TMII tambah tong sampah hadapi musim liburan
15 Desember 2018 14:54 WIB
Arsip Foto - Seekor rusa memakan makanan dari tong sampah di Taman Balekambang, Solo, Jawa Tengah, Senin (15/10/2018). Unit Pelaksana Teknis (UPT) Taman Balekambang akan mengurangi populasi rusa di taman tersebut karena dinilai melebihi kapasitas ideal dengan memperbolehkan warga mengajukan permohonan kepada pengelola untuk memelihara dan mengkonsumsi rusa yang masuk kategori yang ditetapkan. ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha/foc.
Jakarta (ANTARA News) - Taman Mini Indonesia Indah (TMII) menambah jumlah tong sampah dalam menghadapi musim libur Natal dan Tahun Baru.
"Kami memperbanyak jumlah tong sampah di sejumlah titik yang ada di TMII. Ini dilakukan untuk mengantisipasi banyaknya sampah plastik yang dibuang sembarangan pada saat musim liburan," ujar Panitia pekan liburan Natal dan Tahun Baru Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Dwi Windyarto, saat dihubungi Antara di Jakarta, Sabtu.
Dwi mengatakan tong sampah yang disediakan merupakan tong sampah yang terpilah baik organik, anorganik dan juga kertas. TMII juga menambah jumlah petugas untuk mengarahkan masyarakat agar membuang sampah di tempatnya.
"Nanti petugas itu yang akan membantu pengunjung untuk membuang sampah di tempatnya," jelas dia.
TMII menargetkan ada sekitar 450.000 pengunjung yang akan berkunjung ke tempat wisata yang terletak di wilayah Jakarta Timur itu pada saat libur Natal dan Tahun Baru.
Anggota Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Bambang Riyanto meminta agar pengelola tempat wisata di Tanah Air untuk menambah tong sampah untuk mengantisipasi membludaknya sampah plastik pada saat musim liburan.
"Kami meminta agar pengelola tempat wisata untuk menambah tong sampah untuk mengantisipasi banyaknya sampah plastik. Pengelola tempat wisata harus menyediakan tempat sampah yang terpilah, baik yang organik dan anorganik," kata Bambang.
Bambang mengatakan kesadaran masyarakat untuk melakukan pemilahan sampah, yang organik dan anorganik masih kurang. Padahal pemilahan itu memudahkan petugas kebersihan untuk melakukan pengolahan sampah.
"Kalau kita bandingkan dengan petugas kebersihan kita dan luar negeri sungguh berbeda. Kalau di luar negeri, jumlah petugasnya paling hanya satu orang yang mengambil sampah, sedangkan kita banyak sekali dan proses pemilahan sampahnya membutuhkan waktu lama," jelas Bambang.
Begitu juga kesadaran masyarakat akan sampah plastik juga sangat kurang. Untuk itu perlu upaya kolektif untuk meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mengurangi penggunaan sampah plastik.
Komisi VII DPR, kata Bambang, saat ini sedang membahas mengenai peraturan mengenai limbah terutama sampah plastik dan dia juga mengamati banyak perusahaan yang kurang peduli dengan bahaya sampah plastik.
"Sampah plastik ini sangat berbahaya sekali. Tidak hanya mencemari lingkungan, tapi juga berbahaya bagi manusia dan terurainya lama," kata Bambang lagi.
Ketua Satuan Gugus Tugas Gerakan Nasional Revolusi Mental Gerakan Indonesia Bersih, Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK), Pamuji Lestari, mengatakan saat ini Indonesia masih disorot sebagai salah satu penyumbang sampah plastik terbesar kedua di dunia.
"Kami yakin target ini akan tercapai jika semua warga negara ikut serta dalam program pengurangan sampah plastik dengan aksi 3R yakni yakni Reduce (mengurangi Sampah) Reuse (pemanfaatan ulang) dan Recycle (Daur Ulang), " imbuh Pamuji.
Data dari Asosiasi Industri Plastik Indonesia (INAPLAS) dan Badan Pusat Statistik (BPS), sampah plastik di Indonesia mencapai 64 juta ton per tahun. Jumlah sampah plastik itu semakin bertambah ketika musim liburan.
Baca juga: Berlomba mengurangi sampah plastik
Baca juga: Mendagri instruksikan jajarannya kurangi sampah plastik
"Kami memperbanyak jumlah tong sampah di sejumlah titik yang ada di TMII. Ini dilakukan untuk mengantisipasi banyaknya sampah plastik yang dibuang sembarangan pada saat musim liburan," ujar Panitia pekan liburan Natal dan Tahun Baru Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Dwi Windyarto, saat dihubungi Antara di Jakarta, Sabtu.
Dwi mengatakan tong sampah yang disediakan merupakan tong sampah yang terpilah baik organik, anorganik dan juga kertas. TMII juga menambah jumlah petugas untuk mengarahkan masyarakat agar membuang sampah di tempatnya.
"Nanti petugas itu yang akan membantu pengunjung untuk membuang sampah di tempatnya," jelas dia.
TMII menargetkan ada sekitar 450.000 pengunjung yang akan berkunjung ke tempat wisata yang terletak di wilayah Jakarta Timur itu pada saat libur Natal dan Tahun Baru.
Anggota Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Bambang Riyanto meminta agar pengelola tempat wisata di Tanah Air untuk menambah tong sampah untuk mengantisipasi membludaknya sampah plastik pada saat musim liburan.
"Kami meminta agar pengelola tempat wisata untuk menambah tong sampah untuk mengantisipasi banyaknya sampah plastik. Pengelola tempat wisata harus menyediakan tempat sampah yang terpilah, baik yang organik dan anorganik," kata Bambang.
Bambang mengatakan kesadaran masyarakat untuk melakukan pemilahan sampah, yang organik dan anorganik masih kurang. Padahal pemilahan itu memudahkan petugas kebersihan untuk melakukan pengolahan sampah.
"Kalau kita bandingkan dengan petugas kebersihan kita dan luar negeri sungguh berbeda. Kalau di luar negeri, jumlah petugasnya paling hanya satu orang yang mengambil sampah, sedangkan kita banyak sekali dan proses pemilahan sampahnya membutuhkan waktu lama," jelas Bambang.
Begitu juga kesadaran masyarakat akan sampah plastik juga sangat kurang. Untuk itu perlu upaya kolektif untuk meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mengurangi penggunaan sampah plastik.
Komisi VII DPR, kata Bambang, saat ini sedang membahas mengenai peraturan mengenai limbah terutama sampah plastik dan dia juga mengamati banyak perusahaan yang kurang peduli dengan bahaya sampah plastik.
"Sampah plastik ini sangat berbahaya sekali. Tidak hanya mencemari lingkungan, tapi juga berbahaya bagi manusia dan terurainya lama," kata Bambang lagi.
Ketua Satuan Gugus Tugas Gerakan Nasional Revolusi Mental Gerakan Indonesia Bersih, Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK), Pamuji Lestari, mengatakan saat ini Indonesia masih disorot sebagai salah satu penyumbang sampah plastik terbesar kedua di dunia.
"Kami yakin target ini akan tercapai jika semua warga negara ikut serta dalam program pengurangan sampah plastik dengan aksi 3R yakni yakni Reduce (mengurangi Sampah) Reuse (pemanfaatan ulang) dan Recycle (Daur Ulang), " imbuh Pamuji.
Data dari Asosiasi Industri Plastik Indonesia (INAPLAS) dan Badan Pusat Statistik (BPS), sampah plastik di Indonesia mencapai 64 juta ton per tahun. Jumlah sampah plastik itu semakin bertambah ketika musim liburan.
Baca juga: Berlomba mengurangi sampah plastik
Baca juga: Mendagri instruksikan jajarannya kurangi sampah plastik
Pewarta: Indriani
Editor: Desi Purnamawati
Copyright © ANTARA 2018
Tags: