Wamena (ANTARA News) - Dandim 1702/Jayawijaya Letkol Infantri Candra Dianto mengatakan sejumlah warga Kabupaten Nduga, Papua yang sebelumnya mengungsi ke hutan belantara, sudah kembali ke kampung mereka karena ada jaminan keamanan dari aparat TNI dan Polri.

Dandim 1702 Letkol Infantri Candara Dianto di Wamena, ibu kota Kabupaten Jayawijaya, Minggu, mengaku sejumlah warga trauma dengan insiden kelompok kriminal bersenjata (KKB) yang mendorong keberadaan aparat TNI dan Polri di Nduga.

"Tetapi kemarin tim evakuasi bersama bapak Danrem ada di lokasi sana, kemudian berhasil mengumpulkan dan menurunkan masyarakat yang mengungsi, sehingga mereka kembali ke kampung masing-masing karena mereka merasa ada jaminan keamanan," katanya.

Dandim memastikan tidak ada operasi militer di sana, sehingga warga tidak harus takut terhadap TNI dan Polri.

"Di sana tidak ada operasi. Kami hanya melakukan evakuasi dan pencarian korban. Hanya sebatas itu," katanya.

Ia mengatakan hingga kini belum diterima adanya korban jiwa dari masyarakat sipil atas kehadiran aparat TNI bersama Polri.

"Sementara tidak ada korban dari masyarakat. Kecuali yang korban pembantaian (pekerja PT Istaka Karya) yang dilakukan oleh kelompok sipil bersenjata," katanya.

Menurut dia, telah ditemukan satu jenazah korban penembakan KKB dan sudah dievakuasi ke Pos keamanan di Mbua.

Jenazah pria berambut panjang itu sudah tiba di Pos keamanan Mbua sekitar pukul 16.30 WIT dan rencananya dievakuasi Senin,(10/12) ke Jayawijaya.

"Kita belum tahu apakah dia pekerja di PT Istaka Karya atau bukan, tapi ciri-cirinya rambut panjang," katanya.


Warga Sipil

Sementara itu, Anggota DPRD Nduga Ikabus Gwijangge mengatakan jika aparat TNI dan Polri hendak melakukan operasi militer terhadap KKB maka mereka harus memastikan keamanan warga sipil agar tidak menjadi korban salah tembak.

Ikabus Gwijangge mengaku telah menerima laporan dari warga bahwa beberapa warga sipil menjadi korban salah tembak oleh aparat TNI-Polri dan DPRD akan mengecek sendiri ke lokasi, terkait kebenaran informasi tersebut.

"Kami tidak ikut campur urusan aparat dengan Kelompok Kriminal Bersenjata, kami hanya ingin warga kami tidak menjadi korban, karena mereka tidak tahu dengan masalah ini," katanya.

Menurut dia, DPRD belum turun ke Nduga karena masih menunggu beberapa pihak terkait yang nantinya terlibat bersama mereka.

"Kami ingin kesana dan memanggil mereka (masyarakat yang masuk ke hutan) kembali agar hal-hal yang ditakutkan tidak terjadi," katanya.

DPRD khawatir jika masyarakat sipil masuk ke hutan dan sedang dilakukan operasi militer oleh TNI bersama Polri terhadap KKB, maka bisa jadi salah tembak.

"TNI-Polri tidak akan tahu apakah mereka (warga yang mengungsi) ini bagian dari kelompok itu atau hanya masyarakat sipil, ini yang kami ingin ke sana," katanya.