Tokyo (ANTARA News) - Senin (10/12) lusa merupakan hari terakhir masa penahanan mantan bos Nissan Carlos Ghosn, setelah mendekam selama 22 hari sejak ditangkap di Jepang pada 19 November atas tuduhan mengecilkan jumlah pendapatan dalam laporan keuangan selama lima tahun terakhir.

Ghosn dan mantan representative director Nissan Motor Co, Greg Kelly, kemungkinan akan mendapatkan pembebasan di hari yang sama, menurut harian bisnis Jepang, Nikkei, pada Jumat (7/12), dilansir Reuters, Sabtu.

Namun, jaksa Jepang kemungkinan tidak akan melepasakan keduanya, karena pihak penegak hukum diperkirakan akan menangkap mereka kembali atas dugaan kesalahan dalam melaporkan hasil kompensasi selama tiga tahun tambahan. Artinya, Ghosn dan Kelly bisa saja ditahan lebih dari 22 hari.

Bagaimana Ghosn akan ditahan kembali?

Media lokal Jepang melaporkan, Ghosn dan Kelly membantah telah melakukan tindak kejahatan, meskipun pengacara mereka belum mengeluarkan pernyataan.

Jika ditangkap kembali, Ghosn akan ditahan selama 22 hari berikutnya.

Lantas, bisakah Ghosn dibebaskan dengan jaminan?

Jika Ghosn tidak ditahan, pria Prancis itu kemungkinan tidak dapat melakukan penerbangan dan jaminannya akan ditolak, kata seorang ahli hukum dilansir Reuters.

Jaksa enggan memberikan jaminan kepada terduga yang bersikeras tidak bersalah, kata Nobuo Gohara, mantan jaksa yang sebelumnya menjadi anggota Unit Investigasi Khusus kantor jaksa Tokyo, yang memimpin penyelidikan Ghosn.

Hal itu menimbulkan kritik terhadap "sistem peradilan yang berbasis pada penahanan," karena orang-orang itu ditahan sampai mengaku melakukan kejahatan, kata Gohara.

Para ahli hukum mengatakan bahwa sudah menjadi tanggung jawab perusahaan untuk menyiapkan dokumen keuangan yang akurat, sehingga muncul pertanyaan kenapa hanya dua pimpinan yang dituduh.

Namun, pada Jumat (7/12), Nikkei mengatakan jaksa kemungkinan akan meminta pertanggungjawaban Nissan karena menerbitkan pernyataan yang diduga salah mengartikan pembayaran Ghosn.

Nissan dan Kantor Jaksa Penuntut Umum Tokyo menolak berkomentar ketika dihubungi Reuters.

Orang-orang yang ditangkap di Jepang kebanyakan ditahan tanpa komunikasi di sel kecil dengan toilet terbuka selama 23 hari.

Pengacara dapat mengunjungi klien dalam tahanan tetapi tidak dapat hadir selama sesi interogasi, yang dapat berlangsung delapan jam sehari, selama beberapa hari.

"Tersangka menjadi cemas dan kehilangan kepercayaan pada apa yang mereka katakan," kata pengacara yang berbasis di Osaka, Masashi Akita, yang hanya memenangkan sebagian kecil dari kasusnya selama lebih dari 30 tahun.

"Apa yang sangat sulit adalah tersangka mengatakan jaksa tidak akan mendengarkan, tidak peduli berapa kali mereka mengulanginya," katanya.

"Setiap negara memiliki budaya dan sistemnya sendiri," kata Shin Kukimoto, wakil jaksa penuntut umum pada konferensi pers pekan lalu. "Saya tidak yakin itu benar untuk mengkritik sistem lain hanya karena berbeda."

Akan tetapi, sistem itu tidak kebal atas proses pembaruan. Mulai tahun depan, interogasi harus dicatat pada kasus-kasus yang diinisiasi oleh Unit Investigasi Khusus.

Jaksa memastikan bahwa mereka telah merekam pertanyaan untuk Ghosn.

Sang Whistleblower?

Chief Executive Nissan, Hiroto Saikawa mengatakan dugaan pelanggaran Ghosn telah diungkap oleh seorang whistleblower (pengungkap fakta) yang identitasnya belum diungkapkan.

Namun, belum diketahui apakah si whistleblower itu hanya mengetahui kesalahan Ghosn, atau malah menjadi pihak yang ikut melakukan kesalahan.

Jika sang pengungkap fakta ternyata ikut bersalah, jaksa bisa meminta pelapor untuk bersaksi melawan Ghosn dengan imbalan keringanan hukuman.

Penawaran pembelaan seperti itu diperkenalkan pada sistem hukum Jepang pada bulan Juni dan sejauh ini baru digunakan sekali.

Baca juga: Setelah kasus Ghosn, Nissan kembali tersandung skandal inspeksi

Baca juga: Nissan tunda umumkan calon pengganti Carlos Ghosn

Baca juga: Carlos Ghosn akan kembali ditangkap karena kecilkan penghasilan