Semarang (ANTARA News) - Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir menyosialisasikan Gerakan Akademi Komunitas Berbasis Pesantren dan Pameran Industri sebagai upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia dalam menghadapi Revolusi Industri 4.0.

"Santri terus didorong untuk terus memiliki keterampilan. Dengan begitu lulusannya tidak hanya pintar mengaji, vokasinya pun harus baik," kata Menristekdikti saat Sosialisasi Gerakan Akademi Komunitas Berbasis Pesantren, dan Pameran Industri di Gradhika Bhakti Praja, Semarang, Rabu.

Akademi Komunitas merupakan perguruan tinggi yang menyelenggarakan jenis pendidikan vokasi program Diploma Satu (D-I) dan atau Diploma Dua (D-II) dalam satu atau beberapa cabang ilmu pengetahuan dan atau teknologi tertentu, yang berbasis keunggulan lokal atau untuk memenuhi kebutuhan khusus.

Menurut Menristekdikti, peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan suatu keharusan, terlebih dengan hadirnya era Revolusi Industri 4.0.

Dalam Global Compatitive Index 2018, Indonesia menduduki peringkat 45 dari 140 negara, sebelumnya Indonesia berada pada peringkat 47 dalam indeks tersebut.

"`Human capital` harus kita dorong bagaimana menjadi lebih berkualitas. Bapak Presiden Jokowi akan berkonsentrasi membangun pendidikan vokasi di seluruh pondok pesantren di Indonesia. (Alumnus) pondok pesantren harus pintar `ngaji`, vokasinya juga harus baik," ujarnya.

Pendidikan vokasi berbasis pesantren, kata Menristekdikti, hendaknya mengacu pada potensi daerah masing-masing agar pengembangannya dapat berlangsung baik.

Selain itu, institusi pendidikan vokasi diharapkan bekerja sama dengan industri sesuai dengan kurikulum dan potensi daerah.

Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen menyambut baik Gerakan Akademi Komunitas Berbasis Pesantren dan Pameran Industri tersebut.

"Saya senang dan mengapresiasi inovasi Kemenristekdikti yang mengembangkan Gerakan Akademi Komunitas Berbasis Pesantren dan hari ini `dilaunching` di Jawa Tengah. Ketika Kemenrisdikti mendorong pendidikan SMK, khususnya yang di bawah ponpes untuk melanjutkan ke jenjang D1 maupun D2, maka itu akan menjadi jauh lebih baik," katanya.

Wagub menyebutkan Pemprov Jateng terus mendorong penguatan kualitas pendidikan pada jenjang SMK dan muatan kurikulum SMK telah disesuaikan dengan kebutuhan dunia industri.

"Pemprov Jateng juga menjalin kerja sama magang kerja dengan perusahaan-perusahaan Jepang dengan tujuan agar pelajar SMK dapat belajar meningkatkan keterampilan, transfer teknologi, dan sekaligus mengadposi etos kerja warga Jepang yang dikenal rajin dan disiplin," ujarnya.

Baca juga: Akademi komunitas tekstil Solo topang kebutuhan 135 ribu naker
Baca juga: Akademi komunitas manufaktur logam di Bantaeng selesai dibangun