Jakarta (ANTARA News) - Kolaborasi Industri Jangkar (Anchor Industry) dengan Kawasan Sains dan Teknologi (KST) akan menguntungkan industri jangkar tersebut karena mereka akan mendapatkan kemudahan dalam memanfaatkan akses dan fasilitas KST.

Jadi kolaborasi antara industri jangkar dengan KST tidak hanya dimaksudkan untuk membantu KST, tapi juga dapat menguntungkan industri perintis itu sendiri, kata Direktur Kawasan Sains, Teknologi dan Lembaga Penunjang Lainnya, Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) Lukito Hasta di Jakarta, Kamis.

Anchor industry adalah industri yang ditetapkan untuk menarik sebanyak mungkin industri lain masuk ke dalam kawasan industri tersebut.

Ia mengatakan, Industri Jangkar memang diharapkan dapat berperan menjadi angel investor atau pemodal malaikat yang dapat memberikan investasi permodalan dengan bunga terjangkau bagi perusahaan-perusahaan pemula berbasis teknologi (PPBT) yang berada di kawasan itu dan menjadikan mereka lebih matang untuk melakukan hilirisasi dan memroduksi massal hasil-hasil inovasinya.

Pengalaman industri jangkar pun diharapkan dapat dituangkan menjadi berbagai ide inovasi baru untuk beragam jenis produk di KST, ujarnya.

Hingga akhir 2018, KST di daerah yang dikembangkan oleh Kemenristekdikti di antaranya adalah Papua Barat Science Park, Sumbawa Science Park, Kalimantan Utara Science Park, Solo Techno Park, MSTP Jepara, Sragen Techno Park, Palembang Techno Park, Riau Techno Park, Kaur Techno Park, Puslit Koka Science Park dan PPKS Science Park.

Sedangkan perguruan tinggi yang difasilitasi Kemenristekdikti dalam pengembangan KST meliputi Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Science park, Universitas Gajah Mada (UGM) Science Park, Institut Teknologi Bandung (ITB) Science Park, Universitas Padjajaran (Unpad) Science Park, Institut Pertanian Bogor (IPB) Science Park, Universitas Indonesia (UI) Science Park, dan Universitas Andalas (Unand) Science Park.

Beberapa KST tersebut telah bekerja sama dengan industri di antaranya adalah Solo Techno Park dengan PT. Prosan Alam Hijau, UGM Science Park dengan PT. Phapros, ITB Science Park dengan PT. Sinar Mas, dan Unpad Science Park dengan PT. Darya Padma Enoes.

Sesuai dengan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 106 Tahun 2017 tentang Kawasan Sains dan Teknologi, KST adalah wahana yang dikelola secara profesional untuk mengembangkan dan mendorong pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan melalui pengembangan, penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan penumbuhan perusahaan pemula berbasis teknologi.

Untuk mewujudkannya maka dibutuhkan sinergi antara akademisi, pemerintah dan industri agar KST dapat lebih memiliki dampak bagi peningkatan perekonomian daerah di mana KST berada.

Untuk mendorong sinergi antara akademik, pemerintah dan industri (triple helix ABG/ Academic, Bussiness and Goverment) di dalam KST, maka diselenggarakan Forum Kawasan Sains dan Teknologi (KST) II.

Tujuan diselenggarakanya forum ini sebagai wahana berbagi pengetahuan antarpemangku kepentingan dalam pengembangan KST, memperluas jejaring dan kerja sama antarindustri dan KST, serta sebagai wadah pembahasan strategis perencanaan dan tantangan pengembangan KST di masa yang akan datang.

Baca juga: Startup Nations Summit rangsang pemuda berwirausaha
Baca juga: Menperin: kawasan industri modern perlu infrastruktur digital