Sepak Bola Nasional
Petinggi Asprov PSSI DKI sarankan Edy Rahmayadi mundur
27 November 2018 18:16 WIB
Arsip. Ketua Umum PSSI Edy Rahmayadi (kiri) didampingi Wakil Ketua Umum PSSI Joko Driyono (kanan) memberikan keterangan pers mengenai penghentian sementara kompetisi sepak bola Liga I di Jakarta, Selasa (25/9/2018). PSSI memutuskan untuk menghentikan sementara Liga I sampai batas waktu yang tidak ditentukan, menyusul tewasnya suporter Persija saat pertandingan antara Persib Bandung melawan Persija Jakarta di Stadion Gelora Bandung Lautan Api, Bandung, pada Minggu (23/9). ANTARA FOTO/Reno Esnir/foc.
Jakarta (ANTARA News) - Wakil Ketua Asosiasi Provinsi (Asprov) Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) DKI Jakarta Aldi Karmawan menyarankan agar Ketua Umum PSSI Edy Rahmayadi mundur dari jabatannya.
Menurut Aldi, yang menyebut pandangannya ini adalah pendapat pribadi dan bukan organisasi, PSSI di bawah kepemimpinan Edy belum bisa membawa tim nasional, terutama timnas U-23 dan senior, meraih prestasi yang memuaskan.
"Sebaiknya Pak Edy melepaskan jabatannya di PSSI," ujar Aldi kepada Antara di Jakarta, Selasa.
Selain itu, dia juga mempermasalahkan rangkap jabatan Edy Rahmayadi, yang kini juga menjadi Gubernur Sumatera Utara.
Aldi melanjutkan, PSSI periode Edy Rahmayadi juga tidak memberikan perhatian maksimal kepada asosiasi provinsi dalam hal ini Asprov PSSI DKI Jakarta.
"PSSI sangat tidak memerhatikan kami. Kami membuat liga secara mandiri, sama sekali tak ada bantuan dari PSSI. Seharusnya ada perhatian serius untuk pembinaan sepak bola dari akar rumput," tutur dia.
Padahal, Aldi menegaskan, hanya dengan membina pesepak bola berusia belia sejak dari akar rumputlah PSSI dapat menghasilkan pemain-pemain andal untuk tim nasional.
Tekanan mundur untuk Ketua Umum PSSI Edy Rahmayadi semakin kuat akhir-akhir ini, menyusul terhentinya timnas Indonesia di babak grup Piala AFF 2018.
Teriakan-teriakan "Edy Out" oleh suporter Indonesia kerap terdengar di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, ketika tim berjuluk Garuda bertanding.
Sebagai informasi, selama kepemimpinan Edy Rahmayadi, timnas U-23 dan senior Indonesia gagal mencapai target yang ditetapkan seperti meraih medali emas SEA Games 2017, menduduki peringkat empat besar Asian Games 2018 dan menjuarai Piala AFF 2018.
Di SEA Games 2017, Malaysia, timnas U-23 Indonesia mendapatkan medali perunggu, sementara di Asian Games 2018 timnas U-23 melaju hanya sampai babak 16 besar.
Sementara timnas U-19 juga gagal mewujudkan harapan untuk menembus semifinal Piala U-19 Asia 2018, yang menjadi syarat ke Piala U-20 Dunia FIFA, usai dikalahkan Jepang di perempat final.
Namun, di masa Edy pula Indonesia menorehkan rekor untuk pertama kalinya menjadi juara Piala U-16 AFF. Timnas U-16 juga tampil di Piala U-16 Asia 2018 meski terhenti di delapan besar.
Menurut Aldi, yang menyebut pandangannya ini adalah pendapat pribadi dan bukan organisasi, PSSI di bawah kepemimpinan Edy belum bisa membawa tim nasional, terutama timnas U-23 dan senior, meraih prestasi yang memuaskan.
"Sebaiknya Pak Edy melepaskan jabatannya di PSSI," ujar Aldi kepada Antara di Jakarta, Selasa.
Selain itu, dia juga mempermasalahkan rangkap jabatan Edy Rahmayadi, yang kini juga menjadi Gubernur Sumatera Utara.
Aldi melanjutkan, PSSI periode Edy Rahmayadi juga tidak memberikan perhatian maksimal kepada asosiasi provinsi dalam hal ini Asprov PSSI DKI Jakarta.
"PSSI sangat tidak memerhatikan kami. Kami membuat liga secara mandiri, sama sekali tak ada bantuan dari PSSI. Seharusnya ada perhatian serius untuk pembinaan sepak bola dari akar rumput," tutur dia.
Padahal, Aldi menegaskan, hanya dengan membina pesepak bola berusia belia sejak dari akar rumputlah PSSI dapat menghasilkan pemain-pemain andal untuk tim nasional.
Tekanan mundur untuk Ketua Umum PSSI Edy Rahmayadi semakin kuat akhir-akhir ini, menyusul terhentinya timnas Indonesia di babak grup Piala AFF 2018.
Teriakan-teriakan "Edy Out" oleh suporter Indonesia kerap terdengar di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, ketika tim berjuluk Garuda bertanding.
Sebagai informasi, selama kepemimpinan Edy Rahmayadi, timnas U-23 dan senior Indonesia gagal mencapai target yang ditetapkan seperti meraih medali emas SEA Games 2017, menduduki peringkat empat besar Asian Games 2018 dan menjuarai Piala AFF 2018.
Di SEA Games 2017, Malaysia, timnas U-23 Indonesia mendapatkan medali perunggu, sementara di Asian Games 2018 timnas U-23 melaju hanya sampai babak 16 besar.
Sementara timnas U-19 juga gagal mewujudkan harapan untuk menembus semifinal Piala U-19 Asia 2018, yang menjadi syarat ke Piala U-20 Dunia FIFA, usai dikalahkan Jepang di perempat final.
Namun, di masa Edy pula Indonesia menorehkan rekor untuk pertama kalinya menjadi juara Piala U-16 AFF. Timnas U-16 juga tampil di Piala U-16 Asia 2018 meski terhenti di delapan besar.
Pewarta: Michael Siahaan
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2018
Tags: