Kemendag dorong RI-Arab Saudi tingkatkan kemitraan industri sawit
30 November 2018 04:55 WIB
Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan Arlinda (belakang-kedua dari kiri) bersama Konsul Jenderal Republik Indonesia Jeddah Muhammad Hery Saripudin (belakang-paling kanan) menyaksikan penandatanganan kemitraan bisnis antara perusahaan Indonesia dan Arab Saudi di Jeddah. (ANTARA News/ Sella Panduarsa Gareta)
IJeddah (ANTARA News) - Kementerian Perdagangan mendorong para pengusaha Indonesia dan Arab Saudi untuk meningkatkan kerja sama di sektor industri kelapa sawit, demikian disampaikan Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag Arlinda.
"Dalam kesempatan ini, saya ingin menekankan bahwa Indonesia adalah pemasok minyak kelapa sawit berkualitas tinggi terbesar dan terbaik, dan produsen utama Certified Sustainable Palm Oil (CSPO)," ujar Arlinda di Jeddah, Kamis.
Arlinda menyampaikan hal tersebut pada Forum Bisnis Indonesia-Arab Saudi yang dihadiri ratusan pengusaha dari kedua negara sebagai rangkaian acara 'Made in Indonesia Expo 2018' di Jeddah, Arab Saudi.
Ia memaparkan, Indonesia memasok 6,58 juta ton atau lebih dari separuh CSPO di pasar global.
Arlinda meyakinkan, industri kelapa sawit di Indonesia berkelanjutan, ramah lingkungan dan berkualitas tinggi, seperti yang dipersyaratkan dalam skema Roundtable Sustainable Palm Oil (RSPO)
Di Indonesia, minyak kelapa sawit memainkan peran penting dalam penyediaan pekerjaan dan mengatasi kemiskinan di daerah pedesaan.
Ini, lanjut Arlinda, adalah sumber pendapatan langsung dan tidak langsung sekitar 16,5 juta di Indonesia sehingga riak kecil di sepanjang rantai pasokan minyak sawit akan berdampak besar pada Indonesia.
"Saya percaya minyak sawit juga mendukung berbagai industri konsumen di Arab Saudi, mulai dari perawatan pribadi, kosmetik, barang-barang rumah tangga, hingga makanan dan minuman," tuturnya.
Hal ini, tambah Arlinda, memberikan kesempatan kerja bagi Arab Saudi, namun hemat biaya jika membandingkan minyak sawit dengan minyak nabati lainnya.
Baca juga: Standar baru industri sawit berkelanjutan siap diterapkan
Baca juga: 52 persen minyak sawit berkelanjutan dunia dari Indonesia
"Dalam kesempatan ini, saya ingin menekankan bahwa Indonesia adalah pemasok minyak kelapa sawit berkualitas tinggi terbesar dan terbaik, dan produsen utama Certified Sustainable Palm Oil (CSPO)," ujar Arlinda di Jeddah, Kamis.
Arlinda menyampaikan hal tersebut pada Forum Bisnis Indonesia-Arab Saudi yang dihadiri ratusan pengusaha dari kedua negara sebagai rangkaian acara 'Made in Indonesia Expo 2018' di Jeddah, Arab Saudi.
Ia memaparkan, Indonesia memasok 6,58 juta ton atau lebih dari separuh CSPO di pasar global.
Arlinda meyakinkan, industri kelapa sawit di Indonesia berkelanjutan, ramah lingkungan dan berkualitas tinggi, seperti yang dipersyaratkan dalam skema Roundtable Sustainable Palm Oil (RSPO)
Di Indonesia, minyak kelapa sawit memainkan peran penting dalam penyediaan pekerjaan dan mengatasi kemiskinan di daerah pedesaan.
Ini, lanjut Arlinda, adalah sumber pendapatan langsung dan tidak langsung sekitar 16,5 juta di Indonesia sehingga riak kecil di sepanjang rantai pasokan minyak sawit akan berdampak besar pada Indonesia.
"Saya percaya minyak sawit juga mendukung berbagai industri konsumen di Arab Saudi, mulai dari perawatan pribadi, kosmetik, barang-barang rumah tangga, hingga makanan dan minuman," tuturnya.
Hal ini, tambah Arlinda, memberikan kesempatan kerja bagi Arab Saudi, namun hemat biaya jika membandingkan minyak sawit dengan minyak nabati lainnya.
Baca juga: Standar baru industri sawit berkelanjutan siap diterapkan
Baca juga: 52 persen minyak sawit berkelanjutan dunia dari Indonesia
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2018
Tags: