Pola pikir masyarakat jadi kendala Binmas Noken Polri
11 Desember 2018 15:56 WIB
Sejumlah warga membuat noken ketika mengikuti Festival Noken ke-6 di depan kantor Majelis Rakyat Papua, Jayapura, Papua, Senin (10/12/2018). (ANTARA FOTO/Gusti Tanati)
Jakarta (ANTARA News) - Pola pikir masyarakat Papua yang cenderung menunggu pemberian karena terbuai dengan program bantuan tunai menjadi salah satu kendala awal program Binmas Noken Polri.
"Misalnya budi daya ternak babi, kami beri tahu soal pakan konsentrat diberikan pagi dan sore, saat terakhir mereka bertanya dapat uang berapa. Kami tidak menyalahkan, kami berikan pengertian," kata Kepala Satgas Khusus Pembinaan Masyarakat (Binmas) Noken Polri Kombes Polisi Eko Rudi Sudarto dalam diskusi di Jakarta, Selasa.
Eko Rudi Sudarto mengakui sumber daya manusia yang turun dalam Operasi Nemangkawi dan masyarakat Papua memiliki pola pikir yang berbeda sehingga terdapat jurang pemisah.
Di satu sisi, Satgas Binmas Noken ingin agar masyarakat Papua maju dengan memberikan pengetahuan yang dimiliki, seperti teknik beternak dan berkebun, tetapi di sisi lain masyarakat enggan.
Untuk itu, pihaknya terus membangun sinergi antara personel dan masyarakat. Selain itu juga lembaga masyarakat serta pemerintah daerah yang tidak semua memberikan dukungan untuk program yang dijalankan.
Kendala lain yang ditemui untuk menjalankan program adalah nilai uang di daerah pedalaman berbeda dengan perkotaan sehingga pembiayaan melebihi anggaran.
"Saat disusun harga satu kotak lebah madu hanya dianggarkan Rp3 juta. Ro3 juta harga di sini, untuk kirim di sana satu kotak bisa Rp9 juta," kata Eko.
Tantangan selanjutnya adalah dari sisi manajemen, yakni personel untuk pelaksanaan program yang awalnya telah dikumpulkannya harus berpindah saat program dimulai.
Terakhir kendala klasik untuk menjalankan program di Papua adalah aspek geografis dan demografi, yakni daerah operasi merupakan pegunungan dengan transportasi darat dan udara yang berisiko tinggi.
Masyarakat pun tinggal dalam kelompok-kelompok kecil yang hanya terdiri atas dua atau tiga keluarga dalam satu kelompok. Sementara jarak antarkelompok cukup jauh.
Namun dengan berbagai tantangan tersebut, Operasi Nemangkawi yang dilakukan di sembilan kabupaten di Papua mulai awal 2018 telah membuahkan hasil. Salah satunya 30 peternakan di Kabupaten Mimika, Jayawijaya, Lanny Jaya, Yahukimo, Pegunungan Bintang, Nabire, Paniai, Puncak dan Puncak Jaya.
Baca juga: Tokoh Papua perlu lebih sering duduk bersama
Baca juga: Ratusan guru di Wondama-Papua Barat belum bersertifikat
Baca juga: Pendidikan solusi untuk kesejahteraan masyarakat Papua
"Misalnya budi daya ternak babi, kami beri tahu soal pakan konsentrat diberikan pagi dan sore, saat terakhir mereka bertanya dapat uang berapa. Kami tidak menyalahkan, kami berikan pengertian," kata Kepala Satgas Khusus Pembinaan Masyarakat (Binmas) Noken Polri Kombes Polisi Eko Rudi Sudarto dalam diskusi di Jakarta, Selasa.
Eko Rudi Sudarto mengakui sumber daya manusia yang turun dalam Operasi Nemangkawi dan masyarakat Papua memiliki pola pikir yang berbeda sehingga terdapat jurang pemisah.
Di satu sisi, Satgas Binmas Noken ingin agar masyarakat Papua maju dengan memberikan pengetahuan yang dimiliki, seperti teknik beternak dan berkebun, tetapi di sisi lain masyarakat enggan.
Untuk itu, pihaknya terus membangun sinergi antara personel dan masyarakat. Selain itu juga lembaga masyarakat serta pemerintah daerah yang tidak semua memberikan dukungan untuk program yang dijalankan.
Kendala lain yang ditemui untuk menjalankan program adalah nilai uang di daerah pedalaman berbeda dengan perkotaan sehingga pembiayaan melebihi anggaran.
"Saat disusun harga satu kotak lebah madu hanya dianggarkan Rp3 juta. Ro3 juta harga di sini, untuk kirim di sana satu kotak bisa Rp9 juta," kata Eko.
Tantangan selanjutnya adalah dari sisi manajemen, yakni personel untuk pelaksanaan program yang awalnya telah dikumpulkannya harus berpindah saat program dimulai.
Terakhir kendala klasik untuk menjalankan program di Papua adalah aspek geografis dan demografi, yakni daerah operasi merupakan pegunungan dengan transportasi darat dan udara yang berisiko tinggi.
Masyarakat pun tinggal dalam kelompok-kelompok kecil yang hanya terdiri atas dua atau tiga keluarga dalam satu kelompok. Sementara jarak antarkelompok cukup jauh.
Namun dengan berbagai tantangan tersebut, Operasi Nemangkawi yang dilakukan di sembilan kabupaten di Papua mulai awal 2018 telah membuahkan hasil. Salah satunya 30 peternakan di Kabupaten Mimika, Jayawijaya, Lanny Jaya, Yahukimo, Pegunungan Bintang, Nabire, Paniai, Puncak dan Puncak Jaya.
Baca juga: Tokoh Papua perlu lebih sering duduk bersama
Baca juga: Ratusan guru di Wondama-Papua Barat belum bersertifikat
Baca juga: Pendidikan solusi untuk kesejahteraan masyarakat Papua
Pewarta: Dyah Dwi Astuti
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2018
Tags: