PGE bukukan pendapatan lebih 100 juta dolar
12 Desember 2018 12:46 WIB
Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Petugas melakukan pengecekan sumur KMJ-51 di Pertamina Geothermal Energy (PGE) Area Kamojang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Rabu (18/10/2017). PT PGE Area Kamojang mengoperasikan 92 sumur, untuk memasok uap bagi Pembangkit Listrik Tenaga Panasbumi (PLTP) Unit satu sampai lima, dengan total kapasitas listrik terpasang 235 MW. (ANTARA/Adeng Bustomi)
Jakarta, (ANTARA News) - Pertamina Geothermal Energy (PGE) hingga tengah Desember 2018 membukukan pendapatan lebih dari 100 juta dolar AS.
Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Keuangan PT Pertamina Pahala Mansury ketika hadir dalam perayaan ulang tahun ke-12 PGE di Jakarta, Rabu.
"Tahun ini pendapatannya di atas 100 juta dolar AS, ini kontribusi yang cukup besar untuk Pertamina, " kata Pahala.
Selanjutnya untuk masa delapan tahun mendatang ia ingin PGE dapat mencatatkan pertumbuhan hingga 11 persen dari saat ini.
Ia berharap capaian pendapatan tahun 2018 dapat dipertahankan bahkan ditingkatkan lagi, sebab capaian tersebut harus dipastikan dari pertumbuhan yang baik.
Sebelumnya, informasi dari PGE Jawa Barat memiliki potensi sumber daya energi panas bumi terbesar di Indonesia, dengan total 5.411 MW atau sekitar 20 persen dari total potensi panas bumi yang dimiliki Indonesia.
Direktur Panas Bumi Direktorat Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Ida Nuryatin Finahari, setidaknya terdapat 39 titik di Jawa Barat yang memiliki sumber daya panas bumi.
"Baru empat eksisting pembangkit listrik yaitu di wilayah kerja panas bumi (WKP) Cibeureum — Parabakti, Pangalengan, Kamojang — Darajat Karaha Bodas dengan total kapasitas 1.194 megawatt," ungkap Ida.
Ida melanjutkan, untuk terus meningkatkan pemanfaatan potensi panas bumi di Jawa Barat dan guna memenuhi pertumbuhan konsumsi per tahun yang mencapai 8,4 persen, pihaknya akan melakukan perluasan eksplorasi titik potensi energi panas bumi.
“Sedang dikembangkan empat titik baru di jawa barat tiga dalam tahap eksplorasi di Tampomas, Cisolok dan Tangkuban Perahu serta satu dalam tahap eksploitasi yaitu di Cibuni,” tambah Ida.
PLTP Kamojang memiliki tiga unit pembangkit listrik dengan kapasitas total 235 MW. Pembangkit yang dikelola oleh PT Pertamina Geothermal Energy ini telah beroperasi sejak tahun 1982, menjadikannya sebagai PLTP pertama di Indonesia.
Baca juga: Kepolisian dukung proyek panas bumi Hululais PGE
Baca juga: PGE Kamojang komit kembangkan bisnis ramah lingkungan
Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Keuangan PT Pertamina Pahala Mansury ketika hadir dalam perayaan ulang tahun ke-12 PGE di Jakarta, Rabu.
"Tahun ini pendapatannya di atas 100 juta dolar AS, ini kontribusi yang cukup besar untuk Pertamina, " kata Pahala.
Selanjutnya untuk masa delapan tahun mendatang ia ingin PGE dapat mencatatkan pertumbuhan hingga 11 persen dari saat ini.
Ia berharap capaian pendapatan tahun 2018 dapat dipertahankan bahkan ditingkatkan lagi, sebab capaian tersebut harus dipastikan dari pertumbuhan yang baik.
Sebelumnya, informasi dari PGE Jawa Barat memiliki potensi sumber daya energi panas bumi terbesar di Indonesia, dengan total 5.411 MW atau sekitar 20 persen dari total potensi panas bumi yang dimiliki Indonesia.
Direktur Panas Bumi Direktorat Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Ida Nuryatin Finahari, setidaknya terdapat 39 titik di Jawa Barat yang memiliki sumber daya panas bumi.
"Baru empat eksisting pembangkit listrik yaitu di wilayah kerja panas bumi (WKP) Cibeureum — Parabakti, Pangalengan, Kamojang — Darajat Karaha Bodas dengan total kapasitas 1.194 megawatt," ungkap Ida.
Ida melanjutkan, untuk terus meningkatkan pemanfaatan potensi panas bumi di Jawa Barat dan guna memenuhi pertumbuhan konsumsi per tahun yang mencapai 8,4 persen, pihaknya akan melakukan perluasan eksplorasi titik potensi energi panas bumi.
“Sedang dikembangkan empat titik baru di jawa barat tiga dalam tahap eksplorasi di Tampomas, Cisolok dan Tangkuban Perahu serta satu dalam tahap eksploitasi yaitu di Cibuni,” tambah Ida.
PLTP Kamojang memiliki tiga unit pembangkit listrik dengan kapasitas total 235 MW. Pembangkit yang dikelola oleh PT Pertamina Geothermal Energy ini telah beroperasi sejak tahun 1982, menjadikannya sebagai PLTP pertama di Indonesia.
Baca juga: Kepolisian dukung proyek panas bumi Hululais PGE
Baca juga: PGE Kamojang komit kembangkan bisnis ramah lingkungan
Pewarta: Afut Syafril Nursyirwan
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2018
Tags: