Rupiah menguat, kekhawatiran perang dagang reda
13 Desember 2018 09:59 WIB
Nilai Tukar Rupiah Petugas menunjukan pecahan uang dolar Amerika Serikat dan rupiah di salah satu gerai penukaran mata uang asing, di Jakarta (ANTARA FOTO/Galih Pradipta)
Jakarta (ANTARA News) - Pergerakan nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis pagi ini menguat sebesar 64 poin menjadi Rp14.537 dibandingkan posisi sebelumnya Rp14.601 per dolar AS.
Analis CSA Research Institute, Reza Priyambada di Jakarta, Kamis, mengatakan mata uang rupiah mampu bertahan di area penguatan terhadap dolar AS menyusul berkurangnya kekhawatiran perang dagang.
"Pasar merespon positif pemangkasan tarif impor oleh Tiongkok atas kendaraan dari AS," katanya.
Kendati demikian, menurut dia, penurunan dolar AS itu relatif terbatas menyusul munculnya reaksi negatif atas sikap Presiden AS Donald Trump yang akan menuntut Tiongkok atas tuduhan peretasan dan kegiatan spionase ekonomi AS.
Selain itu, lanjut dia, pelaku pasar uang juga sedang mengantisipasi pertemuan Federal Reserve (Fed) pada pekan depan mengenai kebijakan suku bunganya pada tahun mendatang.
Dari dalam negeri, Reza Priyambada menilai sentimen mengenai makroekonomi Indonesia relatif kondusif dan stabil sehingga membuat laju rupiah bergerak menguat.
Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih mengatakan pagi ini mata uang Asia seperti yen Jepang, dolar Hong Kong, dan dolar Singapura, kompak bergerak menguat terhadap dolar AS.
"Itu menjadi sentimen penguatan rupiah hari ini (13/12) dan dengan tetap dalam penjagaan Bank Indonesia," katanya.
Baca juga: IHSG menguat seiring bursa saham global
Baca juga: Wall Street menguat, saham Boeing naik
Baca juga: Pelemahan dolar berlanjut, investor bertaruh PM Inggris bertahan
Analis CSA Research Institute, Reza Priyambada di Jakarta, Kamis, mengatakan mata uang rupiah mampu bertahan di area penguatan terhadap dolar AS menyusul berkurangnya kekhawatiran perang dagang.
"Pasar merespon positif pemangkasan tarif impor oleh Tiongkok atas kendaraan dari AS," katanya.
Kendati demikian, menurut dia, penurunan dolar AS itu relatif terbatas menyusul munculnya reaksi negatif atas sikap Presiden AS Donald Trump yang akan menuntut Tiongkok atas tuduhan peretasan dan kegiatan spionase ekonomi AS.
Selain itu, lanjut dia, pelaku pasar uang juga sedang mengantisipasi pertemuan Federal Reserve (Fed) pada pekan depan mengenai kebijakan suku bunganya pada tahun mendatang.
Dari dalam negeri, Reza Priyambada menilai sentimen mengenai makroekonomi Indonesia relatif kondusif dan stabil sehingga membuat laju rupiah bergerak menguat.
Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih mengatakan pagi ini mata uang Asia seperti yen Jepang, dolar Hong Kong, dan dolar Singapura, kompak bergerak menguat terhadap dolar AS.
"Itu menjadi sentimen penguatan rupiah hari ini (13/12) dan dengan tetap dalam penjagaan Bank Indonesia," katanya.
Baca juga: IHSG menguat seiring bursa saham global
Baca juga: Wall Street menguat, saham Boeing naik
Baca juga: Pelemahan dolar berlanjut, investor bertaruh PM Inggris bertahan
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2018
Tags: