Menperin: pemerintah dorong milenial sambut Industri 4.0
1 Desember 2018 20:05 WIB
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto memberikan semangat kepada generasi milenial pada acara "Meet Up Creative Industries Movement" di Bali Creative Industry Center (BCIC), 1 Desember 2018. (Humas Kementerian Perindustrian)
Jakarta, (ANTARA News) - Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyatakan, pemerintah mendorong pemberdayaan sumber daya manusia generasi milenial yang dinilai sangat berperan penting dalam menerapkan industri 4.0.
"Industri 4.0 mendorong pemerintah melakukan empowering human talents. Jadi, terpacu untuk fokus memperkuat generasi muda kita dengan teknologi dan inovasi," kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto dalam siaran pers di Jakarta, Sabtu.
Menperin menuturkan hal tersebut ketika menjadi pembicara pada acara Creative Industries Movement di Denpasar, Sabtu (1/12).
Dalam kesempatan tersebut, Airlangga menyatakan bahwa generasi milenial berperan penting dalam industri 4.0, apalagi mengingat Indonesia juga akan menikmati masa bonus demografi hingga tahun 2030. Artinya, sebanyak 130 juta jiwa yang berusia produktif dapat mengambil kesempatan baru untuk mengembangkan bisnis di era digital.
"Dari pengalaman negara lain, seperti China, Jepang, Singapura dan Thailand, ketika mengalami bonus demografi, pertumbuhan ekonominya tinggi. Maka itu, Indonesia perlu mengambil momentum masa keemasan tersebut dengan terus membangun semangat optimisme," paparnya.
Guna menyiapkan generasi milenial Indonesia yang mampu menghadapi era industri 4.0, Kemenperin telah memfasilitasi melalui beberapa inkubator yang dimiliki untuk menumbuhkan para pelaku industri kreatif. Sebab, sektor-sektor industri kreatif mampu memberikan kontribusi yang signfikan bagi ekonomi nasional.
Hingga kini, Kemenperin telah membangun gedung inkubasi bagi para pelaku usaha rintisan (startup) di beberapa wilayah di Indonesia, antara lain Bandung Techno Park, Bali Creative Industry Center (BCIC), Incubator Business Center di Semarang, Makassar Technopark, dan Pusat Desain Ponsel di Batam.
"Tempat ini bisa menjadi inspirasi dan aspirasi menumbuhkan wirausaha industri baru," imbuhnya.
Di Bandung Techno Park dan BCIC misalnya, Kemenperin punya beberapa program kekinian, antara lain pelatihan bagi calon pemimpin perusahaan yang menggunakan basis industri 4.0 seperti analisis big data dan internet of things. Selain itu menyediakan ruang inkubasi karya yang telah dihasilkan.
Di hadapan 600 peserta yang terdiri dari para pelajar, mahasiswa dan pelaku industri kreatif, Menperin pun menekankan, pemanfaatan teknologi digital menjadi kunci peningkatan produktivitas tenaga kerja.
"Kami mengajak pegiat industri kreatif untuk memanfaatkan betul fasilitas di BCIC. Silakan manfaatkan pelatihan, co-working space ataupun inkubator bisnis, tanpa perlu membayar sama sekali," tandasnya.
Menperinjuga mendorong kepada pihak swasta untuk membangun inkubasi startup era digital.
“Contohnya di Nongsa Batam, kemudian di BSD Serpong juga ada Apple Academy yang menjadi pusat startup dan inovasi pengembangan teknologi digital," terangnya dan menambahkan, bahkan, pendiri Ali Baba Group akan membangun Jack Ma Institute of Entrepreneur di Indonesia.
Airlangga mengungkapkan, potensi ekonomi digital akan meningkatkan nilai tambah terhadap PDB nasional sebesar 150 miliar dollar AS pada tahun 2025, sehingga pemerintah terus mendorong ekonomi digital dan diharapkan bisa ditangkap oleh pelaku industri kecil dan menengah.
Apalagi, pemerintah menargetkan terciptanya 1.000 technopreneur pada tahun 2020, dengan valuasi bisnis mencapai 100 miliar dollar AS dan total nilai e-commerce sebesar 130 miliar dollar AS. "Saat ini, Indonesia sudah punya empat unicorn, dan mereka semuanya tumbuh bukan bagian dari konglomerasi sehingga membentuk wirausaha baru yang kuat," tuturnya.
"Industri 4.0 mendorong pemerintah melakukan empowering human talents. Jadi, terpacu untuk fokus memperkuat generasi muda kita dengan teknologi dan inovasi," kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto dalam siaran pers di Jakarta, Sabtu.
Menperin menuturkan hal tersebut ketika menjadi pembicara pada acara Creative Industries Movement di Denpasar, Sabtu (1/12).
Dalam kesempatan tersebut, Airlangga menyatakan bahwa generasi milenial berperan penting dalam industri 4.0, apalagi mengingat Indonesia juga akan menikmati masa bonus demografi hingga tahun 2030. Artinya, sebanyak 130 juta jiwa yang berusia produktif dapat mengambil kesempatan baru untuk mengembangkan bisnis di era digital.
"Dari pengalaman negara lain, seperti China, Jepang, Singapura dan Thailand, ketika mengalami bonus demografi, pertumbuhan ekonominya tinggi. Maka itu, Indonesia perlu mengambil momentum masa keemasan tersebut dengan terus membangun semangat optimisme," paparnya.
Guna menyiapkan generasi milenial Indonesia yang mampu menghadapi era industri 4.0, Kemenperin telah memfasilitasi melalui beberapa inkubator yang dimiliki untuk menumbuhkan para pelaku industri kreatif. Sebab, sektor-sektor industri kreatif mampu memberikan kontribusi yang signfikan bagi ekonomi nasional.
Hingga kini, Kemenperin telah membangun gedung inkubasi bagi para pelaku usaha rintisan (startup) di beberapa wilayah di Indonesia, antara lain Bandung Techno Park, Bali Creative Industry Center (BCIC), Incubator Business Center di Semarang, Makassar Technopark, dan Pusat Desain Ponsel di Batam.
"Tempat ini bisa menjadi inspirasi dan aspirasi menumbuhkan wirausaha industri baru," imbuhnya.
Di Bandung Techno Park dan BCIC misalnya, Kemenperin punya beberapa program kekinian, antara lain pelatihan bagi calon pemimpin perusahaan yang menggunakan basis industri 4.0 seperti analisis big data dan internet of things. Selain itu menyediakan ruang inkubasi karya yang telah dihasilkan.
Di hadapan 600 peserta yang terdiri dari para pelajar, mahasiswa dan pelaku industri kreatif, Menperin pun menekankan, pemanfaatan teknologi digital menjadi kunci peningkatan produktivitas tenaga kerja.
"Kami mengajak pegiat industri kreatif untuk memanfaatkan betul fasilitas di BCIC. Silakan manfaatkan pelatihan, co-working space ataupun inkubator bisnis, tanpa perlu membayar sama sekali," tandasnya.
Menperinjuga mendorong kepada pihak swasta untuk membangun inkubasi startup era digital.
“Contohnya di Nongsa Batam, kemudian di BSD Serpong juga ada Apple Academy yang menjadi pusat startup dan inovasi pengembangan teknologi digital," terangnya dan menambahkan, bahkan, pendiri Ali Baba Group akan membangun Jack Ma Institute of Entrepreneur di Indonesia.
Airlangga mengungkapkan, potensi ekonomi digital akan meningkatkan nilai tambah terhadap PDB nasional sebesar 150 miliar dollar AS pada tahun 2025, sehingga pemerintah terus mendorong ekonomi digital dan diharapkan bisa ditangkap oleh pelaku industri kecil dan menengah.
Apalagi, pemerintah menargetkan terciptanya 1.000 technopreneur pada tahun 2020, dengan valuasi bisnis mencapai 100 miliar dollar AS dan total nilai e-commerce sebesar 130 miliar dollar AS. "Saat ini, Indonesia sudah punya empat unicorn, dan mereka semuanya tumbuh bukan bagian dari konglomerasi sehingga membentuk wirausaha baru yang kuat," tuturnya.
Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2018
Tags: