IBL
Telat panas, Siliwangi akui tampil beda dibanding Seri I
7 Desember 2018 20:09 WIB
Asisten Pelatih Bogor Siliwangi, Paul Mario Sanggor (kanan) dan pemainnya Daniel Wenas (kiri) menghadiri jumpa pers purnalaga selepas menelan kekalahan dalam pertandingan lanjutan Seri II Liga Bola Basket Indonesia melawan Stapac Jakarta di Britama Arena, Jakarta, Jumat (7/12/2018). (ANTARA News/Gilang Galiartha)
Jakarta (ANTARA News) - Asisten pelatih Bogor Siliwangi, Paul Mario Wanggor, mengakui timnya tampil berbeda dibandingkan Seri I Liga Bola Basket Indonesia (IBL) 2018-2019 ketika menghadapi Stapac Jakarta di Seri II sehingga menelan kekalahan 65-67 dari sang lawan di Britama Arena, Jakarta, Jumat.
"Justru ini tadi kebalikan dari Seri I, waktu itu pekerjaan rumah kami penampilan di kuarter ketiga dan keempat yang jelek," kata Paul Mario dalam jumpa pers purnalaga.
"Sekarang kami telat panas, walaupun sempat mengejar, sayang menit-menit terakhir ketika ada beberapa penguasaan bola seharusnya bisa skor tapi gak dapat," ujarnya menambahkan.
Baca juga: Sempat lengah, Stapac akhrinya atasi Siliwangi 67-65
Di sisi lain, Paul Mario juga menyebut kekalahan tersebut tidak lepas dari bobolnya pertahanan mereka di paint area alias di bawah keranjang.
"Skemanya memang menahan tembakan di perimeter, itu sudah bisa terkunci, tapi ternyata mereka bisa masuk memanfaatkan paint area," kata Paul Mario.
Statistik pertandingan mencatat bahwa Stapac mengemas 36 poin di paint area dalam kemenangan tersebut dengan tingkat akurasi 64,3 persen, sebaliknya Siliwangi hanya mencapai 36,1 persen berbuah 26 poin.
Hal senada disampaikan pemain Siliwangi, Daniel Wenans, yang mengakui bahwa seharusnya timnya bisa memulai pertandingan dengan lebih baik untuk bisa mencapai hasil yang diinginkan.
"Menang kalah part of the game. Tapi memang, kalau start-nya lebih bagus bisa mengalahkan mereka kayak di Semarang," ujarnya.
Siliwangi akan kembali melantai pada Sabtu (8/12) saat mereka menghadapi Pacific Caesar Surabaya.
Baca juga: Walau menang, pelatih Stapac merasa kalah
"Justru ini tadi kebalikan dari Seri I, waktu itu pekerjaan rumah kami penampilan di kuarter ketiga dan keempat yang jelek," kata Paul Mario dalam jumpa pers purnalaga.
"Sekarang kami telat panas, walaupun sempat mengejar, sayang menit-menit terakhir ketika ada beberapa penguasaan bola seharusnya bisa skor tapi gak dapat," ujarnya menambahkan.
Baca juga: Sempat lengah, Stapac akhrinya atasi Siliwangi 67-65
Di sisi lain, Paul Mario juga menyebut kekalahan tersebut tidak lepas dari bobolnya pertahanan mereka di paint area alias di bawah keranjang.
"Skemanya memang menahan tembakan di perimeter, itu sudah bisa terkunci, tapi ternyata mereka bisa masuk memanfaatkan paint area," kata Paul Mario.
Statistik pertandingan mencatat bahwa Stapac mengemas 36 poin di paint area dalam kemenangan tersebut dengan tingkat akurasi 64,3 persen, sebaliknya Siliwangi hanya mencapai 36,1 persen berbuah 26 poin.
Hal senada disampaikan pemain Siliwangi, Daniel Wenans, yang mengakui bahwa seharusnya timnya bisa memulai pertandingan dengan lebih baik untuk bisa mencapai hasil yang diinginkan.
"Menang kalah part of the game. Tapi memang, kalau start-nya lebih bagus bisa mengalahkan mereka kayak di Semarang," ujarnya.
Siliwangi akan kembali melantai pada Sabtu (8/12) saat mereka menghadapi Pacific Caesar Surabaya.
Baca juga: Walau menang, pelatih Stapac merasa kalah
Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2018
Tags: