Ambon, 14/12 (ANTARA News) - Uskup Diosis Amboina Mgr Petrus Canisius Mandagie menyatakan tradisi toleransi antarumat beragama di Provinsi Maluku harus terus dipertahankan.

"Tradisi toleransi di Maluku terutama saat perayaan keagamaan harus terus dipertahankan dengan kebiasaan saling mengunjungi sebagai cara hidup atau tradisi yang baik," katanya di Ambon, Kamis (13/12).

Dia menjelaskan umat kristiani akan merayakan Natal. Hal tentunya harus membawa kegembiraan bukan hanya umat kristiani, tetapi umat beragama lainnya.

Ia menyebut semua agama mengajarkan kebaikan, karena itu perayaan keagamaan harus dijaga sehingga terwujud sukacita atas dasar bahwa Tuhan itu baik dan ada kasih di antara sesama.

Uskup Mandagi juga mengimbau seluruh masyarakat di Maluku untuk menjaga keamanan, mengingat perayaan keagamaan merupakan upaya mendekatkan diri umat dengan Tuhan.

"Tuhan tidak menginginkan adanya kekerasan, bahkan cara hidup yang bertentangan dengan keinginan Tuhan, karena itu bagaimana kita menghadirkan Tuhan dalam ibadah dan perilaku hidup masyarakat," ujarnya.

Dalam perayaan keagamaan, lanjutnya, biasa disertai ungkapan kegembiraan berupa makan dan minum.

Akan tetapi, katanya, jangan sampai mabuk minuman beralkohol karena hal itu menjadi salah satu sumber terjadinya kekerasan.

"Tugas aparat kepolisian dibantu TNI juga untuk melihat peredaran dan penjualan miras jenis sopi. Kita boleh berpesta tetapi jangan sampai mabuk, apalagi terkait dengan agama tentu akan menjadi sumber konflik," kata dia.

Dia menjelaskan Kota Ambon baru saja ditetapkan sebagai kota toleransi kelima di Indonesia.

Hal itu, katanya, tentu menunjang upaya Maluku untuk menjadi laboratorium kerukunan umat beragama.

Masyarakat, lanjutnya, harus bisa mempertahankan dan berjuang untuk menjadikan Maluku sebagai laboratorium perdamaian, yakni bagaimana masyarakat luar bisa belajar dari Maluku, antara lain lewat penyelenggaraan MTQ, Pesparawi, dan Pesparani di mana terdapat semangat persaudaraan.

"Jangan mau diadu domba, dikotori hanya karena kepentingan seseorang, yang terpenting orang Maluku jangan mau dibodohin karena berdampak pada perekonomian dan pembangunan," katanya.

Baca juga: Penelitian: toleransi beragama mahasiswa PTN masih tinggi
Baca juga: Ormas Islam hadiri HUT Keuskupan Banjarmasin