BEI katakan penerapan GCG dorong kepercayaan investor
12 Desember 2018 12:50 WIB
Seremoni pencatatan saham perdana PT Mega Perintis Tbk di Bursa Efek indonesia (BEI) di Jakarta, Rabu (12/12/2018). (ANTARA News/Zubi Mahrofi).
Jakarta (ANTARA News) - Bursa Efek Indonesia (BEI) menilai penerapan tata kelola perusahaan yang baik (GCG) oleh perusahaan tercatat atau emiten akan mendorong kepercayaan investor.
"Dengan menjalankan GCG maka akan mendapatkan kepercayaan dan dukungan dari investor yang akhirnya berdampak pada kinerja sahamnya," ujar Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna dalam seremoni pencatatan saham perdana PT Mega Perintis Tbk di Jakarta, Rabu.
Ia mengatakan bahwa setelah saham perseroan resmi tercatat di BEI maka publik akan mencermati setiap aksi korporasi perseroan. "Perseroan harus dapat merealisasikan setiap janjinya sesuai dengan prospektus yang telah dikeluarkan, dengan begitu maka reputasi perseroan akan terjaga dengan baik," katanya.
Direktur Utama Mega Perintis Tbk, FX Afat Adinata Nursalim mengatakan langkah perusahaan mencatatkan saham di BEI melalui penawaran umum perdana (IPO) adalah bagian dari strategi meningkatkantata kelola untuk lebih baik lagi. "Melalui aksi korporasi ini perseroan optimitis kinerja akan lebih baik lagi kedepannya," katanya.
PT Mega Perintis Tbk merupakan perusahaan bidang ritel pakaian khusus pria dan aksesoris. Dalam IPO, perseroan meraih dana sebesar Rp58,706 miliar.
Sekitar 43 persen dana dari IPO itu akan dialokasikan untuk penambahan modal kerja, sekitar 31 persen akan untuk pengembangan usaha melalui penambahan jumlah outlet atau gerai baru, dan sisanya untuk pengembalian pinjaman dari salah satu institusi perbankan.
"Kami optimistis dengan prospek bisnis perseroan seiring dengan Indeks Keyakinan Konsumen di level optimistis. Meningkatnya keyakinan konsumen itu juga didorong oleh membaiknya persepsi terhadap kondisi ekonomi," ujar FX Afat Adinata Nursalim.
Terpantau harga saham Mega Perintis Tbk dengan kode efek ZONE pada perdagangan perdana bergerak naik 49,66 persen menjadi Rp446 per saham.
Baca juga: BEI akan implementasikan sistem I-Suite pada saham bermasalah
Baca juga: BEI resmikan pencatatan saham dua perusahaan
"Dengan menjalankan GCG maka akan mendapatkan kepercayaan dan dukungan dari investor yang akhirnya berdampak pada kinerja sahamnya," ujar Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna dalam seremoni pencatatan saham perdana PT Mega Perintis Tbk di Jakarta, Rabu.
Ia mengatakan bahwa setelah saham perseroan resmi tercatat di BEI maka publik akan mencermati setiap aksi korporasi perseroan. "Perseroan harus dapat merealisasikan setiap janjinya sesuai dengan prospektus yang telah dikeluarkan, dengan begitu maka reputasi perseroan akan terjaga dengan baik," katanya.
Direktur Utama Mega Perintis Tbk, FX Afat Adinata Nursalim mengatakan langkah perusahaan mencatatkan saham di BEI melalui penawaran umum perdana (IPO) adalah bagian dari strategi meningkatkantata kelola untuk lebih baik lagi. "Melalui aksi korporasi ini perseroan optimitis kinerja akan lebih baik lagi kedepannya," katanya.
PT Mega Perintis Tbk merupakan perusahaan bidang ritel pakaian khusus pria dan aksesoris. Dalam IPO, perseroan meraih dana sebesar Rp58,706 miliar.
Sekitar 43 persen dana dari IPO itu akan dialokasikan untuk penambahan modal kerja, sekitar 31 persen akan untuk pengembangan usaha melalui penambahan jumlah outlet atau gerai baru, dan sisanya untuk pengembalian pinjaman dari salah satu institusi perbankan.
"Kami optimistis dengan prospek bisnis perseroan seiring dengan Indeks Keyakinan Konsumen di level optimistis. Meningkatnya keyakinan konsumen itu juga didorong oleh membaiknya persepsi terhadap kondisi ekonomi," ujar FX Afat Adinata Nursalim.
Terpantau harga saham Mega Perintis Tbk dengan kode efek ZONE pada perdagangan perdana bergerak naik 49,66 persen menjadi Rp446 per saham.
Baca juga: BEI akan implementasikan sistem I-Suite pada saham bermasalah
Baca juga: BEI resmikan pencatatan saham dua perusahaan
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2018
Tags: