Laporan dari London
Kopi Indonesia makin diminati di Inggris
26 November 2018 07:31 WIB
Ilustrasi: Penguji kualitas kopi atau 'cupper', Rifani Zuniyanto, menjelaskan cara membuat kopi di Laboratorium Kopi di Kecamatan Tersono, Kabupaten Batang, Jawa Tengah. (ANTARA FOTO/Harviyan Perdana Putra)
London (ANTARA News) - Aneka cita rasa kopi Indonesia semakin diminati masyarakat Inggris, yang terlihat dari kehadiran para importir dan pemilik kedai kopi di negara itu pada acara Indonesia Coffee Day yang diselenggarakan KBRI London.
Minister Counselor KBRI London Thomas Siregar kepada Antaranews London, Minggu, mengatakan importir dan pemilik kedai kopi tersebut menyatakan tertarik dan ingin berbisnis dengan pengusaha dan petani kopi Indonesia. Mereka mengakui kopi Indonesia memiliki cita rasa yang berbeda dari kopi instan.
Sebanyak 10 pelaku industri kopi dari Indonesia, termasuk barista milenial terlibat pada kegiatan yang digelar di East Wing Somerset House, gedung neoklasikal berusia 200 tahunan di jantung kota London itu.
Dubes Indonesia untuk Inggris Raya, Republik Irlandia, dan Organisasi Maritim Internasional, Rizal Sukma, mengatakan potensi pasar kopi Indonesia di Inggris sangat besar, mengingat ada tren perubahan tradisi di negara tersebut dari minum teh ke kopi.
Ia berharap kegiatan Indonesia Coffee Day dapat menjadi ajang promosi untuk meningkatkan ekspor kopi Indonesia ke Inggris.
"Sebagai produsen kopi terbesar keempat, pameran tunggal kopi Indonesia yang pertama di Inggris ini diharapkan bisa mendorong makin banyak kopi Indonesia hadir di Inggris," ujarnya.
Ia juga mendorong berbagai pihak untuk ikut mengembangkan industri kopi Indonesia, sebagaimana yang dilakukan Bank Indonesia dan Bank Mandiri, yang telah bermitra dengan beberapa petani kopi Indonesia.
Hadir dalam forum bisnis Indonesia Coffee Day adalah pemilik dan pengusaha kopi dari Pagalaram, Gayo Mandiri, Malabar, Bali Arabica, Dialog Coffee, Kopi Sarongge, Work Coffee, Ngopi Yuk, serta Petimera, yang membawa ragam kopi dari Aceh, Bali, Jawa Barat, Jawa Barat, Sumatera dan Flores.
Pada kegiatan hasil kerja sama KBRI London bekerja sama dengan Kementerian Perdagangan serta BI itu seluruh jenis kopi dipresentasikan dalam sesi coffee cupping yang dipandu Syafrudin, dari Specialty Coffee Association Indonesia.
Sementara itu Kepala Perwakilan BI London, Donny Hutabarat mengatakan BI memberikan kesempatan kepada dua petani kopi binaannya yang berasal dari Jawa Barat dan Bali untuk secara langsung memperkenalkan produk kopi mereka kepada masyarakat Inggris sebagai salah satu pasar ekspor kopi terbesar di Eropa.
"Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan dan memotivasi pasar ekspor kopi dari petani Indonesia," ujarnya.
Komang Sukarsana dari Kintamani Coffee yang mendapat pembinaan dari BI mengakui dari hasil Indonesia Coffee Day ada beberapa pembeli yang berminat dan bahkan ada yang ingin berkunjung ke Bali.
Direktur Gayo Mandiri Coffee, Mohd Amin mengatakan selama ini memang ada beberapa importir di London yang sudah membeli kopi dari Indonesia termasuk dari kopi Gayo Aceh, namun mereka masih membeli dari importir lain di Eropa.
Diharapkan dengan adanya acara temu bisnis yang diadakan KBRI banyak pengusaha dan pemilik kafe di London ingin membeli kopi secara langsung dari ekportir Indonesia. "Alhamdullilah ada beberapa buyer yang tertarik membeli kopi langsung dari kami," ujarnya.
Menurut Mohd Amin, sejak dahulu kopi Indonesia terutama kopi Gayo dilirik pembeli dari Amerika dan Eropa sebagai bahan blending untuk menjadi penyedap aroma bagi kopi yang dibeli dari negara lain.
Pada bagian lain Manajer Rantai Pasokan Kopi Fairtrade di Inggris Anna Pierides menyoroti peran sertifikasi Fairtrade produksi kopi organik yang membantu petani kopi Indonesia yang telah menghasilkan kopi premium senilai 4,8 juta dolar AS.
Baca juga: Saat 10 pengusaha kopi rambah Inggris Raya
Baca juga: Sandiaga menikmati Kopi Solong Ulee Kareng
Minister Counselor KBRI London Thomas Siregar kepada Antaranews London, Minggu, mengatakan importir dan pemilik kedai kopi tersebut menyatakan tertarik dan ingin berbisnis dengan pengusaha dan petani kopi Indonesia. Mereka mengakui kopi Indonesia memiliki cita rasa yang berbeda dari kopi instan.
Sebanyak 10 pelaku industri kopi dari Indonesia, termasuk barista milenial terlibat pada kegiatan yang digelar di East Wing Somerset House, gedung neoklasikal berusia 200 tahunan di jantung kota London itu.
Dubes Indonesia untuk Inggris Raya, Republik Irlandia, dan Organisasi Maritim Internasional, Rizal Sukma, mengatakan potensi pasar kopi Indonesia di Inggris sangat besar, mengingat ada tren perubahan tradisi di negara tersebut dari minum teh ke kopi.
Ia berharap kegiatan Indonesia Coffee Day dapat menjadi ajang promosi untuk meningkatkan ekspor kopi Indonesia ke Inggris.
"Sebagai produsen kopi terbesar keempat, pameran tunggal kopi Indonesia yang pertama di Inggris ini diharapkan bisa mendorong makin banyak kopi Indonesia hadir di Inggris," ujarnya.
Ia juga mendorong berbagai pihak untuk ikut mengembangkan industri kopi Indonesia, sebagaimana yang dilakukan Bank Indonesia dan Bank Mandiri, yang telah bermitra dengan beberapa petani kopi Indonesia.
Hadir dalam forum bisnis Indonesia Coffee Day adalah pemilik dan pengusaha kopi dari Pagalaram, Gayo Mandiri, Malabar, Bali Arabica, Dialog Coffee, Kopi Sarongge, Work Coffee, Ngopi Yuk, serta Petimera, yang membawa ragam kopi dari Aceh, Bali, Jawa Barat, Jawa Barat, Sumatera dan Flores.
Pada kegiatan hasil kerja sama KBRI London bekerja sama dengan Kementerian Perdagangan serta BI itu seluruh jenis kopi dipresentasikan dalam sesi coffee cupping yang dipandu Syafrudin, dari Specialty Coffee Association Indonesia.
Sementara itu Kepala Perwakilan BI London, Donny Hutabarat mengatakan BI memberikan kesempatan kepada dua petani kopi binaannya yang berasal dari Jawa Barat dan Bali untuk secara langsung memperkenalkan produk kopi mereka kepada masyarakat Inggris sebagai salah satu pasar ekspor kopi terbesar di Eropa.
"Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan dan memotivasi pasar ekspor kopi dari petani Indonesia," ujarnya.
Komang Sukarsana dari Kintamani Coffee yang mendapat pembinaan dari BI mengakui dari hasil Indonesia Coffee Day ada beberapa pembeli yang berminat dan bahkan ada yang ingin berkunjung ke Bali.
Direktur Gayo Mandiri Coffee, Mohd Amin mengatakan selama ini memang ada beberapa importir di London yang sudah membeli kopi dari Indonesia termasuk dari kopi Gayo Aceh, namun mereka masih membeli dari importir lain di Eropa.
Diharapkan dengan adanya acara temu bisnis yang diadakan KBRI banyak pengusaha dan pemilik kafe di London ingin membeli kopi secara langsung dari ekportir Indonesia. "Alhamdullilah ada beberapa buyer yang tertarik membeli kopi langsung dari kami," ujarnya.
Menurut Mohd Amin, sejak dahulu kopi Indonesia terutama kopi Gayo dilirik pembeli dari Amerika dan Eropa sebagai bahan blending untuk menjadi penyedap aroma bagi kopi yang dibeli dari negara lain.
Pada bagian lain Manajer Rantai Pasokan Kopi Fairtrade di Inggris Anna Pierides menyoroti peran sertifikasi Fairtrade produksi kopi organik yang membantu petani kopi Indonesia yang telah menghasilkan kopi premium senilai 4,8 juta dolar AS.
Baca juga: Saat 10 pengusaha kopi rambah Inggris Raya
Baca juga: Sandiaga menikmati Kopi Solong Ulee Kareng
Pewarta: Zeynita Gibbons
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2018
Tags: