Jakarta (ANTARA News) - Posisi media ditengah kontes politik menjelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 dinilai sulit dan terpolarisasi.

Hal itu disampaikan oleh Direktur Eksekutif Indonesian Public Institute (IPI), Karyono Wibowo dalam diskusi publik dengan tema "Indonesia Optimis: Pandangan Media terhadap Prestasi dan Kerja Nyata Jokowi" di kantor Kaukus Muda Indonesia (KMI) di Senen, Jakarta Pusat.

"Posisi media di tengah kontes politik memang agak sulit dan terpolarisasi karena ada kecenderungan media memihak. Media mempengaruhi opini publik dan media saat ini terancam dengan adanya media sosial," ujar Karyono di Jakarta pada Senin sore.

Sementara itu, pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Wasisto Raharjo menyampaikan terkait dengan tema diskusi, pandangan media terhadap prestasi Presiden Joko Widodo tergantung alur berita yang didapatkan.

"Menurut saya media sebenarnya mempunyai peran penting masing-masing untuk mengembangkan suatu informasi. Semua sisi dikontrol media, ada juga media sebagai partisan artinya menyampaikan pesan dari kandidat tertentu," katanya.

Media, lanjut Wasisto, juga bisa menyampaikan hal yang baik dan tidak baik tergantung tujuannya.

Posisi media yang sangat strategis dinilai harus bisa eksis dalam menerima setiap informasi.

Kesalahan calon-wakil presiden bisa diolah oleh media, karena itu media juga punya tanggung jawab terhadap keamanan tentunya dengan terus diawasi oleh Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) dan Dewan Pers.