Jakarta (ANTARA News) - Manajemen PT Transportasi Jakarta berharap proyek "light rail transit" atau LRT dapat diselesaikan lebih cepat agar jalur rute bus Transjakarta tidak macet di sekitar Jalan MT Haryono depan Kantor Badan Narkotika Nasional (BNN), Jakarta Timur.

"Kalau boleh kami memberikan solusi, sebetulnya solusinya adalah segera lakukan penyelesaian pekerjaan infrastruktur itu. Karena itu biaya kemacetan yang ditimbulkan penyempitan jalur jadi tinggi, di tempat kami jadi boros, jumlah busnya harus diperbanyak dan bus jadi tidak lancar, jadwal kedatangan bus jadi tidak akurat," kata Direktur Operasional PT Transjakarta, Daud Joseph di Jakarta, Selasa.

Solusi kedua, di dalam kondisi kemacetan seperti itu justru harus dibuatkan jalur khusus bus supaya masyarakat melihat kalau ada kemacetan ada solusi untuk tidak macet, yaitu naik transportasi umum.

Dengan harapan begitu, semua orang melihat macet itu bukannya naik kendaraan pribadi, tetapi justru akan berpikir untuk beralih ke transportasi umum yang nyaman, aman, lancar dan cepat.

"Mudah-mudahan seterusnya nanti jika sudah tidak macet lagi atau pembangunan sudah selesai, masyarakat sudah terbiasa naik angkutan umum untuk. Namun dalam pesan Beliau (Gubernur Anies), sementara pembangunan ini, dua hal yang harus dijaga, yaitu sterilisasi jalur dengan Movement Concrete Barier (MCB) dan pengalihan arus lalu lintas," kata Daud.

Dua hal yang diajukan Gubernur DKI Anies Baswedan dalam mengurangi kemacetan di Cawang itu berdasarkan tinjauannya pada Senin (3/12) lalu menggunakan bus Transjakarta dari Halte Gedung Olah Raga (GOR) di Jalan Otista hingga Halte Pusat grosir Cililitan (PGC).

Dia menjelaskan poin kedua, yakni pengalihan arus lalu lintas bukan solusi yang 100 persen positif sebab dapat menyebabkan sejumlah halte tidak terlayani.

Daud mengatakan pembangunan LRT telah berlangsung sejak tahun 2016 dan membuat kemacetan hampir tiga tahun. Pengaruh infrastruktur kereta cepat itu menyebabkan para pelanggan menunggu lama di halte karena armada bus telat datang sehingga memilih moda transportasi lain.

"Secara jumlah harus dilakukan survei, tapi kita belum lakukan survei sampai saat ini untuk memetakan berapa orang pelanggan yang berpindah karena kemacetan itu," katanya.

Para pelanggan bus Transjakarta menyarankan agar membentuk jalur-jalur alternatif yang beada di kawasan konstruksi di Cawang kepada Anies.

Sekitar 300 armada bus melewati kawasan konstruksi LRT setiap harinya dengan berbagai rute, seperti Kampung Melayu, Harmoni, Grogol, Pluit, Ancol dan lain sebagainya.
Baca juga: Transjakarta buka tiga rute baru
Baca juga: DPRD: restrukturisasi Transjakarta demi percepatan transportasi terpadu
Baca juga: Pemprov DKI restrukturisasi BUMD Transjakarta dan MRT