Bandarlampung (ANTARA News) - Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda, Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung, mengalami 31 kali kegempaan letusan sepanjang pengamatan Minggu (9/12) hingga Senin dini hari.

Gunung di tengah laut itu teramati empat kali mengalami letusan dengan tinggi 200-700 meter dengan warna asap hitam.

Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dalam rilis diterima di Bandarlampung, Senin, meneruskan laporan aktivitas Gunung Anak Krakatau oleh Jumono, staf Kementerian ESDM, Badan Geologi, PVMBG Pos Pengamatan Gunung Anak Krakatau periode pengamatan 9 Desember 2018 pukul 00.00 sampai 24.00 WIB, visual gunung jelas hingga kabut 0-III.

Visual pada malam hari dari CCTV teramati sinar api dan lontaran lava pijar tinggi sekitar 100-200 meter ke segala arah. Ombak laut tenang.

Laporan aktivitas Gunung Anak Krakatau sepanjang pengamatan itu, mengalami Kegempaan Letusan 31 kali, amplitudo 45-58 mm, durasi 48-465 detik. Embusan 25 kali, amplitudo 6-48 mm, durasi 15-143 detik. Tremor Harmonik 69 kali, amplitudo 6-57 mm, durasi 16-810 detik. Vulkanik Dangkal 45 kali, amplitudo 5-37 mm, durasi 4-18 detik. Vulkanik Dalam 10 kali, amplitudo 35-56 mm, S-P 1-2,6 detik, durasi 14-41 detik. Tremor Menerus amplitudo 1-25 dominan 3 mm.

Gunung api di dalam laut dengan kedalaman 338 meter dari permukaan laut (mdpl) ini selama pengamatan cuaca cerah dan mendung. Angin bertiup lemah ke arah utara, timur, dan barat. Suhu udara 26-31 derajat Celsius, kelembapan udara 66-87 persen, dan tekanan udara 0-0 mmHg.

Kesimpulan tingkat aktivitas Gunung Anak Krakatau Level II (Waspada) sehingga direkomendasikan masyarakat/wisatawan tidak diperbolehkan mendekati kawah dalam radius dua kilometer (km) dari kawah.
Baca juga: Gunung anak krakatau 9 kali tremor
Baca juga: Belasan kegempaan letusan terjadi di Gunung Anak Krakatau
Baca juga: Nelayan dan wisatawan diminta tak dekati gunung Anak Krakatau