Jember gelar bursa kerja untuk difabel
1 Desember 2018 17:00 WIB
Pencari kerja menyerahkan formulir kerja saat pameran bursa kerja (Job Fair) di Alun-Alun Jember, Jawa Timur, Sabtu (1/12/2018). Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Jember menggelar job fair khusus untuk perempuan dan difabel untuk mengurangi pengangguran di Jember, dengan jumlah lowongan kerja 72 formasi untuk difabel dan 554 untuk perempuan. ANTARA FOTO/Seno/ama.
Jember, Jawa Timur (ANTARA News) - Pemerintah Kabupaten Jember memperingati Hari Disabilitas Internasional dengan menggelar bursa kerja untuk warga difabel dan perempuan di Alun-Alun Kabupaten Jember, Sabtu.
"Job fair itu baru pertama kali digelar dan mungkin pertama kali di Indonesia. Bursa kerja itu menyediakan lowongan kerja khusus bagi kaum difabel dan perempuan, menyediakan lebih dari 500 peluang kerja di berbagai perusahaan di Jember dan sekitarnya," kata Bupati Jember Faida.
Ia menambahkan bahwa dari 500 peluang kerja yang tersedia ada 72 lowongan khusus untuk difabel di Kabupaten Jember.
Pemerintah Kabupaten mengapresiasi perusahaan-perusahaan yang menyediakan lowongan kerja bagi warga berkebutuhan khusus sesuai peraturan daerah.
"Ketentuan dalam peraturan daerah dan peraturan bupati mewajibkan perusahaan untuk memberikan kesempatan kerja minimal satu persen kepada difabel," tutur Faida.
Dia mengatakan kaum difabel juga memiliki potensi dan kompetensi untuk mengisi lowongan kerja.
"Mereka juga mempunyai potensi yang luar biasa apabila bisa ditempatkan di tempat yang sesuai dengan kondisi dan potensinya," ujarnya.
Bursa Kerja Perempuan dan Difabel di Kabupaten Jember juga menyediakan layanan administrasi kependudukan bagi pelamar yang kekurangan syarat administrasi. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi setempat juga melayani permohonan kartu kuning bagi pencari kerja di sana.
Ketua Dewan Pertimbangan Persatuan Penyandang Cacat (Perpenca) Jember Asrorul Mais memberikan apresiasi upaya Pemerintah Kabupaten Jember menggelar bursa kerja untuk warga berkebutuhan khusus.
"Ini yang sudah lama kami tunggu. Terkait penyelenggaraan bursa kerja itu, saya memberikan catatan sebagai masukan untuk penyelenggaraan job fair berikutnya karena sebaiknya sebelum menggelar kegiatan itu diadakan pertemuan antara difabel pencari kerja dengan perusahaan," katanya.
"Pekerjaan kan yang dibutuhkan sebenarnya adalah skill, bukan pendidikan. Namun, kualifikasi itu perlu juga," ia menambahkan.
Baca juga:
Kemensos siapkan panduan fasilitas umum ramah difabel
Presiden dorong penyediaan fasilitas umum ramah difabel
"Job fair itu baru pertama kali digelar dan mungkin pertama kali di Indonesia. Bursa kerja itu menyediakan lowongan kerja khusus bagi kaum difabel dan perempuan, menyediakan lebih dari 500 peluang kerja di berbagai perusahaan di Jember dan sekitarnya," kata Bupati Jember Faida.
Ia menambahkan bahwa dari 500 peluang kerja yang tersedia ada 72 lowongan khusus untuk difabel di Kabupaten Jember.
Pemerintah Kabupaten mengapresiasi perusahaan-perusahaan yang menyediakan lowongan kerja bagi warga berkebutuhan khusus sesuai peraturan daerah.
"Ketentuan dalam peraturan daerah dan peraturan bupati mewajibkan perusahaan untuk memberikan kesempatan kerja minimal satu persen kepada difabel," tutur Faida.
Dia mengatakan kaum difabel juga memiliki potensi dan kompetensi untuk mengisi lowongan kerja.
"Mereka juga mempunyai potensi yang luar biasa apabila bisa ditempatkan di tempat yang sesuai dengan kondisi dan potensinya," ujarnya.
Bursa Kerja Perempuan dan Difabel di Kabupaten Jember juga menyediakan layanan administrasi kependudukan bagi pelamar yang kekurangan syarat administrasi. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi setempat juga melayani permohonan kartu kuning bagi pencari kerja di sana.
Ketua Dewan Pertimbangan Persatuan Penyandang Cacat (Perpenca) Jember Asrorul Mais memberikan apresiasi upaya Pemerintah Kabupaten Jember menggelar bursa kerja untuk warga berkebutuhan khusus.
"Ini yang sudah lama kami tunggu. Terkait penyelenggaraan bursa kerja itu, saya memberikan catatan sebagai masukan untuk penyelenggaraan job fair berikutnya karena sebaiknya sebelum menggelar kegiatan itu diadakan pertemuan antara difabel pencari kerja dengan perusahaan," katanya.
"Pekerjaan kan yang dibutuhkan sebenarnya adalah skill, bukan pendidikan. Namun, kualifikasi itu perlu juga," ia menambahkan.
Baca juga:
Kemensos siapkan panduan fasilitas umum ramah difabel
Presiden dorong penyediaan fasilitas umum ramah difabel
Pewarta: Zumrotun Solichah
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018
Tags: