Belasan rumah terdampak pergerakan tanah di Banyumas
5 Desember 2018 09:49 WIB
Arsip Foto. Bagian jalur selatan penghubung Jateng-Jabar yang ambles di Desa Lumbir, Kecamatan Lumbir, Banyumas, Jawa Tengah, Senin (12/2/2018), setelah hujan deras memicu tanah longsor di beberapa titik ruas jalan. (ANTARA FOTO/Idhad Zakaria)
Purwokerto, Jawa Tengah (ANTARA News) - Belasan rumah di Kabupaten Banyumas terdampak pergerakan tanah dan tanah longsor yang terjadi akibat hujan lebat pada Selasa (4/12) siang hingga malam hari, kata Koordinator Tim Reaksi Cepat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banyumas Kusworo.
"Berdasarkan laporan sementara yang kami terima, bencana tanah bergerak terjadi di Grumbul Windusari, Desa Kalisalak, Kecamatan Kedungbanteng, sehingga berdampak terhadap 16 rumah warga yang dihuni 69 jiwa," katanya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Rabu.
Menurut dia tiga keluarga yang terdiri atas 15 orang terpaksa mengungsi ke tempat yang aman karena rumah mereka terdampak pergerakan tanah. Sementara di Grumbul Buaran dan Grumbul Dukuh Palem, Desa Baseh, Kecamatan Kedungbanteng, empat rumah yang dihuni 11 orang terkena longsoran tanah.
Longsoran tanah, menurut Kusworo, juga menutup akses jalan yang menghubungkan Grumbul Buaran, Desa Baseh, dengan Grumbul Windusari, Desa Kalisalak, serta jalan penghubung Grumbul Buaran, Desa Baseh, dengan Grumbul Semaya, Desa Sunyalangu, Kecamatan Karanglewas.
Bencana tanah bergerak dan longsor di daerah-daerah itu tidak sampai menimbulkan korban jiwa.
"Nilai kerugiannya masih dalam penghitungan. Hari ini, kami bersama sukarelawan dari berbagai organisasi akan bekerja bakti menangani rumah warga yang terdampak bencana, maupun menyingkirkan material longsoran yang menutup jalan," kata Kusworo.
Selain di Banyumas, bencana tanah longsor juga dilaporkan terjadi di beberapa bagian Kabupaten Cilacap akibat hujan lebat pada Selasa (4/12) siang hingga malam hari.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Cilacap Tri Komara Sidhy mengatakan bencana tanah longsor di Dusun Sindangheula, Desa Malabar, Kecamatan Wanareja, menyebabkan rumah milik Rastono tertimpa material longsoran.
Seorang anak Rastono yang berusia enam bulan, Hilya Nur Asyifa Nuha, sempat tertimpa reruntuhan bangunan dan material longsoran saat tertidur di lantai setelah bermain boneka.
Ibunda Hilya, Siti Nurhasanah, yang mengetahui kejadian tersebut, segera minta tolong kepada warga sekitar hingga akhirnya anaknya bisa ditolong dan dibawa ke Puskesmas Wanareja 1 untuk menjalani perawatan.
"Tebing di Dusun Panimbang, Desa Mandala, Kecamatan Cimanggu, juga dilaporkan longsor pada hari Selasa (4/12), sekitar pukul 18.00 WIB. Kami akan segera melakukan penanganan termasuk memberikan bantuan bagi warga yang terkena bencana," kata Tri Komara.
Sebelumnya, Kepala Kelompok Teknisi Stasiun Meteorologi BMKG Cilacap Teguh Wardoyo mengatakan berdasarkan data yang dikeluarkan Stasiun Klimatologi BMKG Semarang, curah hujan di wilayah Cilacap dan Banyumas secara umum berkisar 301-400 milimeter, masuk kategori tinggi.
"Tetapi sebagian wilayah barat Cilacap masuk kategori menengah atau berkisar 201-300 milimeter, sedangkan sebagian kecil wilayah selatan Cilacap diprakirakan berkisar 401-500 milimeter atau masuk kategori tinggi," katanya.
Sementara di wilayah pegunungan tengah Jawa Tengah seperti Purbalingga bagian utara dan sebagian Banjarnegara, kata dia, curah hujan pada bulan Desember diprakirakan lebih dari 500 milimeter atau sangat tinggi.
Teguh mengimbau warga yang bermukim di daerah rawan banjir dan tanah longsor meningkatkan kewaspadaan terhadap kemungkinan terjadinya bencana saat hujan lebat.
Baca juga:
Banyumas mulai dilanda tanah longsor akibat hujan lebat
Tebing longsor tutup akses jalan di Banyumas
"Berdasarkan laporan sementara yang kami terima, bencana tanah bergerak terjadi di Grumbul Windusari, Desa Kalisalak, Kecamatan Kedungbanteng, sehingga berdampak terhadap 16 rumah warga yang dihuni 69 jiwa," katanya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Rabu.
Menurut dia tiga keluarga yang terdiri atas 15 orang terpaksa mengungsi ke tempat yang aman karena rumah mereka terdampak pergerakan tanah. Sementara di Grumbul Buaran dan Grumbul Dukuh Palem, Desa Baseh, Kecamatan Kedungbanteng, empat rumah yang dihuni 11 orang terkena longsoran tanah.
Longsoran tanah, menurut Kusworo, juga menutup akses jalan yang menghubungkan Grumbul Buaran, Desa Baseh, dengan Grumbul Windusari, Desa Kalisalak, serta jalan penghubung Grumbul Buaran, Desa Baseh, dengan Grumbul Semaya, Desa Sunyalangu, Kecamatan Karanglewas.
Bencana tanah bergerak dan longsor di daerah-daerah itu tidak sampai menimbulkan korban jiwa.
"Nilai kerugiannya masih dalam penghitungan. Hari ini, kami bersama sukarelawan dari berbagai organisasi akan bekerja bakti menangani rumah warga yang terdampak bencana, maupun menyingkirkan material longsoran yang menutup jalan," kata Kusworo.
Selain di Banyumas, bencana tanah longsor juga dilaporkan terjadi di beberapa bagian Kabupaten Cilacap akibat hujan lebat pada Selasa (4/12) siang hingga malam hari.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Cilacap Tri Komara Sidhy mengatakan bencana tanah longsor di Dusun Sindangheula, Desa Malabar, Kecamatan Wanareja, menyebabkan rumah milik Rastono tertimpa material longsoran.
Seorang anak Rastono yang berusia enam bulan, Hilya Nur Asyifa Nuha, sempat tertimpa reruntuhan bangunan dan material longsoran saat tertidur di lantai setelah bermain boneka.
Ibunda Hilya, Siti Nurhasanah, yang mengetahui kejadian tersebut, segera minta tolong kepada warga sekitar hingga akhirnya anaknya bisa ditolong dan dibawa ke Puskesmas Wanareja 1 untuk menjalani perawatan.
"Tebing di Dusun Panimbang, Desa Mandala, Kecamatan Cimanggu, juga dilaporkan longsor pada hari Selasa (4/12), sekitar pukul 18.00 WIB. Kami akan segera melakukan penanganan termasuk memberikan bantuan bagi warga yang terkena bencana," kata Tri Komara.
Sebelumnya, Kepala Kelompok Teknisi Stasiun Meteorologi BMKG Cilacap Teguh Wardoyo mengatakan berdasarkan data yang dikeluarkan Stasiun Klimatologi BMKG Semarang, curah hujan di wilayah Cilacap dan Banyumas secara umum berkisar 301-400 milimeter, masuk kategori tinggi.
"Tetapi sebagian wilayah barat Cilacap masuk kategori menengah atau berkisar 201-300 milimeter, sedangkan sebagian kecil wilayah selatan Cilacap diprakirakan berkisar 401-500 milimeter atau masuk kategori tinggi," katanya.
Sementara di wilayah pegunungan tengah Jawa Tengah seperti Purbalingga bagian utara dan sebagian Banjarnegara, kata dia, curah hujan pada bulan Desember diprakirakan lebih dari 500 milimeter atau sangat tinggi.
Teguh mengimbau warga yang bermukim di daerah rawan banjir dan tanah longsor meningkatkan kewaspadaan terhadap kemungkinan terjadinya bencana saat hujan lebat.
Baca juga:
Banyumas mulai dilanda tanah longsor akibat hujan lebat
Tebing longsor tutup akses jalan di Banyumas
Pewarta: Sumarwoto
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018
Tags: