Menkominfo buat konsep rapat santai TELSOM-TELMIN
5 Desember 2018 11:53 WIB
Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara saat penanaman pohon sebagai simbolis pembukaan acara TELSOM-TELMIN 2018 di Ubud, Bali, Rabu (5/12/2018). Pertemuan tahunan ini dihadiri direktur jenderal dan menteri komunikasi tingkat ASEAN. (ANTARA News/Natisha Andarningtyas)
Ubud, Bali (ANTARA News) - Indonesia menjadi tuan rumah pertemuan tahunan Telecommunications and Information Technology Senior Officials Meeting (TELSOM) dan ASEAN Telecommunications and Information Techology Ministers Meeting (TELMIN) di Ubud, Bali, 3-6 Desember 2018.
Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara, menginginkan pertemuan ini digelar santai tanpa seragam formal kemeja dan jas, namun tetap fokus.
"Ini memang rapatnya dirancang untuk retreat, tidak formal atau informal, kasual. Bahkan pakai polo shirt," kata Rudiantara jelang pertemuan tersebut di Ubud, Bali, Rabu.
"Yang penting adalah fokus, substansi saat ini, setidaknya lima sampai sepuluh tahun dunia digital karena dinamikanya luar biasa," Rudiantara melanjutkan.
TELSOM-TELMIN merupakan pertemuan direktur jenderal dan menteri telekomunikasi tingkat regional negara-negara ASEAN, tahun ini mengusung tema masa depan ekonomi digital di ASEAN.
"Diskusi yang bermanfaat mengenai isu terkini, terutama tentang ekonomi digital," kata Rudiantara saat pembukaan acara.
Di hadapan para peserta pertemuan, Rudiantara menyatakan Indonesia menghadapi banyak tantangan untuk mewujudkan target ekonomi digital senilai 130 miliar dolar, atau sekitar Rp1,872 triliun.
Baca juga: Indonesia gelar pertemuan TELSOM-TELMIN 2018
Salah satu tantangan utama yang dihadapi adalah mengenai akses digital, belum semua wilayah di Indonesia terhubung dengan internet. Indonesia memiliki proyek Palapa Ring untuk menghubungkan semua wilayah, ditargetkan selesai pada 2019.
Selain masalah konektivitas, Menkominfo Rudiantara juga menyoroti masalah perlindungan data dan keamanan siber. Dia menyoroti kehadiran raksasa teknologi dunia seperti Google dan Facebook.
"Apakah kita mau membiarkan ASEAN hanya dijadikan pasar?" kata dia, saat pembukaan.
Pada wawancara terpisah sebelum acara dimulai, Rudiantara menyatakan terdapat perubahan dalam sistem pembayaran, kini terdapat opsi non-tunai.
"Nanti, saat (transaksi) lintas negara, bagaimana perlakuan tentang, misalnya, kita menjaga data-data pribadi," kata Rudiantara.
Perlakuan data pribadi ini mencakup regional ASEAN dan hubungan ASEAN dengan regional yang lain.
Ia mecontohkan sejumlah negara di Eropa yang tidak mengizinkan e-commerce di sebuah negara untuk bertransaksi dengan negara lain yang tidak memiliki undang-undang mengenai perlindungan data pribadi.
Baca juga: Menkominfo ingatkan dinamika industri telekomunikasi sangat cepat
Baca juga: Fintech dianggap sebagai hal baru yang seksi
Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara, menginginkan pertemuan ini digelar santai tanpa seragam formal kemeja dan jas, namun tetap fokus.
"Ini memang rapatnya dirancang untuk retreat, tidak formal atau informal, kasual. Bahkan pakai polo shirt," kata Rudiantara jelang pertemuan tersebut di Ubud, Bali, Rabu.
"Yang penting adalah fokus, substansi saat ini, setidaknya lima sampai sepuluh tahun dunia digital karena dinamikanya luar biasa," Rudiantara melanjutkan.
TELSOM-TELMIN merupakan pertemuan direktur jenderal dan menteri telekomunikasi tingkat regional negara-negara ASEAN, tahun ini mengusung tema masa depan ekonomi digital di ASEAN.
"Diskusi yang bermanfaat mengenai isu terkini, terutama tentang ekonomi digital," kata Rudiantara saat pembukaan acara.
Di hadapan para peserta pertemuan, Rudiantara menyatakan Indonesia menghadapi banyak tantangan untuk mewujudkan target ekonomi digital senilai 130 miliar dolar, atau sekitar Rp1,872 triliun.
Baca juga: Indonesia gelar pertemuan TELSOM-TELMIN 2018
Salah satu tantangan utama yang dihadapi adalah mengenai akses digital, belum semua wilayah di Indonesia terhubung dengan internet. Indonesia memiliki proyek Palapa Ring untuk menghubungkan semua wilayah, ditargetkan selesai pada 2019.
Selain masalah konektivitas, Menkominfo Rudiantara juga menyoroti masalah perlindungan data dan keamanan siber. Dia menyoroti kehadiran raksasa teknologi dunia seperti Google dan Facebook.
"Apakah kita mau membiarkan ASEAN hanya dijadikan pasar?" kata dia, saat pembukaan.
Pada wawancara terpisah sebelum acara dimulai, Rudiantara menyatakan terdapat perubahan dalam sistem pembayaran, kini terdapat opsi non-tunai.
"Nanti, saat (transaksi) lintas negara, bagaimana perlakuan tentang, misalnya, kita menjaga data-data pribadi," kata Rudiantara.
Perlakuan data pribadi ini mencakup regional ASEAN dan hubungan ASEAN dengan regional yang lain.
Ia mecontohkan sejumlah negara di Eropa yang tidak mengizinkan e-commerce di sebuah negara untuk bertransaksi dengan negara lain yang tidak memiliki undang-undang mengenai perlindungan data pribadi.
Baca juga: Menkominfo ingatkan dinamika industri telekomunikasi sangat cepat
Baca juga: Fintech dianggap sebagai hal baru yang seksi
Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2018
Tags: