Kemenpora datangkan pemandu bakat sepak bola Spanyol
2 Desember 2018 18:14 WIB
Deputi Bidang Pembudayaan Olahraga Kemenpora Raden Isnanta (kedua dari kanan) memberikan keterangan sebelum pembukaan kejuaraan U-15 Bali International Football Championship 2018 di Jendela Bali Garuda Wisnu Kencana (GWK) Bali, Minggu. (Antara/Bayu Kuncahyo)
Badung (ANTARA News) - Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) mendatangkan pemandu bakat untuk memantau pemain sepak bola muda Indonesia yang turun dalam kejuaraan U-15 Bali International Football Championship 2018 di Pecatu, Badung, Bali, 1-10 Desember.
"Selain dari Indonesia sendiri, kami juga mendatangkan pemandu bakat dari Spanyol," kata Deputi Bidang Pembudayaan Olahraga Kemenpora Raden Isnanta di Jendela Bali Garuda Wisnu Kencana (GWK) Bali, Minggu.
Khusus dari Indonesia, pemandu bakal yang dihadirkan diantaranya mantan pelatih Timnas U-16 Fakri Husaini, Ricky Yakobi, Rully Nere hingga Rudi Keltjes. Mereka akan memantau kemampuan pemain secara bergantian selama kejuaraan internasional pertama yang digagas Kemenpora itu.
Pada Bali IFC 2018, ada 12 tim dari sembilan negara yang berpartisipasi mulai dari Australia, Malaysia, Thailand, Filipina, Singapura, Jepang, China dan Korea Selatan. Untuk tuan rumah Indonesia menurunkan tiga tim setelah Timor Leste mengundurkan diri.
Tim pertama adalah timnas pelajar yang merupakan hasil Piala Menpora U-14 dan dilatih oleh Firman Utina. Berikutnya adalah Bali All Stars dan Bara FC yang merupakan gabungan pada pemain asal Badung dan SKO Ragunan.
"Tujuan kami mendatangkan pemandu bakat adalah untuk memudahkan PSSI dalam mencari pemain potensial. Selain itu kejuaraan ini juga untuk pematangan pemain kita," kata Raden Isnanta menambahkan.
Terkait pelaksanaan Bali IFC 2018, Raden Isnanta menjelaskan jika turnamen ini merupakan salah satu langkah negara di Asia Pasifik untuk bersama-sama memajukan sepak bola. Selain ini adalah untuk meningkatkan sport tourism di Indonesia yang dimulai dari Bali.
Bali IFC 2018 terbilang cukup istimewa. Selain digelar oleh non federasi. Turnamen ini juga digelar di sebuah desa yaitu Pecatu. Meski demikian, untuk kualitas lapangan tidak diragukan lagi karena sudah mengadopsi standar internasional terutama rumput yang digunakan.
""Para peserta sudah meninjau Lapangan Pecatu dan mereka cukup puas dengan fasilitas yang kami miliki," kata Kepala Desa Pecatu, Made Karyana.
Sementara itu operator turnamen dari Gobolabali I Gusti Agung Putu Nuaba menjanjikan ada sesuatu yang berbeda dalam turnamen ini. Dia mengerahkan timnya yang berjumlah enam orang di lapangan untuk memantau pergerakan para pemain.
"Ada sesuatu yang lain yang kami berikan. Saat kompetisi nanti kami akan menilai mereka dalam bentuk statistik. Tujuannya adalah untuk memberikan masukkan kepada tiap pelatih negara peserta. Diharapkan statistik yang dijabarkan nanti bisa dijadikan bahan evaluasi," katanya.
Berikut nama tim yang turun di Bali IFC 2018 : Jepang (Progresso Sano FC), Cina (Hubei FA), Australia (Western Football), Korea Selatan (Busan Football Academy dan Gyeongnam Changnyeong SC), Filipina (Apuesto Bueno United FC), Thailand (Cruzeiro Academy Asia), Malaysia (Felda United FC), Singapura (Sporting CF SA) serta tiga dari Indonesia.
"Selain dari Indonesia sendiri, kami juga mendatangkan pemandu bakat dari Spanyol," kata Deputi Bidang Pembudayaan Olahraga Kemenpora Raden Isnanta di Jendela Bali Garuda Wisnu Kencana (GWK) Bali, Minggu.
Khusus dari Indonesia, pemandu bakal yang dihadirkan diantaranya mantan pelatih Timnas U-16 Fakri Husaini, Ricky Yakobi, Rully Nere hingga Rudi Keltjes. Mereka akan memantau kemampuan pemain secara bergantian selama kejuaraan internasional pertama yang digagas Kemenpora itu.
Pada Bali IFC 2018, ada 12 tim dari sembilan negara yang berpartisipasi mulai dari Australia, Malaysia, Thailand, Filipina, Singapura, Jepang, China dan Korea Selatan. Untuk tuan rumah Indonesia menurunkan tiga tim setelah Timor Leste mengundurkan diri.
Tim pertama adalah timnas pelajar yang merupakan hasil Piala Menpora U-14 dan dilatih oleh Firman Utina. Berikutnya adalah Bali All Stars dan Bara FC yang merupakan gabungan pada pemain asal Badung dan SKO Ragunan.
"Tujuan kami mendatangkan pemandu bakat adalah untuk memudahkan PSSI dalam mencari pemain potensial. Selain itu kejuaraan ini juga untuk pematangan pemain kita," kata Raden Isnanta menambahkan.
Terkait pelaksanaan Bali IFC 2018, Raden Isnanta menjelaskan jika turnamen ini merupakan salah satu langkah negara di Asia Pasifik untuk bersama-sama memajukan sepak bola. Selain ini adalah untuk meningkatkan sport tourism di Indonesia yang dimulai dari Bali.
Bali IFC 2018 terbilang cukup istimewa. Selain digelar oleh non federasi. Turnamen ini juga digelar di sebuah desa yaitu Pecatu. Meski demikian, untuk kualitas lapangan tidak diragukan lagi karena sudah mengadopsi standar internasional terutama rumput yang digunakan.
""Para peserta sudah meninjau Lapangan Pecatu dan mereka cukup puas dengan fasilitas yang kami miliki," kata Kepala Desa Pecatu, Made Karyana.
Sementara itu operator turnamen dari Gobolabali I Gusti Agung Putu Nuaba menjanjikan ada sesuatu yang berbeda dalam turnamen ini. Dia mengerahkan timnya yang berjumlah enam orang di lapangan untuk memantau pergerakan para pemain.
"Ada sesuatu yang lain yang kami berikan. Saat kompetisi nanti kami akan menilai mereka dalam bentuk statistik. Tujuannya adalah untuk memberikan masukkan kepada tiap pelatih negara peserta. Diharapkan statistik yang dijabarkan nanti bisa dijadikan bahan evaluasi," katanya.
Berikut nama tim yang turun di Bali IFC 2018 : Jepang (Progresso Sano FC), Cina (Hubei FA), Australia (Western Football), Korea Selatan (Busan Football Academy dan Gyeongnam Changnyeong SC), Filipina (Apuesto Bueno United FC), Thailand (Cruzeiro Academy Asia), Malaysia (Felda United FC), Singapura (Sporting CF SA) serta tiga dari Indonesia.
Pewarta: Bayu Kuncahyo
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2018
Tags: