Jeddah (ANTARA News) - Arab Saudi dinilai tetap meminati produk sawit dan turunannya asal Indonesia, kata Konsul Jenderal RI Jeddah Mohamad Hery Saripudin.

"Sementara di belahan dunia lain ada upaya tersistematis kampanye hitam, Alhamdulillah di sini belum ada manuver itu karena persaingan bisnis," ujar Hery di Jeddah, Rabu.

Hery memaparkan bahwa Arab Saudi juga mengimpor minyak sawit dan turunannya dari negara selain Indonesia, namun menurut penelusuran, produk yang ada di negara tersebut sebagian besar berasal dari Indonesia.

"Inilah tugas pemerintah dalam hal ini KJRI Jeddah, dan Kemendag untuk membuka simpul-simpul yang masih tertutup," ungkap Hery.

Senada dengan itu, Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan Arlinda berupaya memberikan informasi komprehensif terkait produk sawit asal Indonesia melalui forum bisnis khusus sawit kepada para pengusaha di Arab Saudi.

"Kita akan melakukan forum bisnis untuk sawit, memberikan 'knowledge' kepada mereka mengenai produk sawit dan turunannya, sehingga nanti mereka paham," ujar Arlinda.

Arlinda memaparkan bahwa Arab Saudi kerap mengimpor produk sawit dari negara ketiga seperti Indoa dan Malaysia, di mana sebagian produknya berasal dari Indonesia.

Untuk itu, lanjutnya, Kemendag akan meyakinkan banwa Indonesia menganut produk sawit yang berkelanjutan dan merupakan produsen sawit pertama di dunia.

"Jadi, jika mereka mau, tidak perlu negara ketiga, langsung saja dari Indonesia. Itu yang sedang kami jajaki. Kami minta ITPC juga menjadi mediator antara produsen sawit dan importir nya di sini," kata Arlinda.

Baca juga: BPDP-KS sebut industri sawit bantu Indonesia capai SDGs

Baca juga: Ini cara Indonesia promosikan industri sawit berkelanjutan pada akademisi Eropa

Baca juga: Indonesia minta UE hentikan pelabelan produk "Bebas Minyak Sawit"

Baca juga: Kemlu gelar kursus sawit lestari indonesia