Harga minyak perpanjang kejatuhan, pertemuan OPEC nihil kesepakatan
7 Desember 2018 06:56 WIB
Illustrasi: Anjungan PHE 24 Petugas menyelesaikan instalasi anjungan lepas pantai Pertamina Hulu Energi (PHE) 24 di Lepas Pantai Perairan Madura, Jawa Timur. Pembangunan anjungan tersebut merupakan bagian dari usaha Pertamina untuk meningkatkan kontribusi hingga 40 persen produksi minyak nasional pada 2019.
New York (ANTARA News) - Harga minyak dunia memperpanjang banyak kerugian pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), karena OPEC mengakhiri pertemuan yang banyak ditunggu tanpa keputusan tentang potensi tingkat pemangkasan produksi.
Kartel minyak yang dipimpin Saudi dan sekutunya mengadakan pertemuan di kantor pusat OPEC di Wina, Austria, pada Kamis (6/12), untuk bersusah payah mengatasi jatuhnya harga minyak, di tengah harapan pasar yang luas bahwa mereka akan mencapai kesepakatan pengurangan produksi minyak.
OPEC dilaporkan setuju untuk memangkas produksi, tetapi tidak ada rincian khusus tentang berapa banyak minyak yang akan ditariknya dari pasar. Kelompok beranggotakan 15 negara itu akan mengadakan pembicaraan dengan sekutu-sekutunya termasuk Rusia pada Jumat (7/12) waktu setempat.
Menambah dampak negatif, Amerika Serikat (AS) membukukan kenaikan dramatis dalam ekspor minyak mentahnya menjadi lebih dari 3,2 juta barel per hari pekan lalu, menurut laporan mingguan Badan Informasi Energi AS pada Kamis (6/12), seperti dikutip Xinhua.
Tingkat ekspor tersebut melebihi tingkat impor, menjadikan produsen minyak utama dunia itu sebagai eksportir bersih untuk pertama kalinya dalam 75 tahun.
Meskipun persediaan minyak mentah AS turun menjadi 443,2 juta barel dalam seminggu yang berakhir 30 November, jumlahnya masih sekitar 6,00 persen di atas rata-rata lima tahun, kata laporan itu.
Minyak mentah AS, West Texas Intermediate (WTI), untuk pengiriman Januari turun 1,4 dolar AS menjadi menetap di 51,49 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.
Sementara itu, patokan global, minyak mentah Brent untuk pengiriman Januari turun 1,5 dolar AS menjadi ditutup pada 60,06 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.
Baca juga: Pelemahan kurs dolar AS berlanjut
Baca juga: Harga emas naik tipis ketika dolar dan saham melemah
Kartel minyak yang dipimpin Saudi dan sekutunya mengadakan pertemuan di kantor pusat OPEC di Wina, Austria, pada Kamis (6/12), untuk bersusah payah mengatasi jatuhnya harga minyak, di tengah harapan pasar yang luas bahwa mereka akan mencapai kesepakatan pengurangan produksi minyak.
OPEC dilaporkan setuju untuk memangkas produksi, tetapi tidak ada rincian khusus tentang berapa banyak minyak yang akan ditariknya dari pasar. Kelompok beranggotakan 15 negara itu akan mengadakan pembicaraan dengan sekutu-sekutunya termasuk Rusia pada Jumat (7/12) waktu setempat.
Menambah dampak negatif, Amerika Serikat (AS) membukukan kenaikan dramatis dalam ekspor minyak mentahnya menjadi lebih dari 3,2 juta barel per hari pekan lalu, menurut laporan mingguan Badan Informasi Energi AS pada Kamis (6/12), seperti dikutip Xinhua.
Tingkat ekspor tersebut melebihi tingkat impor, menjadikan produsen minyak utama dunia itu sebagai eksportir bersih untuk pertama kalinya dalam 75 tahun.
Meskipun persediaan minyak mentah AS turun menjadi 443,2 juta barel dalam seminggu yang berakhir 30 November, jumlahnya masih sekitar 6,00 persen di atas rata-rata lima tahun, kata laporan itu.
Minyak mentah AS, West Texas Intermediate (WTI), untuk pengiriman Januari turun 1,4 dolar AS menjadi menetap di 51,49 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.
Sementara itu, patokan global, minyak mentah Brent untuk pengiriman Januari turun 1,5 dolar AS menjadi ditutup pada 60,06 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.
Baca juga: Pelemahan kurs dolar AS berlanjut
Baca juga: Harga emas naik tipis ketika dolar dan saham melemah
Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2018
Tags: