Kemenhub tanda tangani kontrak Paket 2 Pelabuhan Patimban Rp1,82 triliun
30 November 2018 23:03 WIB
Penandatanganan kontrak Paket 2 Pelabuhan Patimban antara Kementerian Perhubungan dengan perusahaan patungan kontraktor di Jakarta, Jumat (30/11/2018). (ANTARA/ Juwita Trisna Rahayu)
Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Perhubungan, dalam hal ini, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut bersama perusahaan patungan (joint venture) kontraktor menandatangani kontrak Paket 2 Pembangunan Pelabuhan Patimban senilai 14,5 miliar yen atau setara dengan Rp1,82 triliun.
Penandatanganan kontrak tersebut dilakukan antara Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Pembangunan Pelabuhan Patimban Paket 2, Wahyu Trihadi bersama perwakilan perusahaan kontraktor “joint venture” Mr. Motohiro Okamoto, dengan disaksikan oleh Direktur Jenderal Perhuhungan Laut Kemenhub R Agus H. Purnomo beserta jajaran pejabat di lingkungan Ditjen Perhubungan Laut di Jakarta, Jumat.
Dirjen Agus menjelaskan bahwa kontrak Paket 2 meliputi pekerjaan pembangunan pemecah gelombang (breakwater), pembangunan dinding laut (seawall) dan pekerjaan pengerukan alur Pelabuhan Patimban.
“Nantinya pekerjaan tersebut akan dikerjakan oleh perusahaan kontraktor Joint Venture yang terdiri dari Toyo Construction Co., Ltd., PT. Adhi Karya (Persero) Tbk, dan Wakachiku Construction Co., Ltd.,” kata Dirjen Agus.
Harga kontrak untuk pelaksanaan pekerjaan adalah 14,5 miliar yen termasuk dana cadangan tertentu dan dana cadangan untuk peristiwa tidak terjadwal, tetapi tidak termasuk total biaya harian (dana cadangan) dan pajak lokal, bea dan pungutan resmi lainnya di Indonesia, yang terdiri dari Rp969,2 miliar dan 6,5 miliar yen atau Rp818,6 miliar.
Pada kesempatan tersebut, Agus menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang terlibat dalam pembangunan Pelabuhan Patimban dan berharap pekerjaan Paket 2 dapat diselesaikan tepat waktu sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
“Atas nama pemerintah, kami ucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang terlibat dalam pembangunan Pelabuhan Patimban. Kami berharap pekerjaan Paket 2 ini dapat segera dikerjakan untuk mendukung rencana ‘soft opening’ Pelabuhan Patimban yang diharapkan dapat dilaksanakan pada bulan Agustus atau paling lambat menjelang akhir tahun 2019,” katanya.
Selain itu, Dirjen Agus juga berharap agar pekerjaan Paket 2 dapat dikerjakan dengan kualitas standar pekerjaan Jepang yang baik dan terpercaya.
“Saya yakin kontraktor Jepang dapat bekerja dengan cepat dan efisien dalam melaksanakan proyek, dan hasilnya sesuai standar pekerjaan Jepang yang sudah terjamin dan terpercaya kualitasnya,” imbuhnya.
Terdapat sembilan paket pekerjaan Pelabuhan Patimban, rinciannya adalah Paket 1: Kontruksi terminal dan dermaga, pengerukan kolam putar dan alur pelayaran, reklamasi, soil improvement dengan metode CDM dan CPM, pekerjaan bangunan gedung, pasokan air bersih, sistem pembuangan air kotor, dan pasokan listrik.
Selanjutnya, Paket 2: Konstruksi pemecah gelombang (breakwater), seawall, pengerukan alur pelayaran, dan pemasangan Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP), Paket 3: Konstruksi jembatan penghubung (menghubungkan jalan akses ke terminal yang berada di lahan reklamasi), Paket 4: Konstruksi jalan akses dari pantura sampai ke jembatan penghubung, Paket 5: Pembangunan Terminal untuk fase 1-2, Paket 6: Pengerukan alur pelayaran sampai kedalaman -14 meter,
Paket 7: Pengerukan kolam pelabuhan sampai kedalaman -14 meter, Paket 8: Konsultan Supervisi untuk Fase 1-1 dan Konsultan Supervisi dan Desain untuk Fase 1-2 dan Paket 9 Konsultan supervisi untuk pembangunan jalan akses (paket 4).
Pelabuhan Patimban merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional pelabuhan baru yang dibangun di Kabupaten Subang, Provinsi Jawa Barat.
Adapun tujuan pembangunan Pelabuhan Patimban antara lain untuk mengurangi biaya logistik dengan mendekatkan pusat produksi dengan pelabuhan, memperkuat ketahanan ekonomi, mengurangi tingkat kepadatan lalu lintas di Jakarta dengan pembagian arus lalu lintas kendaraan, serta menjamin keselamatan pelayaran termasuk area eksplorasi migas. ***1***
Baca juga: Kemenhub tandatangani kontrak konsultan supervisi pembangunan Patimban
Penandatanganan kontrak tersebut dilakukan antara Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Pembangunan Pelabuhan Patimban Paket 2, Wahyu Trihadi bersama perwakilan perusahaan kontraktor “joint venture” Mr. Motohiro Okamoto, dengan disaksikan oleh Direktur Jenderal Perhuhungan Laut Kemenhub R Agus H. Purnomo beserta jajaran pejabat di lingkungan Ditjen Perhubungan Laut di Jakarta, Jumat.
Dirjen Agus menjelaskan bahwa kontrak Paket 2 meliputi pekerjaan pembangunan pemecah gelombang (breakwater), pembangunan dinding laut (seawall) dan pekerjaan pengerukan alur Pelabuhan Patimban.
“Nantinya pekerjaan tersebut akan dikerjakan oleh perusahaan kontraktor Joint Venture yang terdiri dari Toyo Construction Co., Ltd., PT. Adhi Karya (Persero) Tbk, dan Wakachiku Construction Co., Ltd.,” kata Dirjen Agus.
Harga kontrak untuk pelaksanaan pekerjaan adalah 14,5 miliar yen termasuk dana cadangan tertentu dan dana cadangan untuk peristiwa tidak terjadwal, tetapi tidak termasuk total biaya harian (dana cadangan) dan pajak lokal, bea dan pungutan resmi lainnya di Indonesia, yang terdiri dari Rp969,2 miliar dan 6,5 miliar yen atau Rp818,6 miliar.
Pada kesempatan tersebut, Agus menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang terlibat dalam pembangunan Pelabuhan Patimban dan berharap pekerjaan Paket 2 dapat diselesaikan tepat waktu sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
“Atas nama pemerintah, kami ucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang terlibat dalam pembangunan Pelabuhan Patimban. Kami berharap pekerjaan Paket 2 ini dapat segera dikerjakan untuk mendukung rencana ‘soft opening’ Pelabuhan Patimban yang diharapkan dapat dilaksanakan pada bulan Agustus atau paling lambat menjelang akhir tahun 2019,” katanya.
Selain itu, Dirjen Agus juga berharap agar pekerjaan Paket 2 dapat dikerjakan dengan kualitas standar pekerjaan Jepang yang baik dan terpercaya.
“Saya yakin kontraktor Jepang dapat bekerja dengan cepat dan efisien dalam melaksanakan proyek, dan hasilnya sesuai standar pekerjaan Jepang yang sudah terjamin dan terpercaya kualitasnya,” imbuhnya.
Terdapat sembilan paket pekerjaan Pelabuhan Patimban, rinciannya adalah Paket 1: Kontruksi terminal dan dermaga, pengerukan kolam putar dan alur pelayaran, reklamasi, soil improvement dengan metode CDM dan CPM, pekerjaan bangunan gedung, pasokan air bersih, sistem pembuangan air kotor, dan pasokan listrik.
Selanjutnya, Paket 2: Konstruksi pemecah gelombang (breakwater), seawall, pengerukan alur pelayaran, dan pemasangan Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP), Paket 3: Konstruksi jembatan penghubung (menghubungkan jalan akses ke terminal yang berada di lahan reklamasi), Paket 4: Konstruksi jalan akses dari pantura sampai ke jembatan penghubung, Paket 5: Pembangunan Terminal untuk fase 1-2, Paket 6: Pengerukan alur pelayaran sampai kedalaman -14 meter,
Paket 7: Pengerukan kolam pelabuhan sampai kedalaman -14 meter, Paket 8: Konsultan Supervisi untuk Fase 1-1 dan Konsultan Supervisi dan Desain untuk Fase 1-2 dan Paket 9 Konsultan supervisi untuk pembangunan jalan akses (paket 4).
Pelabuhan Patimban merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional pelabuhan baru yang dibangun di Kabupaten Subang, Provinsi Jawa Barat.
Adapun tujuan pembangunan Pelabuhan Patimban antara lain untuk mengurangi biaya logistik dengan mendekatkan pusat produksi dengan pelabuhan, memperkuat ketahanan ekonomi, mengurangi tingkat kepadatan lalu lintas di Jakarta dengan pembagian arus lalu lintas kendaraan, serta menjamin keselamatan pelayaran termasuk area eksplorasi migas. ***1***
Baca juga: Kemenhub tandatangani kontrak konsultan supervisi pembangunan Patimban
Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Royke Sinaga
Copyright © ANTARA 2018
Tags: