Polisi: Korban tewas di Nduga diduga anggota KKB
10 Desember 2018 17:56 WIB
Prajurit TNI bersiap menaiki helikopter menuju Nduga di Wamena, Papua, Rabu (5/12/2018). Aparat gabungan terus berusaha mengatasi Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) . (ANTARA FOTO/Iwan Adisaputra/wsj)
Jayapura (ANTARA News) - Kabid Humas Polda Papua Kombes Ahmad Kamal mengatakan, enam warga sipil yang dilaporkan tewas saat tim gabungan TNI/Polri melakukan evakuasi di Yigi, Distrik Yall, Kabupaten Nduga, diduga anggota kelompok kriminal bersenjata (KKB).
Dugaan itu disebabkan sejak tim gabungan di kirim ke wilayah Kabupten Nduga tidak ada laporan yang diterima langsung anggota di lapangan tentang adanya warga sipil yang tewas tertembak sampai adanya berita tentang "enam orang tewas tertembak".
"Belum ada laporan tentang adanya warga sipil yang menjadi korban penembakan anggota," kata Kombes Kamal di Jayapura, Senin.
Ia mengatakan, enam warga yang dilaporkan tewas diduga anggota KKB karena kemungkinan tewas saat terjadi kontak tembak sebelum berhasil mengevakuasi korban dan mengguasai ini kawasan Mbua dan Yigi.
Tidak mungkin aparat keamanan dengan semena-mena menembak warga sipil karena mereka ada untuk melindungi masyarakat, ujar Kamal seraya menambahkan, walaupun demikian untuk memastikannya akan diselidiki lebih lanjut.
Aksi penyerangan terhadap karyawan PT. Istaka Karya, menewaskan 18 orang termasuk staf BBPJN Wilayah XVIII Papua dan anggota TNI AD dari Yonif 755 Yalet Sertu (anumerta) Handoko.
Ketika ditanya tentang nasib empat karyawan PT. Istaka Karya yang belum ditemukan, Kombes Kamal mengatakan, anggota masih melakukan pencaharian dengan menyisiri kawasan Yigi, dan gunung Tabo.
Pencaharian masih terus dilakukan hingga ditemukannya seluruh karyawan yakni Rikki Kardo Simanjuntak, Petrus Ramli, M.Ali Akbar dan Hardi Ali, tutur Kombes Kamal.
Baca juga: Korban KKB di Gunung Tabo dipastikan Matius Palinggi
Baca juga: Danrem 172/PWJ ajak warga Nduga tidak terprovokasi
Baca juga: TNI/Polri masih cari lima karyawan Istaka korban KKB
Dugaan itu disebabkan sejak tim gabungan di kirim ke wilayah Kabupten Nduga tidak ada laporan yang diterima langsung anggota di lapangan tentang adanya warga sipil yang tewas tertembak sampai adanya berita tentang "enam orang tewas tertembak".
"Belum ada laporan tentang adanya warga sipil yang menjadi korban penembakan anggota," kata Kombes Kamal di Jayapura, Senin.
Ia mengatakan, enam warga yang dilaporkan tewas diduga anggota KKB karena kemungkinan tewas saat terjadi kontak tembak sebelum berhasil mengevakuasi korban dan mengguasai ini kawasan Mbua dan Yigi.
Tidak mungkin aparat keamanan dengan semena-mena menembak warga sipil karena mereka ada untuk melindungi masyarakat, ujar Kamal seraya menambahkan, walaupun demikian untuk memastikannya akan diselidiki lebih lanjut.
Aksi penyerangan terhadap karyawan PT. Istaka Karya, menewaskan 18 orang termasuk staf BBPJN Wilayah XVIII Papua dan anggota TNI AD dari Yonif 755 Yalet Sertu (anumerta) Handoko.
Ketika ditanya tentang nasib empat karyawan PT. Istaka Karya yang belum ditemukan, Kombes Kamal mengatakan, anggota masih melakukan pencaharian dengan menyisiri kawasan Yigi, dan gunung Tabo.
Pencaharian masih terus dilakukan hingga ditemukannya seluruh karyawan yakni Rikki Kardo Simanjuntak, Petrus Ramli, M.Ali Akbar dan Hardi Ali, tutur Kombes Kamal.
Baca juga: Korban KKB di Gunung Tabo dipastikan Matius Palinggi
Baca juga: Danrem 172/PWJ ajak warga Nduga tidak terprovokasi
Baca juga: TNI/Polri masih cari lima karyawan Istaka korban KKB
Pewarta: Evarukdijati
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2018
Tags: