Sambut Revolusi 4.0, Kemenperin rancang ekosistem industri fashion
15 Desember 2018 19:58 WIB
Direktur Industri Kecil dan Menengah Kimia, Sandang, Aneka dan Kerajinan Kementerian Perindustrian E. Ratna Utarianingrum saat menutup kegiatan program Creative Business Incubator 2018 di Jakarta, Sabtu (15/12/2018). (Antara News/Aji Cakti)
Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) merancang ekosistem bisnis untuk industri fashion yang menyambungkan rantai suplai industri tersebut dalam rangka menyambut Revolusi Industri 4.0.
"Kementerian Perindustrian memang mengawal implementasi dari Industri 4.0. Untuk industri fashion ini kami sudah merancang adanya ekosistem bisnis yang menyambungkan supply chain yang ada mulai dari hulu hingga hilirnya," ujar Direktur Industri Kecil dan Menengah Kimia, Sandang, Aneka dan Kerajinan Kemenperin E. Ratna Utarianingrum di Jakarta, Sabtu.
Dia menjelaskan bahwa rancangan ekosistem itu mengenai bagaimana integrasi basis data yang bisa diakses oleh masing-masing tahap dalam supply chain ini dapat dimiliki oleh para pelakunya, dimana antara ekosistem itu tentunya melibatkan para desainernya, kemudian bagaimana produksinya, kemudian akses terhadap material. Hal ini yang sedang dibangun oleh Kemenperin.
"Platform-platform yang memang sudah ada tinggal kita pakai dan sinergikan dengan ekosistem yang akan kita bangun," ujar Ratna.
Kemenperin sendiri berharap bisa menguji coba implementasi rancangan ekosistem bisnis untuk industri fashion tersebut pada tahun depan.
"Kita rencananya pada tahun 2019 sudah akan uji coba implementasi untuk industri fashion, dengan melibatkan desainer, kemudian pelaku industri fashion, lalu UPT atau Center of Excellence yang dimana bisa ditempatkan beberapa peralatan yang dapat diakses oleh para pelaku ini serta juga melibatkan para pemangku kepentingan lainnya," kata Ratna usai menutup kegiatan program Creative Business Incubator (CBI) 2018 bagi pelaku industri kreatif kriya dan fashion di bawah usia 28 tahun.
Program ini merupakan kolaborasi antara pemerintah, swasta dan akademisi dalam perencanaan, pelaksanaan program, business pitching dan evaluasi.
Dimana dalam penyusunan kurikulum dan pelaksanaan program kami melibatkan Tim dari Universitas Prasetiya Mulya sebagai salah satu institusi pendidikan bisnis terbaik di negeri.
Kemudian dalam melakukan evaluasi perencanaan bisnis dan business pithcing, Kemenperin mengundang Desk Inkubasi Bisnis Mikro dan Ritel BRI, Angel Investment Network Indonesia, Talent Indonesia, Mekar.id dan Angel Investor.
Lalu terkait dengan aspek pemasarannya, Kemenperin juga mengikutsertakan peserta program ini dalam Makerfest Tokopedia.
"Kementerian Perindustrian memang mengawal implementasi dari Industri 4.0. Untuk industri fashion ini kami sudah merancang adanya ekosistem bisnis yang menyambungkan supply chain yang ada mulai dari hulu hingga hilirnya," ujar Direktur Industri Kecil dan Menengah Kimia, Sandang, Aneka dan Kerajinan Kemenperin E. Ratna Utarianingrum di Jakarta, Sabtu.
Dia menjelaskan bahwa rancangan ekosistem itu mengenai bagaimana integrasi basis data yang bisa diakses oleh masing-masing tahap dalam supply chain ini dapat dimiliki oleh para pelakunya, dimana antara ekosistem itu tentunya melibatkan para desainernya, kemudian bagaimana produksinya, kemudian akses terhadap material. Hal ini yang sedang dibangun oleh Kemenperin.
"Platform-platform yang memang sudah ada tinggal kita pakai dan sinergikan dengan ekosistem yang akan kita bangun," ujar Ratna.
Kemenperin sendiri berharap bisa menguji coba implementasi rancangan ekosistem bisnis untuk industri fashion tersebut pada tahun depan.
"Kita rencananya pada tahun 2019 sudah akan uji coba implementasi untuk industri fashion, dengan melibatkan desainer, kemudian pelaku industri fashion, lalu UPT atau Center of Excellence yang dimana bisa ditempatkan beberapa peralatan yang dapat diakses oleh para pelaku ini serta juga melibatkan para pemangku kepentingan lainnya," kata Ratna usai menutup kegiatan program Creative Business Incubator (CBI) 2018 bagi pelaku industri kreatif kriya dan fashion di bawah usia 28 tahun.
Program ini merupakan kolaborasi antara pemerintah, swasta dan akademisi dalam perencanaan, pelaksanaan program, business pitching dan evaluasi.
Dimana dalam penyusunan kurikulum dan pelaksanaan program kami melibatkan Tim dari Universitas Prasetiya Mulya sebagai salah satu institusi pendidikan bisnis terbaik di negeri.
Kemudian dalam melakukan evaluasi perencanaan bisnis dan business pithcing, Kemenperin mengundang Desk Inkubasi Bisnis Mikro dan Ritel BRI, Angel Investment Network Indonesia, Talent Indonesia, Mekar.id dan Angel Investor.
Lalu terkait dengan aspek pemasarannya, Kemenperin juga mengikutsertakan peserta program ini dalam Makerfest Tokopedia.
Pewarta: Aji Cakti
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2018
Tags: