Jakarta (ANTARA News) - Direktur Utama PT MRT Jakarta William Sabandar mengatakan halte Transjakarta di Blok M, Fatmawati, Lebak Bulus, dan Dukuh Atas akan segera terhubung dengan stasiun kereta Moda Raya Terpadu atau Ratangga yang mulai beroperasi pada Maret 2019.

William mengatakan kepada awak media di Jakarta, Kamis, saat ini pihaknya telah mendirikan infrastruktur penghubung sepanjang 44 meter antara halte Transjakarta dan Stasiun MRT Ratangga di Bundaran Hotel Indonesia.

Integrasi tersebut, menurut William, akan dibicarakan bersama dengan pihak Transjakarta. Artinya, untuk menghubungkan halte Transjakarta dengan stasiun MRT di lokasi tersebut masih perlu didalami oleh kedua pihak.

Dalam kesempatan terpisah, PT Transjakarta Jakarta akan membangun delapan halte bus yang terhubung dengan stasiun MRT, LRT (Light Rail Transit), dan Kereta Listrik Commuter Line (KRL).
Direktur Teknik dan Fasilitas PT Transjakarta mengatakan di Jakarta, Selasa, delapan pemberhentian bus itu meliputi Halte Bundaran Hotel Indonesia dengan Stasiun MRT Bundaran HI, Halte Tosari dengan Stasiun MRT Dukuh Atas, Halte CSW Koridor 13 dengan Stasiun MRT Sisingamangaraja, Halte Lebak Bulus Koridor 8 dengan Stasiun MRT Lebak Bulus, Halte Tosari Koridor 1 dengan Stasiun Sudirman, Halte Stasiun Klender Koridor 11 dengan Stasiun Klender.

Integrasi lainnya mencakup Halte Transjakarta Stasiun Cakung dengan Stasiun Cakung, dan Halte Pemuda Rawamangun dengan Stasiun LRT Velodrome.

Nantinya pada Maret 2019, MRT jalur koridor 1 yang membentang sepanjang 16 kilometer, terdiri atas 10 km jalur layang dan enam km jalur bawah tanah dapat digunakan oleh publik.

Jalur koridor 1 MRT mencakup Lebak Bulus, Fatmawati, Cipete Raya, Haji Nawi, Blok A, Blok M, Sisingamangaraja, Senayan, Istora, Bendungan Hilir, Setiabudi, Dukuh Atas, dan Bundaran Hotel Indonesia.

Baca juga: Halte ojek daring di stasiun MRT antisipasi kemacetan
Baca juga: MRT: insiden gulungan kabel terbakar dalam investigasi
Baca juga: MRT Jakarta tarik investasi perkantoran besar