Jakarta (ANTARA News) - Lembaga keuangan mikro syariah yang fokus pada pembiayaan UMKM berpola syariah diharapkan lebih banyak terbentuk di Indonesia.

Direktur Utama Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (LPDB - KUMKM) Braman Setyo saat memberikan sambutan dalam pembukaan Indonesia Syariah Fair (Insyaf) 2018 di Balai Kartini, Jakarta, Selasa, pihaknya berharap literasi keuangan berbasis syariah semakin meningkat di Indonesia.

"Sebab selama ini pangsa pasar keuangan syariah masih sangat kecil yaitu 5,3 persen dari total penyaluran kredit," katanya.

Braman Setyo mengatakan penyebab utama mengapa kecil pangsa pasar keuangan syariah adalah masih minimnya lembaga keuangan seperti perbankan atau lainnya yang mau mengucurkan kreditnya ke sektor riil yang produktif di masyarakat khususnya UMKM.

Hal ini karena rata-rata perbankan masih menganggap sektor tersebut terlalu besar risiko kredit macetnya.
Akibatnya sasaran industri keuangan lebih banyak mengarah ke sektor industri sedang - besar, sementara untuk UMKM khususnya yang berbasis syariah cenderung dipinggirkan.

"Selama ini lembaga pembiayaan lebih senang membiayai pelaku usaha menengah ke atas karena resikonya kecil, sehingga urusan mikro ini jarang sekali disentuh oleh lembaga keuangan untuk memberikan pinjaman. Jadi kami ajak agar dalam rangka menyongsong Indonesia syariah fair, bagaimana kita bisa mendorong tidak hanya untuk pelaku usaha besar tapi juga kepada mikro (pemberian kredit)," ujar Braman.

Khusus untuk membiayai UMKM dengan prinsip syariah, LPDB KUMKM sendiri menargetkan dapat membiayai minimal Rp300 miliar selama event Insyaf berlangsung pada 27-29 November 2018.

Dalam pameran ini LPDB KUMKM menggandeng berbagai lembaga keuangan khususnya syariah untuk bersama-sama mendorong inklusi keuangan syariah agar ke depan terjadi pertumbuhan yang masif.

"Harapan kami dengan ajakan kepada perbankan syariah dan lainnya bisa mendorong pertumbuhan keuangan syariah antara 6 - 7 persen sampai 2019 ke depan. Ini momentum yang baik," kata Braman.
Di hari pertama pelaksanaan Insyaf, pihaknya menargetkan dapat mengucurkan kredit dengan skema syariah sebesar Rp48 miliar.

Untuk mempercepat realisasi penyaluran sesuai target, pihaknya menggandeng tujuh lembaga atau mitra LPDB yaitu Serikat Saudagar Nusantara (SSN), Masyarakat Ekonomi Syariah (MES), Perum Bulog, Bank Jabar Banten (BJB) Syariah, Apindo, PT Zahir Internasional, dan Jamkrida Syariah Banten.

"Dana bergulir dengan skim syariah saat ini belum bisa membiayai langsung kepada pelaku usaha mikro, tentunya dengan pihak yang kita ajak kerja sama diharapkan bisa terakses dana ini oleh UMKM binaan," kata Braman Setyo.

Pelaksanaan kegiatan Insyaf 2018 berlangsung selama 3 hari, dari 27-29 November 2018 di Balai Kartini Jakarta.
Adapun rangkaian kegiatan selama 3 hari ini antara lain Table Top, Coaching Business, Workshop, Seminar, Talkshow, dan Pameran Expo.

Table Top merupakan suatu market place yang mewadahi lembaga pembiayaan dengan pelaku UMKM.
“Selama tiga hari ke depan, kami menargetkan sebanyak 6000 UMKM yang hadir untuk mengakses fasilitas pembiayaan yang tersedia di Insyaf 2018 ini,” kata Ditektur Pembiayaan Syariah LPDB-KUMKM Jaenal Aripin.

Insyaf 2018 merupakan agenda multi-event perdana LPDB KUMKM yang dimaksudkan sebagai penghubung antara pelaku KUMKM dengan berbagai Institusi pembiayaan KUMKM, baik yang dikelola oleh pemerintah maupun oleh swasta dan pihak konsumen produk KUMKM sendiri.

Adapun tujuan dari penyelenggaraan Insyaf 2018 adalah untuk menggerakkan lembaga keuangan khususnya perbankan agar lebih inklusif (terbuka) kepada para pelaku usaha, termasuk pengusaha mikro, memfasilitasi pinjaman pembiayaan dari lembaga keuangan kepada para pelaku usaha mikro, serta mendorong munculnya Lembaga Keuangan Mikro Syariah di Indonesia.

“Kami berharap dengan adanya kegiatan ini, LPDB KUMKM dapat mempertemukan antara pelaku UMKM dan Koperasi yang membutuhkan permodalan usaha dengan Lembaga Pembiayaan,” papar Jaenal.