Ingin berkembang, bisnis syariah harus bergerak ke teknologi digital
29 November 2018 08:36 WIB
Konsultan bisnis Ligwina Hananto dalam talkshow bincang santai di Indonesia Syariah Fair yang berlangsung di Jakarta, Rabu (28/11/2018). (Antara News/Aji Cakti)
Jakarta (ANTARA News) - Jika ingin berkembang dengan pesat, berbagai bisnis berbasis syariah harus bergerak masif ke teknologi digital, karena menurut Konsultan bisnis Ligwina Hananto, teknologi digital saat ini sudah tak terelakkan.
"Pergerakan manusianya itu ke sana, ke teknologi. Mau itu syariah atau non-syariah, jadi tidak bisa terelakkan, kalau bisnis itu akan masuk ke ranah digital menggunakan teknologi," tutur Ligwina kepada Antara di Jakarta, Rabu (28/11).
Oleh karena itu, lanjut dia, kini bagaimana bisnis syariah itu memanfaatkan kemajuan teknologi yang ada, seperti sosial media untuk melakukan promosi.
Perkembangan saat ini, kata dia, juga telah membuat teknik pembayaran dan transaksi berubah melalui ranah digital.
"Jadi kalau kita bicara mengenai bisnis-bisnis yang basisnya ekonomi syariah, maka dia pun akan bergerak ke arah sana (digital), cara pembayaran pun akan mengikuti. Semua yang sekarang semakin terdigitalisasi," ujar Ligwina.
Ia bahkan memperkirakan tidak lama lagi akan ada financial technology atau fintech syariah. Pembayaran bagi hasil dalam konsep ekonomi syariah pun akan bergerak menuju ranah digital.
Ligwina melihat perhatian masyarakat Indonesia, terutama yang muslim, terhadap hal-hal yang berbau syariah semakin meningkat.
"Ketika kita membicarakan tentang finansial, teknologi, dan manusia, pasti di tengah-tengah akan bertemu dengan semua yang bersifat syariah," ujarnya usai menjadi narasumber bincang santai bertajuk "Cerdas Mengelola Keuangan Usaha" yang merupakan bagian dari perhelatan Indonesia Syariah Fair.
Selain menghadirkan temu wicara, Indonesia Syariah Fair juga menggelar pameran yang berlangsung mulai 27 - 29 November 2018 di Balai Kartini, Jakarta.
Baca juga: Akademisi: bisnis fintech syariah makin berkembang
"Pergerakan manusianya itu ke sana, ke teknologi. Mau itu syariah atau non-syariah, jadi tidak bisa terelakkan, kalau bisnis itu akan masuk ke ranah digital menggunakan teknologi," tutur Ligwina kepada Antara di Jakarta, Rabu (28/11).
Oleh karena itu, lanjut dia, kini bagaimana bisnis syariah itu memanfaatkan kemajuan teknologi yang ada, seperti sosial media untuk melakukan promosi.
Perkembangan saat ini, kata dia, juga telah membuat teknik pembayaran dan transaksi berubah melalui ranah digital.
"Jadi kalau kita bicara mengenai bisnis-bisnis yang basisnya ekonomi syariah, maka dia pun akan bergerak ke arah sana (digital), cara pembayaran pun akan mengikuti. Semua yang sekarang semakin terdigitalisasi," ujar Ligwina.
Ia bahkan memperkirakan tidak lama lagi akan ada financial technology atau fintech syariah. Pembayaran bagi hasil dalam konsep ekonomi syariah pun akan bergerak menuju ranah digital.
Ligwina melihat perhatian masyarakat Indonesia, terutama yang muslim, terhadap hal-hal yang berbau syariah semakin meningkat.
"Ketika kita membicarakan tentang finansial, teknologi, dan manusia, pasti di tengah-tengah akan bertemu dengan semua yang bersifat syariah," ujarnya usai menjadi narasumber bincang santai bertajuk "Cerdas Mengelola Keuangan Usaha" yang merupakan bagian dari perhelatan Indonesia Syariah Fair.
Selain menghadirkan temu wicara, Indonesia Syariah Fair juga menggelar pameran yang berlangsung mulai 27 - 29 November 2018 di Balai Kartini, Jakarta.
Baca juga: Akademisi: bisnis fintech syariah makin berkembang
Pewarta: Aji Cakti
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2018
Tags: