Jakarta (ANTARA News) - Dua Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yakni Perum Perikanan Indonesia (Perindo) dan PT Pertamina (Persero) bersinergi memberikan program kemitraan senilai total Rp40miliar untuk 512 petambak udang di Kabupaten Tulangbawang, Lampung.

Deputi Bidang Industri Agro dan Farmasi Kementerian BUMN Wahyu Kuncoro menyambut positif program kemitraan tersebut. Menurutnya, BUMN turut aktif mengambil peran dalam membangun pertumbuhan ekonomi masyarakat menengah ke bawah melalui beragam program kemitraan.

"Pola kemitraan yang diterapkan Perum Perindo dan Pertamina ini sangat baik dalam rangka memberdayakan masyarakat menengah ke bawah untuk berwirausaha. Pola bisnis ini pun memberikan kepastian bantuan modal, pendampingan, hingga jaminan penyerapan hasil panen para petambak," kata Wahyu Kuncoro melalui keterangan tertulis di Jakarta, Rabu.

Ada pun realisasi program kemitraan tersebut dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama disalurkan pada Mei 2018 lalu sebesar Rp8,5 Miliar untuk 110 petambak. Lalu tahap kedua disalurkan untuk 404 petambak dengan nilai total Rp31,34 Miliar, dan diserahkan langsung oleh Direktur Utama Perum Perindo Risyanto Suanda serta Region Manager Communication & CSR Pertamina Sumbagsel Rifky Rachman Yusuf di lokasi tambak Bratasena, Tulangbawang.

Bersamaaan dengan penyerahan program kemitraan tahap II tersebut, dilakukan juga kegiatan panen hasil tambak dari para penerima program Tahap I. Hasil panen berupa udang vanamei pun langsung dibeli oleh Perum Perindo.

"Sesuai kesepakatan dengan Pertamina, Perindo yang jadi off taker. Sehingga, petambak langsung bisa menjual hasil panennya saat itu juga," kata Dirut Perindo Risyanto Suanda.

Risyanto menjelaskan Pertamina dan Perum Perindo sudah bersepakat berbagi peran. Pertamina sebagai penyedia dana program kemitraan, sedangkan Perum Perindo sebagai off taker atau pembeli hasil panennya, sekaligus pendampingan teknis.

"Kami menempatkan SDM khusus untuk mengelola program ini yang sewaktu-waktu dibutuhkan siap membantu para petambak jika ada masalah," katanya.

Program kemitraan ini diharapkan efektif karena dana kemitraan yang merupakan pinjaman dengan biaya administrasi hanya 3 persen per tahun itu tidak sekadar diserahkan begitu saja. Namun, para petambak penerimanya juga diberi pendampingan dan dijamin pasarnya.

Risyanto menambahkan, program kemitraan ini diharapkan mampu merevitalisasi kegiatan budidaya di Tulang Bawang yang dulu pernah menjadi penghasil udang vanamei hingga 200 ton per hari.

Dia juga optimistis sinergi dua BUMN ini akan membantu peningkatan penghasilan 514 petambak yang berada di kawasan Tulang Bawang.

"Program ini akan terus ditingkatkan agar produksi udang terus bertambah karena hasilnya sebagian besar untuk memenuhi pasar ekspor yang mampu mendatangkan devisa cukup besar," ujarnya.
***1***