Efek terpaan iklan rokok daring pada remaja
28 November 2018 12:43 WIB
Arsip Foto. Seorang pelajar bertopeng mengikuti aksi unjuk rasa di depan gedung DPR/MPR, Jakarta, untuk mendesak pemerintah melarang iklan, promosi, dan sponsor rokok yang dikhawatirkan dapat merangsang anak untuk merokok. (FOTO ANTARA/Ismar Patrizki).
Jakarta (ANTARA News) - Terpaan iklan rokok di media daring berpengaruh signifikan terhadap perilaku merokok pada remaja menurut peneliti London School of Public Relation (LSPR) Jakarta Lestari Nurhajati.
"Terpaan iklan rokok di media daring berpengaruh signifikan terhadap sikap merokok remaja hingga 31,8 persen," kata Lestari dalam Diseminasi Hasil Penelitian Situasi dan Tantangan Pengendalian Tembakau di Jakarta, Rabu.
Berdasarkan penelitian terhadap 173 remaja di Semarang, Yogyakarta, Jakarta, Bandung dan Surabaya, 100 persen responden perokok menyatakan akan tetap merokok setelah melihat iklan rokok di media daring dan 10 persen responden memiliki kecenderungan untuk merokok setelah melihat iklan rokok di media daring.
"Sebanyak 57,8 persen responden menyadari isi iklan rokok, bahkan 8,7 persen sangat menyadarinya. Selain itu, 58 persen responden mengetahui tujuan iklan rokok," kata Lestari.
Di samping itu, ia melanjutkan, 47 persen responden memuji iklan rokok di media daring sangat kreatif, dan 12,1 persen cenderung menikmati tayangan iklan rokok di media daring.
"Karena itu, kampanye pengendalian tembakau atau bahaya rokok yang ditujukan bagi remaja perlu lebih gencar dilakukan di media daring yang banyak diakses remaja," katanya.
Dalam Diseminasi Hasil Penelitian Situasi dan Tantangan Pengendalian Tembakau yang diadakan Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia Jakarta, ada 10 hasil penelitian terpilih dari Jaringan Penelitian Pengendalian Tembakau Indonesia (ITCRN) angkatan II yang disampaikan. ITCRN merupakan kerja sama Lembaga Demografi Universitas Indonesia dengan John Hopkins Bloomberg School of Public Health.
Baca juga:
Anak terpapar iklan rokok saat Ramadhan
Ratusan pelajar tolak jadi target industri rokok
"Terpaan iklan rokok di media daring berpengaruh signifikan terhadap sikap merokok remaja hingga 31,8 persen," kata Lestari dalam Diseminasi Hasil Penelitian Situasi dan Tantangan Pengendalian Tembakau di Jakarta, Rabu.
Berdasarkan penelitian terhadap 173 remaja di Semarang, Yogyakarta, Jakarta, Bandung dan Surabaya, 100 persen responden perokok menyatakan akan tetap merokok setelah melihat iklan rokok di media daring dan 10 persen responden memiliki kecenderungan untuk merokok setelah melihat iklan rokok di media daring.
"Sebanyak 57,8 persen responden menyadari isi iklan rokok, bahkan 8,7 persen sangat menyadarinya. Selain itu, 58 persen responden mengetahui tujuan iklan rokok," kata Lestari.
Di samping itu, ia melanjutkan, 47 persen responden memuji iklan rokok di media daring sangat kreatif, dan 12,1 persen cenderung menikmati tayangan iklan rokok di media daring.
"Karena itu, kampanye pengendalian tembakau atau bahaya rokok yang ditujukan bagi remaja perlu lebih gencar dilakukan di media daring yang banyak diakses remaja," katanya.
Dalam Diseminasi Hasil Penelitian Situasi dan Tantangan Pengendalian Tembakau yang diadakan Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia Jakarta, ada 10 hasil penelitian terpilih dari Jaringan Penelitian Pengendalian Tembakau Indonesia (ITCRN) angkatan II yang disampaikan. ITCRN merupakan kerja sama Lembaga Demografi Universitas Indonesia dengan John Hopkins Bloomberg School of Public Health.
Baca juga:
Anak terpapar iklan rokok saat Ramadhan
Ratusan pelajar tolak jadi target industri rokok
Pewarta: Dewanto Samodro
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018
Tags: