Pupuk Indonesia catat total ekspor Rp24,8 triliun 2015-2018
26 November 2018 22:54 WIB
PT Pupuk Indonesia (Persero) mencatat telah mengekspor produk pupuk nan non pupuk dengan total 6,67 ton atau senilai Rp24,8 triliun dalam kurun waktu 2015 sampai Oktober 2018. (Pupuk Indonesia)
Jakarta (Antara News) - PT Pupuk Indonesia (Persero) mencatat telah mengekspor produk pupuk nan non pupuk dengan total 6,67 ton atau senilai Rp24,8 triliun dalam kurun waktu 2015 sampai Oktober 2018.
Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (Persero) Aas Asikin Idat merinci total ekspor produk pupuk sebanyak 4,22 juta ton dan amoniak sebanyak 2,45 juta ton dengan nilai penjualan produk pupuk hingga 985 juta dolar AS. Kinerja ekspor ini turut memberikan kontribusi terhadap devisa negara dalam waktu empat tahun terakhir.
"Pupuk Indonesia akan terus memacu penjualan ekspor untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional dengan menyumbang devisa negara dan kembali memperkuat nilai rupiah dengan tetap mengutamakan pemenuhan pupuk dalam negeri," kata Aas melalui keterangan tertulis di Jakarta, Senin.
Pada 2015, total ekspor pupuk mencapai 844 ribu ton, namun di tahun 2018 hingga Oktober telah mencapai 995 ribu dengan prognosa dapat mencapai 1.475.978 ton di akhir tahun 2018.
Khusus untuk tahun 2018, hingga bulan Oktober, Pupuk Indonesia telah menyumbang Rp6,31 triliun dari ekspor produk pupuk maupun non pupuk. Nilai ekspor di tahun 2018 ditargetkan dapat mencapai Rp9,069 trilliun pada akhir tahun, meningkat 62 persen dari tahun sebelumnya.
Capaian ini akan menjadi pencapaian tertinggi sepanjang empat tahun ke belakang.
Menurut Aas, tren positif ini tidak bisa dipisahkan dari upaya peningkatan daya saing produk melalui berbagai upaya efisiensi untuk menekan biaya produksi, antara lain melalui peningkatan efisiensi konsumsi bahan baku gas dan efisiensi biaya distribusi.
Selain upaya efisiensi yang dilakukan, kenaikan ekspor tahun 2018 ini juga didukung oleh membaiknya daya saing perusahaan, meningkatnya harga urea dan amoniak dunia serta penguatan jaringan ekspor melalui berbagai kegiatan promosi di tingkat internasional dan berbagai kegiatan misi dagang.
Penjualan terbesar didominasi oleh negara-negara Asia seperti Filipina, Vietnam, Jepang, India, Thailand, Taiwan, Malaysia dan Cina. Selain wilayah Asia, Australia, Costa Rica, Yordanoa, Amerika Serikat, dan Afrika Selatan masih menjadi tujuan ekspor dengan permintaan yang cukup besar untuk produk Urea, NPK dan Amoniak.
Aas menambahkan kebijakan penurunan harga gas juga memberikan pengaruh positif pada peningkatan daya saing produk pupuk dan non pupuk di pasar internasional.
Baca juga: Perkuat rupiah, Pupuk Indonesia bidik ekspor Rp8,31 triliun 2018
Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (Persero) Aas Asikin Idat merinci total ekspor produk pupuk sebanyak 4,22 juta ton dan amoniak sebanyak 2,45 juta ton dengan nilai penjualan produk pupuk hingga 985 juta dolar AS. Kinerja ekspor ini turut memberikan kontribusi terhadap devisa negara dalam waktu empat tahun terakhir.
"Pupuk Indonesia akan terus memacu penjualan ekspor untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional dengan menyumbang devisa negara dan kembali memperkuat nilai rupiah dengan tetap mengutamakan pemenuhan pupuk dalam negeri," kata Aas melalui keterangan tertulis di Jakarta, Senin.
Pada 2015, total ekspor pupuk mencapai 844 ribu ton, namun di tahun 2018 hingga Oktober telah mencapai 995 ribu dengan prognosa dapat mencapai 1.475.978 ton di akhir tahun 2018.
Khusus untuk tahun 2018, hingga bulan Oktober, Pupuk Indonesia telah menyumbang Rp6,31 triliun dari ekspor produk pupuk maupun non pupuk. Nilai ekspor di tahun 2018 ditargetkan dapat mencapai Rp9,069 trilliun pada akhir tahun, meningkat 62 persen dari tahun sebelumnya.
Capaian ini akan menjadi pencapaian tertinggi sepanjang empat tahun ke belakang.
Menurut Aas, tren positif ini tidak bisa dipisahkan dari upaya peningkatan daya saing produk melalui berbagai upaya efisiensi untuk menekan biaya produksi, antara lain melalui peningkatan efisiensi konsumsi bahan baku gas dan efisiensi biaya distribusi.
Selain upaya efisiensi yang dilakukan, kenaikan ekspor tahun 2018 ini juga didukung oleh membaiknya daya saing perusahaan, meningkatnya harga urea dan amoniak dunia serta penguatan jaringan ekspor melalui berbagai kegiatan promosi di tingkat internasional dan berbagai kegiatan misi dagang.
Penjualan terbesar didominasi oleh negara-negara Asia seperti Filipina, Vietnam, Jepang, India, Thailand, Taiwan, Malaysia dan Cina. Selain wilayah Asia, Australia, Costa Rica, Yordanoa, Amerika Serikat, dan Afrika Selatan masih menjadi tujuan ekspor dengan permintaan yang cukup besar untuk produk Urea, NPK dan Amoniak.
Aas menambahkan kebijakan penurunan harga gas juga memberikan pengaruh positif pada peningkatan daya saing produk pupuk dan non pupuk di pasar internasional.
Baca juga: Perkuat rupiah, Pupuk Indonesia bidik ekspor Rp8,31 triliun 2018
Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Royke Sinaga
Copyright © ANTARA 2018
Tags: