Jokowi mulai melawan hoaks dan fitnah
28 November 2018 16:02 WIB
Arsip Calon Presiden nomor urut 01 Joko Widodo berbicara dihadapan ribuan Tim Kampanye Daerah (TKD) dan relawan di Palembang, Sumatera Selatan, Minggu (25/11/2018). Acara tersebut dihadiri 2200 orang Calon Legislatif (Caleg) dari partai koalisi Indonesia kerja, 400 orang Tim Kampanye Nasional (TKN) dan relawan yang siap memenangkan pasangan calon Presiden nomor urut 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin di Provinsi Sumatera Selatan. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/aww.
Jakarta (ANTARA News) - Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf Amin menyatakan Presiden Joko Widodo saat ini mulai melawan fitnah dan hoaks yang ditujukan kepada dirinya.
"Pak Jokowi belakangan selalu menyampaikan pesan bahwa beliau sekarang agak berbeda dibandingkan empat tahun belakangan. Karena selama empat tahun dihantam hoaks beliau diam, sekarang melawan," kata Juru bicara TKN Arya Sinulingga di Jakarta, Rabu.
Arya mengatakan hampir dalam setiap kunjungannya ke daerah Presiden Jokowi selalu menyatakan sudah saatnya dia melawan hoaks dan fitnah.
"Di setiap daerah yang beliau kunjungi, beliau selalu mengatakan sudah saatnya dirinya harus melawan," ujar Arya.
Menurutnya, fitnah dan hoaks yang ditujukan kepada Jokowi sangat mengada-ada, mulai dari isu PKI hingga disebut pro terhadap pihak asing.
Arya menilai memang sudah saatnya Jokowi melawan, sebab isu fitnah dan hoaks yang dibiarkan dapat mempengaruhi persepsi publik.
"Kenapa pak Jokowi melawan. Karena dia terkejut dengan hasil survei, bahwa ada sembilan juta orang yang percaya fitnah bahwa dirinya PKI," tegas Arya.
Arya menegaskan fitnah atau hoaks ini serupa dengan peristiwa pertarungan Pilpres di Amerika Serikat antara Hillary Clinton dengan Trump.
Dalam Pilpres di Negeri Paman Sam itu, Trump kerap menyampaikan sesuatu yang tidak masuk akal mengenai Hillary. Di sisi lain Hillary tidak pernah melawan dengan membantah omongan Trump karena meyakini tidak akan ada yang memercayai omongan tersebut.
"Karena dibiarkan dan tidak pernah dilawan akibatnya Trump menang. Itu lah kenapa sampai muncul ungkapan sontoloyo, genderuwo, tabok, jadi pak Jokowi sudah menyampaikan bahwa fitnah dan hoaks ini harus dilawan," kata dia.
Ketua Umum Projo Budi Arie Setiadi sebelumnya mengingatkan agar Pilpres 2019 tidak lagi diwarnai hoaks, fitnah dan ujaran kebencian.
Menurutnya, belakangan fenomena hoaks, fitnah dan ujaran kebencian ini merajalela di media sosial.
Dia mengingatkan, beberapa negara hancur karena diakibatkan maraknya produksi hoaks seperti Suriah, Yaman dan beberapa negara di Timur Tengah.
Projo menyatakan siap memerangi hoaks dan fitnah yang menerpa pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin.
"Karena kita sebagai bangsa plural, kita harus bersama-sama perangi hoaks tanpa pandang bulu. Karena ini bukan hanya menggangu demokrasi tapi juga merusak peradaban dan warisan kebudayaan yang kita punya," kata dia.
"Pak Jokowi belakangan selalu menyampaikan pesan bahwa beliau sekarang agak berbeda dibandingkan empat tahun belakangan. Karena selama empat tahun dihantam hoaks beliau diam, sekarang melawan," kata Juru bicara TKN Arya Sinulingga di Jakarta, Rabu.
Arya mengatakan hampir dalam setiap kunjungannya ke daerah Presiden Jokowi selalu menyatakan sudah saatnya dia melawan hoaks dan fitnah.
"Di setiap daerah yang beliau kunjungi, beliau selalu mengatakan sudah saatnya dirinya harus melawan," ujar Arya.
Menurutnya, fitnah dan hoaks yang ditujukan kepada Jokowi sangat mengada-ada, mulai dari isu PKI hingga disebut pro terhadap pihak asing.
Arya menilai memang sudah saatnya Jokowi melawan, sebab isu fitnah dan hoaks yang dibiarkan dapat mempengaruhi persepsi publik.
"Kenapa pak Jokowi melawan. Karena dia terkejut dengan hasil survei, bahwa ada sembilan juta orang yang percaya fitnah bahwa dirinya PKI," tegas Arya.
Arya menegaskan fitnah atau hoaks ini serupa dengan peristiwa pertarungan Pilpres di Amerika Serikat antara Hillary Clinton dengan Trump.
Dalam Pilpres di Negeri Paman Sam itu, Trump kerap menyampaikan sesuatu yang tidak masuk akal mengenai Hillary. Di sisi lain Hillary tidak pernah melawan dengan membantah omongan Trump karena meyakini tidak akan ada yang memercayai omongan tersebut.
"Karena dibiarkan dan tidak pernah dilawan akibatnya Trump menang. Itu lah kenapa sampai muncul ungkapan sontoloyo, genderuwo, tabok, jadi pak Jokowi sudah menyampaikan bahwa fitnah dan hoaks ini harus dilawan," kata dia.
Ketua Umum Projo Budi Arie Setiadi sebelumnya mengingatkan agar Pilpres 2019 tidak lagi diwarnai hoaks, fitnah dan ujaran kebencian.
Menurutnya, belakangan fenomena hoaks, fitnah dan ujaran kebencian ini merajalela di media sosial.
Dia mengingatkan, beberapa negara hancur karena diakibatkan maraknya produksi hoaks seperti Suriah, Yaman dan beberapa negara di Timur Tengah.
Projo menyatakan siap memerangi hoaks dan fitnah yang menerpa pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin.
"Karena kita sebagai bangsa plural, kita harus bersama-sama perangi hoaks tanpa pandang bulu. Karena ini bukan hanya menggangu demokrasi tapi juga merusak peradaban dan warisan kebudayaan yang kita punya," kata dia.
Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018
Tags: