Jakarta (ANTARA News) - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memperpanjang penahanan terhadap empat tersangka tindak pidana korupsi suap kepada DPRD Sumatera Utara periode 2009-2014 dan 2014-2019.

"Hari ini dilakukan perpanjangan penahanan selama 40 hari dimulai 12 Desember 2018 sampai 20 Januari 2019 untuk empat tersangka suap kepada DPRD Sumatera Utara periode 2009-2014 dan 2014-2019," kata Juru Bicara KPK, Febri Diansyah, di Jakarta, Selasa.

Empat tersangka itu antara lain Tohonan Silalahi (TOS), Murni Elieser Verawaty Munthe (MEV), Tonnies Sianturi (TSI), dan Arlene Manurung (ARM).

Sebelumnya, KPK pada 3 April 2018 telah mengumumkan 38 anggota DPRD Sumatera Utara sebagai tersangka dugaan tindak pidana korupsi memberi atau menerima hadiah terkait fungsi dan kewenangan anggota DPRD Sumatera Utara 2009-2014 dan/atau 2014-2019.

Sampai saat ini, 36 orang telah ditahan dari total 38 orang. Dari sisa 2 orang tersebut, salah satu di antaranya berstatus Daftar Pencarian Orang, yaitu Ferry Suando Tanuray Kaban.

38 anggota DPRD Sumatera Utara 2009-2014 dan/atau 2014-2019 tersebut diduga menerima hadiah atau janji dari mantan Gubernur Sumatera Utara, Gatot Puji Nugroho.

Pertama, terkait dengan persetujuan laporan pertanggungjawaban pemerintah Provinsi Sumatera Utara Tahun Anggaran 2012-2014 oleh DPRD Sumatera Utara.

Kedua, persetujuan perubahan APBD Sumatera Utara Tahun Anggaran 2013 dan 2014 oleh DPRD Sumatera Utara.

Ketiga terkait pengesahan APBD Sumatera Utara Tahun Anggaran 2014 dan 2015 oleh DPRD Sumatera Utara.

Terakhir, terkait penolakan penggunaan hak interpelasi oleh DPRD Sumatera Utara pada 2015.

KPK mendapatkan fakta-fakta yang didukung dengan alat bukti berupa keterangan saksi, surat, dan barang elektronik bahwa 38 tersangka itu diduga menerima "fee" masing-masing antara Rp300 sampai Rp350 juta dari Gatot Pujo Nugroho terkait pelaksanaan fungsi dan wewenang sebagai anggota DPRD Sumatera Utara.