla Paksha (bulan mati menuju purnama) pada bulan Margashirsh atau hari Ekadasi, hari diwahyukannya Bhagavad-gita, yang dikenal sebagai Gita Jayanti.
"Seluruh umat Hindu di dunia merayakan keagungan Bhagavad-gita dengan cara melakukan pemujaan maupun membaca sloka-sloka dalam Bhagavad-gita," katanya.
Yagustana mengatakan kegiatan Gita Jayanti Nasional (GJN) 2018 ditujukan untuk menggemakan hari pewahyuan Bhagavad-gita. Puncak perayaannya akan berlangsung di Kampus Institut Seni Indonesia Denpasar pada 22 Desember.
"GJN kali ini mengangkat tema 'Bersatu Bekerja Menuju Kejayaan NKRI'. Hal ini sangat bermakna, sebab melingkupi kejayaan negara secara menyeluruh," katanya.
Merenungkan Makna
Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (Cok Ace) mengatakan Gita Yoga sangat penting untuk merenungkan hakikat dan makna kehidupan berbangsa dan bernegara.
"Gita Yoga merupakan sarana introspeksi dan evaluasi diri, untuk membersihkan jiwa dari segala perilaku yang tidak baik, pikiran yang tidak jernih, dan perkataan yang tidak baik. Pikiran dipusatkan pada jalan Tuhan dengan cara mawas diri mencari ketenangan dan kedamaian," ujarnya.
Ia melanjutkan, Gita Yoga hendaknya dapat menjadi sarana untuk memaknai kehidupan, memantapkan sradha dan bakti untuk menghadapi segala tantangan ke depan.
"Apa pun masalah kehidupan kita sebenarnya jawabannya ada di Bhagavad-gita," katanya.
Gubernur Bali periode 2008-2018 Made Mangku Pastika mengatakan umat Hindu hendaknya tidak membeli buku Bhagavad-gita tanpa membacanya.
"Sebaiknya buku dibeli dan dibaca hingga lecek bukan dipuja di pelangkiran (tempat suci) saja," katanya.
Ia mengatakan mengamalkan ajaran kitab suci dapat dimulai dengan membaca satu sloka Bhagavad-gita ketika bangun tengah malam, kemudian memahami dan merenungkan isinya, serta menjalankannya pada keesokan harinya.
Baca juga: BaliSpirit Festival 2018 akan hadirkan kelas sufisme dan yoga
Pewarta: Ni Luh Rhismawati
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018
Tags: