Pertamina dorong produksi minyak nasional 60 persen
Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Tanri Abeng (kedua kiri), Direktur Utama Nicke Widyawati (kedua kanan) dan Direktur Keuangan Pahala N Mansury (kiri) beserta Deputi Bidang Usaha Pertambangan, Industri Strategis, dan Media Kementerian BUMN Fajar Harry Sampurno (kanan) menjawab pertanyaan wartawan saat konferensi pers acara Pertamina Energy Forum (PEF) 2018 di Jakarta, Rabu (28/11/2018). Pertamina Energy Forum (PEF) 2018 bertema "Unleashing Domestic Resources For Energy Security" tersebut digelar sebagai bagian dari rangkaian kegiatan dalam perayaan HUT ke-61 Pertamina. ANTARA FOTO/Galih Pradipta/wsj.
Menurut Komisaris PT Pertamina (Persero) Sahala Lumbangaol di Jakarta, Selasa perusahaan plat merah ini akan mendorong kegiatan hulu pertamina dan menargetkan perseroan untuk menjadi produsen minyak bumi terbesar di Indonesia.
“Pertamina adalah perusahaan terintegrasi, dari hulu ke hilir. Pertamina akan move on dan akan terus mengembangkan dirinya seperti pengembangan petrochemical based on coal,” katanya dalam Pertamina Energy Forum 2018, di Hotel Raffles Jakarta.
Sementara itu Wood Mackenzie dan Bain & Company memprediksi harga minyak mentah dunia akan stabil hingga dua tahun ke depan.
Perusahaan riset dan konsultan global, Wood Mackenzie memprediksi harga minyak mentah stabil untuk 18-24 bulan ke depan. Hal itu terjadi karena berkurangnya penawaran minyak dari Iran terkait sanksi Amerika Serikat. Meski begitu, pasokan minyak dari AS diperkirakan akan meningkat.
“Kami berharap harga minyak akan tetap stabil setidaknya dalam 18 bulan ke depan,” kata Direktur Riset Hulu Minyak & Gas Wood Mackenzie Asia Pasifik, Andrew Harwood.
Harwood mengatakan, harga minyak dipengaruhi oleh persediaan minyak mentah dalam beberapa pekan terakhir.
Dalam kesempatan yang sama Kepala Bidang Energi & Sumber Daya Alam Asia Pasifik dari konsultan manajemen global Bain & Company, Brian Murphy sependapat dengan hal tersebut. “Arah harga minyak pada bulan-bulan terakhir telah lebih selaras dibandingkan beberapa bulan sebelumnya,” ujarnya.
Untuk mencapai ketahanan energi nasional, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral mempertimbangkan konversi penggunaan bahan bakar dari minyak ke gas. Direktur Jenderal Minyak dan Gas, Kementerian ESDM, Djoko Siswanto menjelaskan bahwa pemerintah ingin mengeksplorasi lebih banyak kawasan timur Indonesia. Sejalan dengan banyaknya temuan sumber gas di wilayah tersebut.
Baca juga: Pertamina optimistis 2019 seluruh impor BBM turun
Baca juga: Pengembangan green refinery dukung implementasi B100
Pewarta: Afut Syafril Nursyirwan
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2018