Jakarta (ANTARA News) - Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) menyatakan tidak akan mengikuti lelang penyelenggaraan turnamen besar (major events) Badminton World Federation (BWF) untuk periode 2019-2025.

"Kami mengajukan keberatan kepada BWF karena kebijakan yang diberlakukan untuk pelaksanaan major events BWF memberatkan negara penyelenggara," kata Sekretaris Jenderal PP PBSI Achmad Budiharto dalam siaran pers yang diterima Antara, Kamis.

Terdapat enam turnamen yang masuk dalam kategori BWF major events, antara lain Kejuaraan Dunia, Kejuaraan Dunia Veteran, Kejuaraan Dunia Junior, Piala Suhandinata (Kejuaraan Dunia Junior Beregu), Piala Thomas dan Uber serta Piala Sudirman.

Dalam setiap major event, BWF memberlakukan pembagian komersial 80 persen-20 persen. Artinya, 80 persen sponsorship exposure dikendalikan penuh oleh BWF, sedangkan porsi untuk negara penyelenggara hanya 20 persen.

"Kalau ketentuannya seperti itu, maka negara penyelenggara akan kesulitan mencari sponsor. Kami berharap BWF mengubah konsep pembagian komersial itu menjadi 60 persen untuk negara penyelenggara dan 40 persen untuk BWF," ujar Achmad.

Sementara itu, Kasubid Hubungan International PP PBSI Bambang Roedyanto menuturkan keputusan untuk tidak mengikuti lelang penyelenggaraan BWF major events itu juga dilakukan mengingat pada 2015 lalu, Indonesia sebagai tuan rumah Kejuaraan Dunia 2015 mengalami banyak kerugian.

"Saat ini, extra cost semakin besar dan dibebankan kepada negara penyelenggara, termasuk akomodasi, transportasi dan biaya lainnya. Maka dari itu, kami minta kepada BWF supaya aturannya tidak berat sebelah," tutur Bambang.

Lebih lanjut, dia mengungkapkan lelang tuan rumah penyelenggara BWF Major Events 2019-2025 tengah berlangsung di kantor pusat BWF di Kuala Lumpur, Malaysia pada Kamis (29/11).

Beberapa negara yang mengikuti lelang tersebut, diantaranya Jepang, Korea, Makau, India, Rusia dan Thailand dan hasilnya akan dimumkan pada hari ini juga sekitar pukul 18.00 waktu Kuala Lumpur.

"Sejauh ini, sudah ada tiga negara yang mengajukan keberatan kepada BWF atas kebijakan komersial yang diberlakukan untuk penyelenggaraan major events, yaitu Indonesia, China dan Malaysia," ungkap Achmad.

Indonesia terakhir kali mengikuti lelang turnamen major events pada 2014. Saat itu, Indonesia memenangkan lelang sebagai tuan rumah penyelenggara turnamen Kejuaraan Dunia 2015 di Jakarta serta Kejuaraan Dunia Junior dan Kejuaraan Dunia Junior Beregu 2017 di Yogyakarta.

Dengan demikian, Indonesia sementara hanya akan menjadi tuan rumah turnamen yang masuk kategori BWF World Tour di tiga level, yaitu Indonesia Open Super 1000, Indonesia Masters Super 500 serta Indonesia International Badminton Championships Super 100 hingga tahun 2021 mendatang. Baca juga: PBSI gabungkan senior-junior dalam tim SEA Games 2019