BTN Incar Laba Bersih Tumbuh 19 Persen 2019
Arsip Foto. Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Maryono (kiri) didampingi jajaran direksi memberikan keterangan pada Konferensi Pers usai Paparan Kinerja Bank Tabungan Negara Triwulan III tahun 2018 di Menara BTN, Jakarta, Kamis (25/10/2018). Bank Tabungan Negara mencatatkan peningkatan penyaluran kredit sebesar 19,28 persen Year on Year (YoY) serta berhasil mengucurkan kredit senilai Rp 220,07 triliun per triwulan III 2018, naik dibandingkan triwulan III 2017 sebesar Rp 184,50 triliun. ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/hp.
Jakarta, (ANTARA News) - PT. Bank Tabungan Negara Persero Tbk meyakini masih dapat mendorong pertumbuhan laba bersih hingga 16-19 persen (tahun ke tahun/yoy) di tengah riuhnya dinamika politik, dan bayang-bayang kenaikan suku bunga acuan pada 2019.
Target pertumbuhan laba 2019 ini sebagai target bisnis yang konservatif, kata Direktur Utama BTN Maryono dalam pernyataan tertulis diterima di Jakarta, Minggu.
"Target konservatif dengan mempertimbangkan beberapa kondisi, antara lain kenaikan suku bunga acuan BI dengan proyeksi enam persen di akhir 2018 dan 6,5 perse di 2019," ujar dia.
BTN juga tampak lebih moderat dalam memacu pertumbuhan kredit pada tahun depan. Bank spesialis kredit pemilikan rumah (KPR) itu memasang target pertumbuhan kredit sebesar 15 persen (tahun ke tahun/yoy), dan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang terdorong di angka yang sama.
"Target Rencana Bisnis Bank (RBB) BTN juga disesuaikan dengan adanya Pemilu legisiatif dan Presiden yang akan dilakukan serentak pada 2019," kata Maryono.
Namun Maryono masih optimistis melihat kondisi permintaan kredit pada 2019. Dia mengincar dapat mengucurkan pembiayaan KPR sebanyak 850.000 unit atau naik 100.000 unit dibandingkan 2018 yang ditargetkan 750.000 unit.
Untuk menopang pencapaian target itu, Maryono akan memperkuat pertumbuhan KPR Subsidi dengan berbagai skema, selain terus mendorong pertumbuhan KPR Non Subsidi untuk segmen masyarakat berpenghasilan rendah dan aparatur sipil negara, memperkuat peran BTN "Housing Finance Center" dan mengembangkan inisiatif untuk mendukung bisnis pengembang perumahan bersubsidi.
"Selain itu, BTN juga akan melakukan membuat lebih efisien proses penyaluran KPR Subsidi, memperluas aliansi strategis dengan pengembang di luar pulau Jawa dan mengembangkan model bisnis untuk konsumen informal," ujar Maryono.
Program Sejuta Rumah
Sejak 2015 hingga akhir September 2018, BTN telah menyalurkan KPR sebanyak 2.311.421 unit senilai Rp242,918 triliun. Hal ini, kata Maryono, turut mendukung signfiikan program sejuta rumah yang diinisiasi Presiden Joko Widodo.
Pada 2015, program sejuta rumah berhasil tercapai sebanyak 669.770 unit, kemudian pada 2016 naik menjadi 805.169 unit dan pada 2017 terealisasi 904.758 unit.
Menurut Maryono, program sejuta rumah berhasil membantu masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) untuk memiliki hunian.
"Salah satu mereka yang beruntung bisa menikmati fasilitas KPR subsidi dari BTN adalah para pengemudi ojek daring, marbot masjid, tukang bakso, dan lainnya," ujarnya.
Program sejuta rumah juga, kata Maryono, telah membuat ekonomi rakyat terus menggeliat.
"Lihat saja ketika dibangun perumahan di kawasan tertentu, maka ekonomi di daerah tersebut pun bertumbuh, mulai dari kenaikan harga tanah, bermunculannya sentra ekonomi seperti pasar tradisional dan pasar malam hingga menjamurnya dagangan kuliner di komplek perumahan tersebut," ujarnya.
Adapun untuk kinerja bisnis KPR BTN, perseroan optimistis penyaluran KPR bisa tembus 750.000 unit pada 2018. Hingga akhir September 2018 KPR yang sudah disalurkan sebanyak 574.444 unit senilai Rp54,933 triliun.
Baca juga: BTN catat pertumbuhan kredit 19,28 persen
Baca juga: BTN gandeng RNI genjot kredit komersial
Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2018