Menteri PPA: ketahanan keluarga hasilkan generasi berkualitas
12 Desember 2018 19:15 WIB
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Yohana Susana Yembise memberikan keterangan kepada wartawan di sela-sela Dialog Antar Generasi sebagai rangkaian peringatan Hari Ibu ke-90 di Istana Isen Mulang, Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Rabu (12/12/2018). (ANTARA/Martha Herlinawati Simanjuntak)
Palangkaraya, Kalimantan Tengah (ANTARA News) – Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Yohana Susana Yembise mengatakan ketahanan keluarga akan menghasilkan generasi Indonesia yang berkualitas.
"Dalam mencetak generasi yang berkualitas serta perlindungan bagi perempuan, ketahanan keluarga menjadi solusi nyata dan memegang peranan yang sangat penting," kata Menteri Yohana di Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Rabu.
Menteri Yohana membuka Dialog Antar Generasi yang merupakan bagian dari rangkaian kegiatan Peringatan Hari Ibu (PHI) ke-90 di Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah.
Yohana menuturkan keluarga yang memiliki daya tahan yang kuat akan berkontribusi pada terbentuknya masyarakat yang berdaya tahan kuat, membuat bangsa dan negara juga kuat dalam menghadapi berbagai tantangan, baik tantangan domestik maupun global yang terus berdatangan.
Dia mengatakan saat ini kaum perempuan menghadapi berbagai tantangan antara lain ketimpangan capaian perempuan di bidang ekonomi, pendidikan, keterwakilan politik dan pengambilan keputusan, tindakan diskriminasi, serta stigma negatif yang masih ada pada perempuan.
Tantangan-tantangan tersebut dianggap menjadi faktor penyebab masih rendahnya kualitas dan capaian kaum perempuan dibandingkan laki-laki yang dapat mempengaruhi daya tahan dan kekuatan keluarga.
Menanggapi tantangan itu, pada 2016, Kementerian PPPA telah mengeluarkan tiga program prioritas, yang dikenal dengan istilah Three Ends atau Tiga Akhiri, yakni akhiri kekerasan terhadap perempuan dan anak, akhiri perdagangan manusia, dan akhiri ketidakadilan akses ekonomi bagi perempuan. Program prioritas ini telah disosialisasikan secara luas kepada berbagai pihak, terutama masyarakat.
Selain program Three Ends, ada gerakan global He for She yang melibatkan kaum laki-laki dalam penyelesaian persoalan perempuan, termasuk persoalan kekerasan dan diskriminasi.
Keterlibatan laki-laki ke dalam persoalan yang dihadapi kaum perempuan harus berorientasi terhadap penyelesaian persoalan secara menyeluruh dan komprehensif.
"Gerakan ini juga sebagai langkah nyata untuk memperkuat daya tahan ekonomi dan sosial melalui ketahanan dalam berkeluarga," ujarnya.
Sekretaris Daerah Kalimantan Tengah Fahrizal Fitri mengatakan ketahanan keluarga merupakan salah satu upaya yang dilakukan oleh Provinsi Kalimantan Selatan dalam memperkuat generasi mendatang salah satunya dengan program wajib belajar 12 tahun.
Fahrizal mengatakan Provinsi Kalimantan Tengah memberikan kesempatan dan peluang kepada perempuan untuk menempati posisi-posisi strategis menjadi pimpinan Perangkat Daerah.
Ada 10 perempuan menjadi kepala dinas dan kepala badan di Provinsi Kalimantan Tengah.
Baca juga: Yohana sebut 15 juta perempuan jadi kepala keluarga
Baca juga: Kementerian PPPA dorong peningkatan partisipasi perempuan di pemerintahan
"Dalam mencetak generasi yang berkualitas serta perlindungan bagi perempuan, ketahanan keluarga menjadi solusi nyata dan memegang peranan yang sangat penting," kata Menteri Yohana di Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Rabu.
Menteri Yohana membuka Dialog Antar Generasi yang merupakan bagian dari rangkaian kegiatan Peringatan Hari Ibu (PHI) ke-90 di Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah.
Yohana menuturkan keluarga yang memiliki daya tahan yang kuat akan berkontribusi pada terbentuknya masyarakat yang berdaya tahan kuat, membuat bangsa dan negara juga kuat dalam menghadapi berbagai tantangan, baik tantangan domestik maupun global yang terus berdatangan.
Dia mengatakan saat ini kaum perempuan menghadapi berbagai tantangan antara lain ketimpangan capaian perempuan di bidang ekonomi, pendidikan, keterwakilan politik dan pengambilan keputusan, tindakan diskriminasi, serta stigma negatif yang masih ada pada perempuan.
Tantangan-tantangan tersebut dianggap menjadi faktor penyebab masih rendahnya kualitas dan capaian kaum perempuan dibandingkan laki-laki yang dapat mempengaruhi daya tahan dan kekuatan keluarga.
Menanggapi tantangan itu, pada 2016, Kementerian PPPA telah mengeluarkan tiga program prioritas, yang dikenal dengan istilah Three Ends atau Tiga Akhiri, yakni akhiri kekerasan terhadap perempuan dan anak, akhiri perdagangan manusia, dan akhiri ketidakadilan akses ekonomi bagi perempuan. Program prioritas ini telah disosialisasikan secara luas kepada berbagai pihak, terutama masyarakat.
Selain program Three Ends, ada gerakan global He for She yang melibatkan kaum laki-laki dalam penyelesaian persoalan perempuan, termasuk persoalan kekerasan dan diskriminasi.
Keterlibatan laki-laki ke dalam persoalan yang dihadapi kaum perempuan harus berorientasi terhadap penyelesaian persoalan secara menyeluruh dan komprehensif.
"Gerakan ini juga sebagai langkah nyata untuk memperkuat daya tahan ekonomi dan sosial melalui ketahanan dalam berkeluarga," ujarnya.
Sekretaris Daerah Kalimantan Tengah Fahrizal Fitri mengatakan ketahanan keluarga merupakan salah satu upaya yang dilakukan oleh Provinsi Kalimantan Selatan dalam memperkuat generasi mendatang salah satunya dengan program wajib belajar 12 tahun.
Fahrizal mengatakan Provinsi Kalimantan Tengah memberikan kesempatan dan peluang kepada perempuan untuk menempati posisi-posisi strategis menjadi pimpinan Perangkat Daerah.
Ada 10 perempuan menjadi kepala dinas dan kepala badan di Provinsi Kalimantan Tengah.
Baca juga: Yohana sebut 15 juta perempuan jadi kepala keluarga
Baca juga: Kementerian PPPA dorong peningkatan partisipasi perempuan di pemerintahan
Pewarta: Martha Herlinawati S
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2018
Tags: