Pelajar Bukittinggi sampaikan pesan lingkungan lewat busana
14 Desember 2018 13:45 WIB
Arsip Foto. Pelajar mengenakan busana yang terbuat dari daur ulang sampah dalam Festival "1000 Anak Memungut Sampah" di Islamic Center, Pamekasan, Jatim, Selasa (18/10/2016). Para pelajar di Bukittinggi menggelar acara serupa pada Jumat (14/12/2018).(ANTARA FOTO/Saiful Bahri)
Bukittinggi, Sumatera Barat (ANTARA News) - Ratusan pelajar dari tingkat Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Atas di Kota Bukittinggi ingin menyampaikan pesan cinta lingkungan lewat Eco Carnival Contest yang berlangsung Jumat di Jalan Sudirman, tempat mereka berparade mengenakan busana dari barang bekas.
Dalam acara itu, para pelajar mengenakan aneka kostum, mulai dari pakaian musim dingin, busana para tokoh dongeng dunia hingga pakaian pesta dan gaun malam berbahan barang bekas seperti karung beras, tikar, tutup botol, botol plastik, kemasan deterjen, kemasan minyak goreng, kemasan makanan, kantong plastik, koran, kardus, perca kain, balon bekas, dan cakram padat.
Warga memenuhi jalan utama itu untuk menyaksikan parade para pelajar yang ditujukan untuk meningkatkan kesadaran mengolah barang bekas dan mengurangi sampah.
Wakil Wali Kota Bukittinggi Irwandi mengatakan parade busana dari barang bekas itu menunjukkan bahwa kesadaran mengenai pentingnya pengurangan, penggunaan kembali dan pendaurulangan sampah (Reduce, Reuse, Recycle/3R) sudah tertanam pada anak-anak sekolah.
Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Bukittinggi Yesi Endriani mengatakan Eco Carnival Contest merupakan bagian dari rangkaian acara peringatan ke-234 tahun Hari Jadi Kota Bukittinggi.
Melalui acara itu Dekranasda ingin menunjukkan kepada masyarakat bahwa dengan sedikit kreativitas dan kemauan, barang bekas bisa menjadi produk bernilai guna.
Harapannya, ke depan masyarakat Bukittinggi bisa mengurangi sampah, terutama plastik, dengan mengolahnya menjadi barang bernilai ekonomi.
"Produk dari barang bekas itu bisa menjadi sumber pendapatan ekonomi. Bukan tidak mungkin jika terus dibina dan masyarakat tekun serta ada kemauan nanti bisa menjadi daya tarik bagi wisatawan karena barang kerajinan banyak diminati," katanya.
Baca juga: Industri daur ulang plastik alternatif terbaik atasi sampah
Baca juga: Intip hasil daur ulang plastik, mulai buku hingga kursi
Dalam acara itu, para pelajar mengenakan aneka kostum, mulai dari pakaian musim dingin, busana para tokoh dongeng dunia hingga pakaian pesta dan gaun malam berbahan barang bekas seperti karung beras, tikar, tutup botol, botol plastik, kemasan deterjen, kemasan minyak goreng, kemasan makanan, kantong plastik, koran, kardus, perca kain, balon bekas, dan cakram padat.
Warga memenuhi jalan utama itu untuk menyaksikan parade para pelajar yang ditujukan untuk meningkatkan kesadaran mengolah barang bekas dan mengurangi sampah.
Wakil Wali Kota Bukittinggi Irwandi mengatakan parade busana dari barang bekas itu menunjukkan bahwa kesadaran mengenai pentingnya pengurangan, penggunaan kembali dan pendaurulangan sampah (Reduce, Reuse, Recycle/3R) sudah tertanam pada anak-anak sekolah.
Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Bukittinggi Yesi Endriani mengatakan Eco Carnival Contest merupakan bagian dari rangkaian acara peringatan ke-234 tahun Hari Jadi Kota Bukittinggi.
Melalui acara itu Dekranasda ingin menunjukkan kepada masyarakat bahwa dengan sedikit kreativitas dan kemauan, barang bekas bisa menjadi produk bernilai guna.
Harapannya, ke depan masyarakat Bukittinggi bisa mengurangi sampah, terutama plastik, dengan mengolahnya menjadi barang bernilai ekonomi.
"Produk dari barang bekas itu bisa menjadi sumber pendapatan ekonomi. Bukan tidak mungkin jika terus dibina dan masyarakat tekun serta ada kemauan nanti bisa menjadi daya tarik bagi wisatawan karena barang kerajinan banyak diminati," katanya.
Baca juga: Industri daur ulang plastik alternatif terbaik atasi sampah
Baca juga: Intip hasil daur ulang plastik, mulai buku hingga kursi
Pewarta: Syahrul Rahmat
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018
Tags: