Pembangunan Tol Cileunyi-Garut-Tasik-Banjar memasuki tahap penentuan lokasi
3 Desember 2018 11:28 WIB
Truk membawa material proyek jalan tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisumdawu) di Pamulihan, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Kamis (4/10/2018). Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) optimis pembangunan proyek jalan tol Cisumdawu dapat rampung pada akhir 2019. Ini lebih cepat dari target yang sudah ditetapkan dalam kontrak, yakni pada 2020. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/kye
Bandung (ANTARA News) - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan rencana pembangunan Jalan Tol Cileunyi-Garut-Tasikmalaya-Ciamis-Banjar (Cigatas) saat ini memasuki tahap penentuan lokasi.
"Perkembangan pembangunan Jalan Tol Cigatas itu sedang penentuan lokasi dan akan ditenderkan pada tahun 2019. Penentuan lokasinya nanti kami ajukan kepada Pak Gubernur," kata Menteri Basuki seusai menghadiri Upacara Hari Bakti PU di halaman Gedung Sate Bandung, Senin.
Menurut dia, pendanaan pembangunan jalan tol di Pulau Jawa, termasuk Bandung-Banjar ini berupa investasi karena kondisi ekonomi di Pulau Jawa sudah berkembang pesat.
"Jadi untuk pembangunan di jalan tol di Jawa ini kebanyakan investasi, karena kan Jawa ini sudah berkembang," kata Basuki.
Sementara itu, Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat Iwa Karniwa mengatakan proses uji kelaikan atau "feasibility study (FS)" Jalan Tol Cileunyi-Garut-Tasikmalaya (Cigatas) telah selesai dibahas.
"Pemprov Jabar juga telah menyosialisasikan proyek tersebut dengan Menteri PU. Khususnya, dengan Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT). Kami mendapat respons sangat baik dari pusat," kata Iwa Karniwa.
Iwa mengatakan nilai proyek Tol Cigatas sementara ditaksir mencapai Rp5 triliun hingga Rp8 triliun dan rencananya kemungkinan akan dilanjutkan sampai ke Cilacap, Jawa Tengah.
"Kalau ke Cilacap bisa puluhan triliun. Untuk membiayai proyek tersebut sebagian besar menggunakan dana investasi swasta. Saat ini, proyek tersebut sedang dalam proses pemrakarsa dan lelang investasi," katanya.
Pihaknya berharap lelang investasi pembangunan Tol Cigatas bisa dilakukan tahun 2018 ini sehingga proses pembebasan lahan, proses DED (detail engineering design dan detail lainnya bisa diselesaikan.
"Kami targetkan 2022 atau 2023 jalan tol ini sudah jadi. Dari hasil FS yang selesai pada tahun 2016, akan ada perubahan jalur. Jadi, kemungkinan ke depan namanya bukan Cigatas," katanya.
Berdasarkan hasil review FS, lanjut Iwa, sesuai daya dukung lahan dan lingkungan ternyata tak pas kalau jalan Tol Cigatas itu jalurnya dari Cileunyi, Garut dan Tasikmalaya.
"Karena kalau itu dilakukan maka Cileunyi akan macet karena jalur tersebut melewati Ujung Berung, Rancaekek dan Sumedang," katanya.
Ia mengatakan untuk menghindari kemacetan tersebut maka Pemprov Jabar mencoba berkoordinasi dengan sembilan kepala daerah di wilayah bagian selatan yakni Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Garut, Kota Tasikmalaya, Kabupaten Tasikmalaya, Ciamis, Banjar dan Pangandaran.
Baca juga: Studi kelaikan Tol Cileunyi-Garut-Tasikmalaya tuntas
Baca juga: Pembangunan Jabar selatan mempercepat pemerataan ekonomi
"Perkembangan pembangunan Jalan Tol Cigatas itu sedang penentuan lokasi dan akan ditenderkan pada tahun 2019. Penentuan lokasinya nanti kami ajukan kepada Pak Gubernur," kata Menteri Basuki seusai menghadiri Upacara Hari Bakti PU di halaman Gedung Sate Bandung, Senin.
Menurut dia, pendanaan pembangunan jalan tol di Pulau Jawa, termasuk Bandung-Banjar ini berupa investasi karena kondisi ekonomi di Pulau Jawa sudah berkembang pesat.
"Jadi untuk pembangunan di jalan tol di Jawa ini kebanyakan investasi, karena kan Jawa ini sudah berkembang," kata Basuki.
Sementara itu, Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat Iwa Karniwa mengatakan proses uji kelaikan atau "feasibility study (FS)" Jalan Tol Cileunyi-Garut-Tasikmalaya (Cigatas) telah selesai dibahas.
"Pemprov Jabar juga telah menyosialisasikan proyek tersebut dengan Menteri PU. Khususnya, dengan Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT). Kami mendapat respons sangat baik dari pusat," kata Iwa Karniwa.
Iwa mengatakan nilai proyek Tol Cigatas sementara ditaksir mencapai Rp5 triliun hingga Rp8 triliun dan rencananya kemungkinan akan dilanjutkan sampai ke Cilacap, Jawa Tengah.
"Kalau ke Cilacap bisa puluhan triliun. Untuk membiayai proyek tersebut sebagian besar menggunakan dana investasi swasta. Saat ini, proyek tersebut sedang dalam proses pemrakarsa dan lelang investasi," katanya.
Pihaknya berharap lelang investasi pembangunan Tol Cigatas bisa dilakukan tahun 2018 ini sehingga proses pembebasan lahan, proses DED (detail engineering design dan detail lainnya bisa diselesaikan.
"Kami targetkan 2022 atau 2023 jalan tol ini sudah jadi. Dari hasil FS yang selesai pada tahun 2016, akan ada perubahan jalur. Jadi, kemungkinan ke depan namanya bukan Cigatas," katanya.
Berdasarkan hasil review FS, lanjut Iwa, sesuai daya dukung lahan dan lingkungan ternyata tak pas kalau jalan Tol Cigatas itu jalurnya dari Cileunyi, Garut dan Tasikmalaya.
"Karena kalau itu dilakukan maka Cileunyi akan macet karena jalur tersebut melewati Ujung Berung, Rancaekek dan Sumedang," katanya.
Ia mengatakan untuk menghindari kemacetan tersebut maka Pemprov Jabar mencoba berkoordinasi dengan sembilan kepala daerah di wilayah bagian selatan yakni Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Garut, Kota Tasikmalaya, Kabupaten Tasikmalaya, Ciamis, Banjar dan Pangandaran.
Baca juga: Studi kelaikan Tol Cileunyi-Garut-Tasikmalaya tuntas
Baca juga: Pembangunan Jabar selatan mempercepat pemerataan ekonomi
Pewarta: Ajat Sudrajat
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2018
Tags: