Ryamizard Ryacudu tegaskan kelompok bersenjata Papua adalah pemberontak
15 Desember 2018 14:09 WIB
Dokumentasi prajurit TNI AD bersiap menaiki helikopter menuju Nduga di Wamena, Papua, Rabu (5/12/2018). Aparat gabungan terus berusaha mengatasi kelompok bersenjata yang diduga telah menewaskan 31 karyawan PT Istika Karya saat melakukan pengerjaan jalur Trans Papua di Kali Yigi dan Kali Aurak Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Papua. (ANTARA FOTO/Iwan Adisaputra)
Pekalongan, Jawa Tengah (ANTARA News) - Menteri Pertahanan, Ryamizard Ryacudu, menegaskan, kasus pembunuhan 31 pekerja proyek Transpapua di Kabupaten Nduga, Papua, bukan lagi dilakukan kelompok sipil bersenjata atau kelompok krimininal (KKB), namun oleh pemberontak.
"Yang namanya bersenjata melepaskan diri namanya pemberontak. Ndak usah beralasan, yang namanya melepaskan diri adalah pemberontak," kata dia, usai acara "Deklarasi Merah Putih Untuk NKRI", di Pekalongan, Jawa Tengah, Sabtu.
Ia mengatakan, penanganan peristiwa itu harus dilakukan personel Tentara Nasional Indonesia (TNI), bukan lagi polisi.
"Memang sama-sama (mengamankan ketertiban masyarakat), kapan polisi di depan (bertugas) dan kapan TNI itu ada peraturannya," ujarnya.
Pada kesempatan itu, pensiunan jenderal bintang empat yang pernah menjadi kepala staf TNI AD ini mengatakan, kasus pengeroyokan terhadap anggota TNI oleh petugas parkir di Jakarta sebaiknya sudah dilupakan.
"Riak-riak sedikit kejadian di Jakarta, kita lupakan saja. Yang penting, ke depan gak boleh terjadi lagi," ujarnya.
"Yang namanya bersenjata melepaskan diri namanya pemberontak. Ndak usah beralasan, yang namanya melepaskan diri adalah pemberontak," kata dia, usai acara "Deklarasi Merah Putih Untuk NKRI", di Pekalongan, Jawa Tengah, Sabtu.
Ia mengatakan, penanganan peristiwa itu harus dilakukan personel Tentara Nasional Indonesia (TNI), bukan lagi polisi.
"Memang sama-sama (mengamankan ketertiban masyarakat), kapan polisi di depan (bertugas) dan kapan TNI itu ada peraturannya," ujarnya.
Pada kesempatan itu, pensiunan jenderal bintang empat yang pernah menjadi kepala staf TNI AD ini mengatakan, kasus pengeroyokan terhadap anggota TNI oleh petugas parkir di Jakarta sebaiknya sudah dilupakan.
"Riak-riak sedikit kejadian di Jakarta, kita lupakan saja. Yang penting, ke depan gak boleh terjadi lagi," ujarnya.
Pewarta: Kutnadi
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2018
Tags: